"Cerita S adalah cerita dua anak manusia yang sangat berbeda"
Salsabiel 'Aliyyah Putri Mandaya - Salsa (21tahun)
Rony Parulian Putra Nainggolan - Rony (24tahun)
• Keluarga Salsa :
Danis Mandaya - Ayah Salsa
Rita Kusyala - Ibu Salsa
• Keluarga Rony:
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu sudah Rony di Surabaya. Meninggalkan hiruk pikuk ibukota dan segala macam pekerjaannya, ya, demi Salsa. Rony juga masih menunggu keajaiban datang kepada Salsa yang masih lelap tidur 10hari diruangan ini dengan alat bantu.
Ia selalu memberi kabar kepada keluarganya dan rekan-rekan di kantornya yang selalu menunggu Salsa kembali. Hanya do'a yang dapat dipanjatkan untuk Salsa kali ini. Memang, kedatangan Rony waktu itu membuat jemari lentik Salsa bergerak, namun setelahnya tidak ada lagi.
Sekali, Salsa menitikan air mata tanpa membuka matanya dan tanpa ada suara dari mulutnya. Keluarga Rony terus memberi support kepadanya akan kesembuhan Salsa, sahabat-sahabatnya pun demikian. Pada dasarnya, Rony sangat ingin menangis ketika ia memandang Salsa, namun Dokter selalu menyarankan agar memberi hal yang positif ketika berhadapan dengan Salsa.
Setiap hari Rony bercerita apapun yang ia pikirkan kepada Salsa. Setiap hari ia menceritakan hal yang random bahkan kadang belum pernah ia sampaikan ke siapapun. Sampai suatu ketika Rony Video Call dengan sahabat-sahabat Salsa yang membuat mereka semua menangis sesenggukan.
Setiap pagi, Rony menjaga Salsa hingga sore. Malam harinya orangtua Salsa ataupun asisten keluarganya yang menjaga. Dengan tlaten, Rony membersihkan wajah Salsa dengan handuk hangat, membeesihkan telapak tangannya juga. Sesekali dia mengusap halus wajah berseri Salsa dengan telapak tangannya sendiri.
"Caaa, udah hari ke 10 kamu bobo.. Kamu nggamau bangun kah? Aku udah disini seminggu lho, Ca.." (Ucap Rony yang seperti mode anak kecil.)
"Kamu inget ngga si, dulu kita ketemu di pantai, aku ngga sengaja nimpuk kepala kamu pake batu. Lucu banget ya, Ca, kamu kalo marah ngga nakutin tapi gemesin.. Mau ke pantai lagi ngga sama aku? Nungguin matahari terbenam.." (Sambungnya)
"Kemarin Nova, Amel, Syarla sama Nabila video call aku, Ca, ada Reyza juga ternyata, dia udah berubah sekarang Ca, dia baik. Mereka semua sesenggukan nangisin kamu. Kok kamu tega si, Ca, bikin mereka nangis begitu? Bangun yok, pada kangen tau sama kamu.." (Sambungnya lagi masih dengan nada bicara seperti anak kecil)
Rony selesai mengelap wajah dan tangan Salsa dengan handuk yang disediakan oleh rumahsakit. Meskipun sakit, Salsa masih menutup kepalanya dengan hijabnya. Dan itu semakin membuat Rony sadar betapa berbedanya mereka berdua.
"Ca, kamu sakit aja cantik gemesin, apalgi kalo sehat. Bikin aku salting tiap hari.."
"Plis banget inimah, Ca. Bangunnn.." (Tiba-tiba Rony tertunduk di genggaman tangan Salsa dan menangis)
Rony selalu menangis tiap kali memandang wajah Salsa, meskipun awalnya dia merasa kuat. Tiba-tiba ponsel Rony berdering, membuatnya menghapus airmata. Ya, teman-teman Rony mencoba video call dengannya pagi itu.
(Amel, Devan, Nova, Reyza dan Diman menelpon Rony di jam kerja) 📞 [Ronnn.. Mau liat Caca pliss..🥹] Suara Amel dan Nova bersautan