12. Pecah
Semua manusia yang ada di ruangan putih itu kalang kabut mendapati objek penelitian mereka mengalami kejang hebat dan tak kunjung berhenti selama nyaris satu jam pasca dosis terakhir formula C10 diberikan. Tubuh amat rapuh di atas pembaringan seketika luruh, bunyi nyaring mesin-mesin medis bersautan. Memberikan tanda bahwa keadaan kritis semakin memuncak.
Tekanan darah terus naik lalu akhirnya mengalami pecah pembuluh pada otak. Keadaan ini menyulitkan mereka karena reaksi dosis Formula C10 tidak sesuai yang diharapkan dan kemungkinan besar mereka akan kehilangan objek eksperimen.
"Lakukan pembedahan, segera bereskan kekacauan ini", Dokter Maikal panik, "Dan hubungi Rose untuk segera menemukan objek yang serupa"
"Tapi butuh waktu, Dok. DNA anak Leo sangat langka dan selama ini Rose belum bisa menemukan"
Dokter Maikal gusar, "Kalau begitu bawa dua anak lain dari Leo"
"Anda sudah memeriksa berberapa kali dan mereka hanya anak biasa"
Sial. Hanya ada dua solusi, pembedahan dan mencari kandidat baru. Pembedahan pun penuh resiko, otak anak Leo itu mengalami pecah pembuluh padahal satu-satunya akses pemberian formula hanya dari sana. Jika otak itu mati, tak ada gunanya lagi Gio berada dilaboratoriumnya. Sedangkan mencari objek baru membutuhkan waktu dan belum tentu dapat menemukannya.
◻️◻️◻️◻️◻️
Operasi telah usai namun sayang, para dokter hebat itu hanya mampu mengembalikan Gio pada tingkat vegetative beserta banyak komplikasi. Dengan kondisi mati otak, Gio tak lagi masuk dalam golongan anak spesial favorit Dokter Maikal.
"Selama pengganti Gio belum ditemukan, kita tetap harus melakukan penyempurnaan Formula C10 dan dosis yang telah lebih dulu berhasil bisa segera rilis", komando Dokter Maikal.
"Dokter Leo ingin bertemu, apakah boleh?", tanya seorang perawat.
"Tunggu saja di ruangan ku. Aku aku menemuinya dan mengurus kepulangan serta kompensasi untuk putranya"
◻️◻️◻️◻️◻️
Leo duduk berhadapan dengan Dokter Maikal. Di atas meja tersaji beberapa lembar dokumen yang harus keduanya tandatangani. Tentang kondisi Gio, kepulangan, pengobatan pasca rilis dari laboratorium dan surat bebas tuntutan. Semuanya dibaca kembali dengan baik dan tanpa ragu mereka bubuhi tanda tangan sebagai penguat.
Hati Leo berkecamuk, ia ingin berteriak dan menangis dalam waktu bersamaan. Rasa bahagia atas bebasnya Gio menjadi pelepas penatnya selama ini namun tangis tak dapat dibendung tatkala kondisi putranya amat rusak.
Andai saja ia tak terjebak pada eksperimen Alba dan Dokter Maikal, pasti Gio tumbuh setara anaknya yang lain. Sayang sekali ia malah turut terseret arus dan tenggelam dalam proyek senjata biologis negara. Mengorbankan salah satu putranya hingga mengalami nasib buruk sepanjang usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giorgino
Science FictionBerada dalam keluarga ini adalah hal utama yang aku syukuri. Mereka sangat peduli dan menyayangiku. Namun aku salah.