Aeri Uchinaga seorang gadis Jepang yang manis menemukan sosok pengubah hidupnya dari kesialan yang terus terjadi dikehidupannya, Maple Rea Zoffany. Maple menaruh harapan dan janji pada Aeri untuk terus bersama sampai suatu kejadian mengubah alur cer...
PS. semua yang ada di cerita ini dari tokoh hingga alur hanya karangan author. maaf jika ada kalimat menyinggung suatu pihak.
Warn! mengandung kata atau scene vulgar. yang berusia di bawah 17 tahun harap dilarang membaca.
Aeri mengendap masuk ke dalam kamar orang tuanya. Dia mengambil lentera lebihan dan membawa keluar kemudian menyalakannya di luar rumah. Kondisi desa sudah sepi karena hampir memasuki waktu dini hari. Aeri berjalan mengitari desa seorang diri bertemu dengan seorang pria yang sedang berjaga, pria yang dia temui pagi ini.
"wanita macam apa kamu keluar dini hari?", Aeri duduk disampingnya. Pria itu ternyata Tomo, Tomo menatap Aeri yang hanya menggunakan baju tidur panjang berwarna putih gading. Rambut yang terurai membuat dirinya benar-benar definisi primadona sebenarnya.
"tentang pagi ini. aku tahu masalahmu jadi tolong kamu lepas masalahku".
Tomo terdiam. Tak lama setelahnya suara tawa keluar dari mulut itu seolah apa yang Aeri katakan adalah ancaman ringan. "maksudmu masalah apa? aku yang hobi bergulat ranjang dengan wanita di desa ini?", tawanya berlanjut ketika wajah Aeri di anggap lucu oleh Tomo.
Di desa ini bisa di hitung tangan jumlah wanita seumuran Aeri. Bahkan ada yang di umur 20 tahun sudah mengambil beban orang tua karena pergaulan yang sangat bebas tanpa diketahui orang dewasa. Umur segitu bisa dibilang sudah dewasa, namun dewasa dalam artian tubuh bukan tanggungjawab seperti ini.
Aeri belum pernah di sentuh intim oleh pria lain bahkan Maple sekalipun. Karena itu, Aeri menganggap Maple adalah pria suci dan baik yang pernah dia miliki. Ciuman diantara keduanya hanya dianggap ciuman saling memberi pesan jika mereka saling mencintai tidak lebih. Tapi masalahnya disini adalah Tomo mengetahui kejadian itu dimana peraturan desa sudah Aeri langgar.
"Aeri. kamu tahu kan betapa cintanya semua pria di desa ini. aku tidak mengenal pria Kanada itu tapi aku pastikan tidak ada yang akan menyukai hubungan kalian".
Tomo mengambil beberapa helai rambut Aeri dan menciuminya membuat sang empu menarik paksa helaian miliknya. Aeri tidak bisa mengatakan apapun lagi, dia berharap Maple bisa segera kembali dan membawanya pergi dari sini, tapi harus menunggu 6 bulan bukanlah waktu yang sebentar.
Aeri beranjak dari tempatnya membenarkan syal menutupi bagian lengan sambil mengangkat lenteranya. Di perjalanan pulang dia merasa jika hal ini sampai ke telinga orang tua maka tidak ada harapan Aeri bisa hidup bahagia bersama pria yang dia cintai.
"Aeri kamu dari mana nak?", suara sang ayah mengejutkan Aeri. Si ayah menghampiri putri semata wayangnya dan menyampirkan selimut ke tubuhnya.
"ayah, boleh aku menanyakan sesuatu?".
Sang ayah mengangguk. Aeri ragu untuk menanyakan ini jikalau si ayah bisa saja murka atau bahkan lebih buruknya mencurigai Aeri lalu mengetahui faktanya maka Maple dalam bahaya. Aeri mengacungkan jari kelingking, seolah tahu kode dari sang anak, ayah Aeri menautkan kelingkingnya pada kelingking Aeri.
"kenapa... kenapa kita tidak bisa berteman baik dengan orang luar? apa bedanya mereka dengan keluarga Theodore?". Pertanyaan Aeri tidak dijawab dengan cepat. Ayah Aeri melepas tautan kelingking dirinya dan anaknya. Setelah diam cukup lama, sang ayah membuka suara.
"karena mereka tidak pantas mendapat cinta dari kita. tidak pantas meskipun mereka meminta izin untuk mencintai kita"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.