AYAH DARMO | Dilabrak
•Bruak
Hanna tersentak saat tiba-tiba saja meja kantin yang ada di depannya dipukul dengan cukup kuat. Gadis yang sedang memakan baksonya itu sontak saja tersedak hebat. Beruntung saja teman yang ada di sampingnya dengan sigap memberikannya minuman.
"Eh, maaf-maaf, Han. Aku pikir kamu nggak akan sekaget itu." ringis seorang pemuda yang menjadi pelaku pemukulan tersebut.
Hanna yang sudah berangsur pulih lantas menatap pemuda itu dengan sebal. Sebelum kemudian mendaratkan pukulannya pada lengan berotot tersebut.
"Dasar jail. Aku jadi kesedak gara-gara kamu." omel Hanna.
Arman, pemuda yang sudah membuat Hanna tersedak itu tampak menyengir. Ya, hubungan mereka akhir-akhir ini menjadi semakin dekat karena Arman yang gencar mendekati Hanna. Namun sebaliknya, Hanna hanya menganggap pemuda itu sebagai temannya saja.
Hanna memang sering mendengar desas-desus jika Arman menyukainya. Namun gadis itu selama ini memilih diam dan tidak ingin berasumsi sendiri. Lagipula pemuda itu juga tidak pernah menyatakan perasaannya secara gamblang padanya.
"Ya udah, aku minta maaf ya, cantik." balas Arman dengan suara melembut. Jangan lupakan tangannya yang sedang menepuk ubun-ubun Hanna berkali-kali. Membuat semua orang yang ada di sana merasa jika mereka memiliki hubungan yang spesial.
Hanna hanya mempoutkan bibirnya dengan wajah sebal. Sekalipun tak merasa baper dengan perhatian yang Arman berikan barusan. Padahal banyak siswi yang menyaksikan kejadian itu dengan perasaan iri.
Arman yang melihat raut sebal dari Hanna lantas terkekeh. Dengan santai pemuda itu mendudukkan dirinya di depan Hanna. Lalu menyeruput es teh yang masih tersisa setengah milik Hanna.
Hanna sontak saja melotot tidak terima karena Arman seenaknya saja meminum minumannya. Namun dia hanya bisa mendengus karena pemuda itu memang sangat jahil padanya.
"Kamu kok minum es teh punyanya Hanna sih, Man." celetuk teman Hanna yang duduk di samping gadis itu. Namanya Wulan, anak dari salah satu ibu kantin yang ada di sekolah mereka.
Arman yang mendapat pertanyaan itu lantas melirik Wulan dengan senyum miring.
"Pengen ngerasain rasanya minum dari sedotan bekas Hanna. Ternyata rasanya enak juga." balas Arman terkekeh.
Wulan yang mendengar jawaban dari Arman menjadi malu sendiri. Namun berbeda dengan Hanna yang justru memutar bola matanya malas. Sudah Hanna bilang kan, Arman memang gencar sekali menggodanya. Namun pemuda itu belum pernah menyatakan perasaannya secara langsung.
Netra Arman melirik Hanna dengan seringai kecil. Setelah berhasil mengantar gadis itu pulang beberapa minggu lalu, dia memang mulai gencar mendekati Hanna secara terang-terangan. Arman bertekad ingin memiliki hati gadis pujaannya itu.
"Nggak usah dengerin Arman, Lan. Dia emang rada-rada .. " Hanna tak melanjutkan kalimat terakhirnya. Namun dia memberi isyarat lewat gerakan jari telunjuknya yang ditempelkan di dahi.
Sontak saja hal itu membuat Wulan tertawa kecil. Hanya Hanna yang berani mengatai Arman seperti itu. Siswi yang lain tidak akan mungkin bersikap demikian pada Arman yang notabene nya adalah salah satu most wanted yang ada di sekolah mereka.
"Woah.. parah kamu Han ngatain aku sinting." decak Arman tak percaya jika Hanna mengatainya seperti itu. Dia menampakkan ekspresi seolah terluka karena ucapan Hanna.
Hanna dan Wulan yang melihatnya sontak saja terkikik. Apalagi Hanna yang terlihat puas karena berhasil mengerjai Arman. Gadis itu hanya menjulurkan lidahnya untuk mengejek Arman yang memberengut karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH DARMO [Sequel Nona-ku Canduku]
Romance"Kamu selamanya milik Ayah, Sayang." -Darmo "Hanna cuma milik Ayah Darmo." -Hanna Cerita ini merupakan sequel dari NONA-KU CANDUKU yang berkisah tentang cinta beda usia antara tukang kebun bernama Darmo yang menjalin kasih dengan anak majikannya sen...