twenty-one

1.1K 129 24
                                    




---



Jaehyun menangkap sosok asisten pribadinya berjalan kearahnya ketika ia hendak memasang sarung tangan balap, dahinya berkerut mewanti-wanti laporan apa lagi yang hendak Pak Choi sampaikan kali ini.

"Ibu telah berangkat ke Perancis dini hari tadi Tuan."

"Make it short Pak Choi" laki-laki muda ini sudah tau tentang hal itu kenapa Pak Choi harus basa-basi lagi?

Sejak pertengkaran dengan Roseanne sejak semalam, tak usut membuat kepala Jaehyun mendingin. Dan kalau mungkin bisa, tolong bantu Jaehyun untuk membelah kepalanya. Pikirannya terlalu berisik untuk memilih prioritas mana yang harus ia pusingkan.

"Saya mendapat info bahwa Ibu tidak berada di kondisi yang sehat, kemungkinan beliau mendapat gejala flu." Jaehyun yang selesai dengan sarung tangannya dan hendak memasang helm, menatap pria paruh baya di depannya dan terdiam sesaat sebelum menarik nafasnya berat.

"Seperti semalam, tolong lakukan apa saja untuk dia." Ucapnya sembari memasang helm balapnya dan kakinya melangkah cepat ke arah roda empat putih dengan aksen merah dengan suara mesin yang meraung pelan.

"Jaehyun, sekali lagi aku katakan padamu. Jalannya licin, kamu harus berhati-hati" tepukan pada body pintu mobil menegaskan kembali ucapan Race Strategist pada pembalap di timnya.

Jaehyun mengangguk didalam rongga mobil balapnya, matanya sangat fokus dan mencoba mengatur nafas sekali lagi.

Di kala waktu yang telah ditentukan, mobil-mobil yang didesain khusus sudah menepati garis mereka masing-masing. Raungan kembali menggema dan semakin bersua kencang. Gemuruh hujan yang makin deras nyatanya tidak mengurangi semangat penonton yang memadati.

Ketika bunyi yang seolah menghitung mundur semakin mendekati point yang ditunggu di akhiri dentuman suara pistol, balapan telah dimulai.

Suara yang dihasilkan gesekan aspal dan ban yang keras tak lupa suara oktaf tinggi yang dihasilkan rem membuat suasana semakin menjawab apa yang dinantikan.

Putaran demi putaran berhasil dilewati dengan baik hingga membawa Jung Jaehyun diposisi kelima. Nyatanya ini menjadi kemunduran sepanjang perjalanan karir Jaehyun sebagai Racer, sudah di lap 183 dari 225.

"Shit! Fuck!" Tak hentinya mengumpat di setiap tikungan yang mungkin saja bisa membuat Jaehyun untuk satu atau dua langkah ke depan –nyatanya nol, selalu saja gagal.

"Jangan terlalu gegabah Jaehyun, easy." Nasehat operator terdengar dari intercom yang dipakai oleh si pembalap.

...  "Aku tidak tahu Jaehyun, dan aku tahu seharusnya aku tidak perlu tahu." Suara itu, tak ayal kembali memenuhi kepala Jaehyun. Kata demi kata, bagaimana intonasi yang perempuan itu katakan padanya.

"... pernikahan pura-pura ini tidak akan sesuai rencana awal jika salah satu dari kita memiliki perasaan lebih yang mau tidak mau akan melibatkan masalah pribadi satu sama lain. Sekarang aku bertanya padamu" Bagai momentum yang tak ia inginkan hadir, namun ia tahu apa kalimat tanya selanjutnya yang masih hangat ia ingat di dalam kepalanya.

Roda kemudi entah mengapa menjadi sulit ia kontrol, matanya menukik tajam sama halnya ketika ia membelokkan kendaraanya, kerutan dahi semakin ketara dan decihan keras ketika melihat apa yang terjadi di depan matanya.

Ditambah kalimat itu kembali membayanginya... "Jung Jaehyun, apakah kamu menyukaiku?"

Ada rasa yang tak biasa kembali hadir, menekan diafragma begitu keras hingga membuatnya hampir menahan nafas dan sesak membuatnya sepersekian detik membeku membayangkan bagaimana kecewa nya sosok yang menanyakan perasaannya.

cheese in the trap • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang