4. Burung
Durasi penawar mamakan waktu cukup lama. Terhitung sudah dua bulan Gio berjuang dengan rangkaian treatmen Formula X-983dv. Selama itu pula ia banyak mengalami kemunduran dan penurunan kesehatan. Pagi ini, Rani mengubah tidur anak asuhnya dari miring kanan menjadi rebah. Gio mengerang, tulangnya serasa remuk kala dipaksa berubah posisi. Terlebih ada banyak alat yang keluar masuk ke tubuhnya. Mereka turut bergerak dan menimbulkan sensasi linu, panas dan perih.
Rani hanya diam merespon erangan, tetap berkutat dengan rutinitas wajibnya. Mengosongkan kantung kateter, menyiapkan peralatan mandi dan membuka diaper. Membiarkan alat vital Gio yang kotor berlapis feses terekspos lalu menunggu sampai tuntas.
Gio tak lagi mandi menggunakan comode chair. Badannya masih sangat rapuh dan menyakitkan untuk sekedar duduk. Inilah akhirnya, ia mandi di tempat tidur yang diberi alas underpad. Hanya diusap-usap dengan handuk basah dan air sabun.
"Hari ini kita jadi berlibur ke kota, Mas", Rani membuka obrolan sambil membersihkaan kekacauan di bokong dan penis Gio.
Disela rintihan, Gio tersenyum lebar. "Aku ikut Ran?"
"Tentu"
"Boleh lihat ikan?"
"ikan?", Rani sejenak heran, kenapa ikan lagi. Kemudian maklum karena selama ini Gio tak banyak tahu tentang dunia luar karena terhalang keadaan. "Ya, boleh. Ada lumba-lumba di kanal"
Aktivitas mandi usai, sekarang waktunya dressing. Kegiatan yang menyita waktu. Cream pelembab dibalur ke seluruh kulit, kemudian badan Gio dimiringkan lanjut dengan mengobati dekubitus di punggungg. Ini adalah luka terlebar sejak awal Rani merawat. Pantas saja Gio sangat tersiksa saat obat dioleskan.Kateter Gio dilepas. Hari indah ini Leo memberikan penis putranya sedikit kenyamanan. Rani lantas membalut batang kelamin Gio dengan cream, kapas dan perban lembut sebab tadi ditemukan luka iritasi disana. Tiga lembar insert pad dilapis dua popok dibentangkan membuat selangkangannya terbuka lebar kala perekat ditempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giorgino
Science FictionBerada dalam keluarga ini adalah hal utama yang aku syukuri. Mereka sangat peduli dan menyayangiku. Namun aku salah.