8. Dewasa

3.2K 72 23
                                    

8. Dewasa

Ruangan kembali sepi. Pesta kecil perayaan ulang tahun Gio yang ke-26 telah usai. Erin, Kama dan Rani kembali ke rumah. Mata Gio masih terbuka, mengamati ayahnya yang sibuk. Ia sendiri sudah lelah dan ingin menyerahkan akan semua percobaan ini. Tapi entah mengapa malah mereka begitu suka dengan tubuh rapuhnya.

Tanpa Gio sadari, Leo menyibak selimutnya. Gio dapat merasakan udara dingin menyapu menusuk kulit telanjangnya.

Cukup lama Leo mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk Sang Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama Leo mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk Sang Putra. Harus teliti dan hati-hati. Lantas kedua kaki Gio dibentangkan ke sisi kanan kiri bertumpu pada penyangga.

"Hooork, kraaak", Gio kesakitan saat tungkainya dipaksa melebar.

Handuk kecil dan popok Gio dibuka. Lalu melepas kateter dari penis. Syukurlah, ia Leo tidak perlu memanggil Fano untuk membersihkan kotoran karena Gio belum buang air besar.

Langsung saja lima suntikan dihujamkan pada sekitar anus, lima lainnya pada ujung dan pangkal alat vital

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung saja lima suntikan dihujamkan pada sekitar anus, lima lainnya pada ujung dan pangkal alat vital. Gio menggeliat, apa lagi yang ayahnya lakukan. Leo tampak memperlihatkan beberapa benda yang ia tak tahu untuk apa. Satu persatu benda itu diaplikasikan.

Sebuah tabung vacum ditempelkan pada penis Gio lalu tak lama hisapan kecil terasa memijat-mijat. Dari tabung itu terlihat batang kelamin Gio yang bengkak berdenyut mengikuti setiap hisapan mesin otomatis. Semakin panjang dan memerah.

"Kraaak, hoooog...", Gio menggelinjang.

"Kerja bagus nak, ini hadiah ayam untukmu. Maaf terlambat menyadari kalau kau sudah dewasa"

Tangan Leo kembali bergerak , menempelkan kabel elektroda pada puting, testis dan sekitar anus. Lalu mengatur timer di mesin sisi kiri.

"Alat bantu seksual ini akan menghisap penismu, ayah juga menambahkan vibrator agar kamu semakin melayang ke udara. Mesinnya akan menyala otomatis dua hari sekali pukul sembilan malam dan saat penismu menyembur, ayah akan sumbangkan ke Bank Sperma"

Leo menjelaskan tanpa peduli bahwa Gio tak bisa mendengar.

Fano datang, ia ditugaskan melubangi perut Gio dan memasang selang kateter menembus kandung kemih. Kemudian mengganti diaper Gio ke ukuran lebih besar lagi karena ada vacum, prolaps dan kabel-kabel elektroda pada bagian kemaluan.

"Dok, sudah bisa dinyalakan vibratornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dok, sudah bisa dinyalakan vibratornya. Kateter dan popok terpasang", instruksi Fano.

Leo langsung menekan tombol power pada mesin dan betapa bahagianya saat Gio menggelinjang lemah. Gio merasakan kesakitan namun juga ada sensasi lain yang ia tak tahu bagaimana mendeskripsikannya. Cukup lama pompa itu memijat penis Gio dan akhirnya sperma menyembur keluar mengisi tabung vacum.

"Fano, masukkan spermanya ke dalam wadah ini dan minta uji laboratorium. Jika hasilnya bagus, lusa kau harus rutin memasukkan sperma putraku ke bank", kata Leo.

Usai ejakulasi, Gio kehilangan kesadaran. Fano mengembalikan posisi kaki pasiennya dan diselimuti.

"Baik, Dok. Saya yakin sperma Mas Gio sangat baik"

"Aku berkecil hati, dia banyak menerima efek bermacam obat"

"Aku berkecil hati, dia banyak menerima efek bermacam obat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◻️◻️◻️◻️◻️◻️◻️

Sedikit intermezzo dari Babang sebelum Gio dapet dosis selanjutnya.

Hadeeh makin ngaco ga sih?

GiorginoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang