cerita ini merupakan cerita karangan author. tidak ada kejadian real yang dimasukan disini karna ini adalah fiksi. untuk pembaca diharap jangan menghate karakter yang ada dalam cerita, cukup jadi pembaca yang menikmati alur cerita♡
note: jika ada adegan dewasa seperti lebih dari sebatas ciuman atau berpelukan, author akan tandai di bagian sub judul sebagai penanda.
"Aeri".Giselle membalikan badannya. Seorang pria yang dia kenal berjalan mendekatinya. Pakaian serba rapih, topi bergaya newboy dan jangan lupakan senyuman manis di wajah tampannya.
Tapi reaksi Giselle sangat terkejut. Dia tidak menyangka akan kembali pada mimpi yang sama seperti 7 bulan yang lalu.
"kenapa kamu terkejut seperti itu, Aeri?".
"Ma-Maple?".
Maple tersenyum menarik pinggang ramping Giselle ke dalam dekapannya. Dia kembali ke masa kelam itu. Giselle yakin jika pria di hadapannya benar-benar Maple dan tahun ini adalah tahun dimana Aeri atau dirinya mati.
Jaman mundur menjadi tahun 1967, 55 tahun yang lalu waktu berjalan. Baju yang dikenakan Giselle juga berganti menjadi pakaian wanita desa bernama Aeri.
"i miss u so much. maaf aku telat menjemputmu".
Seketika air mata Giselle menetes. Maple merasa bajunya sedikit basah dan menjauhkan badannya melihat sang pujaan hati menangis dalam pelukannya.
"why baby?". Maple mengusap air mata di pipi Giselle.
"kamu benar-benar Maple atau Mark?".
Maple memasang wajah bingung. "Mark? siapa pria itu?".
Maple menarik Giselle duduk di tepian sungai. Sungai yang akan menjadi akhir hidupnya bersama sang kekasih. Pria bernama Tomo yang dia kenal tidak memunculkan wajahnya.
Dia tidak ingat seperti apa Tomo dan hanya mengingat kejadian jahat itu hingga sekarang. Tapi anehnya dia masuk kembali ke tahun 1967.
Giselle memberanikan diri mengusap pipi Maple. Pria itu diam memperhatikan gerak gerik aneh dari Aeri alias Giselle di hadapannya. Tanpa ragu dia menggenggam tangan Giselle yang ada di pipinya sembari memejamkan mata indahnya.
"hari ini kamu aneh sekali. ada apa, Aeri? apa yang terjadi? katakan padaku".
"ti-tidak ada masalah. maaf aku terkejut kenapa bisa".
Maple membuka matanya dengan posisi tangan masih sama. "apa pria bernama Mark mengganggumu?".
Giselle bingung. Tapi dia merasa gemas dengan sikap Maple layaknya bayi cheetah yang merajuk. Sepertinya dia cemburu padahal kalau Giselle bisa menjelaskannya jika Mark dan Maple adalah orang yang sama.
Suasana hutan yang rimbun membuat merasa dejavu. Dua hari lagi waktunya Maple akan kembali ke Kanada dan sebulan kemudian Aeri mati tenggelam di danau ini.
"aku boleh mengatakan sesuatu?". Giselle membenarkan suaranya mencegah tidak serak sehingga kata-kata yang keluar dari bibirnya dapat terdengar jelas.
Maple memposisikan duduknya senyaman mungkin. Menggenggam tangan Giselle seolah memberi isyarat apapun yang akan wanita itu katakan maka dia siap mendengarkan.
"aku, aku bukan Aeri, Giselle adalah namaku. Mark yang aku sebutkan tadi adalah kamu, Maple. kita berada di waktu yang berbeda".
"aku bingung menjelaskannya tapi kamu dan Aeri harus bisa hidup bahagia. tolong cegah Tomo melakukan sesuatu pada Aeri". Jelas Giselle membuat Maple menjauhkan badannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(TO BE CONTINUED) AMARANTH | MARKSELLE
Hayran KurguAeri Uchinaga seorang gadis Jepang yang manis menemukan sosok pengubah hidupnya dari kesialan yang terus terjadi dikehidupannya, Maple Rea Zoffany. Maple menaruh harapan dan janji pada Aeri untuk terus bersama sampai suatu kejadian mengubah alur cer...