[1.2] The Tragedy

289 14 9
                                    

PS. semua yang ada di cerita ini dari tokoh hingga alur hanya karangan author. maaf jika ada kalimat menyinggung suatu pihak.

Warn! mengandung kata atau scene vulgar. yang berusia di bawah 17 tahun harap dilarang membaca.

One Month Later.

Maple menepati janjinya menemui Aeri. Dia berpenampilan layaknya warga desa ditambah tatanan rambut yang acak-acakan menambah kesan penyamaran mendekati sempurna. Maple bertanya pada beberapa warga namun semuanya mengatakan jika Aeri hilang sebulan yang lalu saat berlari menjauhi rumahnya. Mendengar itu Maple merasakan firasat tidak enak, di bertanya kembali kearah mana Aeri berlari.

"dia tidak akan menemuimu", Tomo mengatakan pada Maple dengan suara yang sangat ketus. Menghampiri Maple sambil membawa pemuda lainnya, Maple tidak tahu apa yang Tomo perbuat pada Aeri.

"tapi aku harus bertemu dengannya". ujaran Maple disambut tawa pengikut Tomo.

Sekarang dia paham maksud Aeri yang mengatakan jika pria muda di desanya sangat menakutkan dan urakan. Maple tidak mau membuang waktu berjalan di samping Tomo. Pergelangan tangannya dipegang oleh Tomo kemudian pria itu membisikan suatu kalimat ke telinga Maple meskipun harus berjinjit sedikit karena perbedaan tinggi badan.

"kamu... kekasih Aeri ya", Maple terkejut, dia tidak ingat jika Tomo pernah memergoki mereka saat keluar dari hutan.

Maple memundurkan badannya hampir menabrak kakek tua di belakangnya yang ternyata itu adalah kakek Kayo. Tomo menyeringai kemudian membawa semua pemuda kembali mengelilingi desa bukan untuk keamanan tapi untuk menggoda wanita muda yang bisa mereka temui.

Kakek Kayo menepuk pundak Maple. Ternyata Maple melamun di depan kedai kakek Kayo sehingga beliau harus menepuk Maple. "kamu mencari siapa anak muda?", tanya kakek.

Maple bingung harus mencari kembali Aeri atau tidak, tapi sore nanti kapalnya kembali berangkat maka harus cepat dirinya bertemu dengan Aeri. Maple mengatakan pada kakek Kayo namun aneh kakek Kayo memberi ekspresi sedih teramat di wajahnya.

Seperti ada firasat buruk soal Aeri, Maple bertanya dimana rumah kediaman keluarga Aeri pada kakek. "nak apa kamu orang luar? masuk sebentar ke rumah kakek".

Maple tidak bisa menolak dan masuk ke rumah tua kakek Kayo. Di dalam hanya ada dia seorang sudah duduk di tatami beralas bantal empuk. Dia diseduhkan sebuah teh hangat mengingat Aeri pernah memberikan rasa teh yang sama padanya beberapa bulan yang lalu, kakek Kayo membuka percakapan seolah mengetahui siapa Maple di posisi hidup Aeri.

"kakek sangat minta maaf mengatakan ini. Aeri menghilang sudah lebih dari sebulan, aku tidak menyarankan kamu pergi ke keluarga Aeri terlebih dirimu orang luar, nak". ucap kakek Kayo.

"menghilang? tidak ada yang tahu dia dimana?", benar saja firasat Maple. Aeri menghilang tepat 2 hari kepergian Maple kembali ke Kanada dan selama sebulan ini warga desa mencari keberadaan Aeri hingga semuanya lelah dan mulai merelakannya.

"semua ini karena-", ucapan kakek Kayo terhenti saat Tomo masuk kedalam rumah tanpa ada sopan santun.

Tomo menatap wajah Maple. Melihat pria itu kemarahan akan Aeri meluap kembali dan mencengkram baju yang Maple pakai entah diberi oleh siapa karena pakaian yang dia pakai merupakan pakaian tradisional pria Jepang. Maple mencengkram pergelangan Tomo tak kalah kuat hingga pria itu melepaskan tangannya.

"sudah aku peringatkan dirimu tua. semua orang luar baik wanita maupun pria tidak semuanya baik! dan kamu, berhenti mencari Aeri, Aeri itu calon istriku".

Kakek Kayo menepuk keras lengan Tomo agar cucunya diam. Benar, Tomo adalah cucu semata wayang kakek Kayo dan Aeri juga tahu soal itu namun tetap saja sebagai orang yang memiliki sopan santu Aeri tetap menghormati kakek meskipun dirinya kesal diganggu oleh Tomo.

(TO BE CONTINUED) AMARANTH | MARKSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang