AYAH DARMO | Status Baru
•Seorang gadis remaja dengan seragam abu-abu yang masih melekat di tubuhnya, tampak beberapa kali mengusap peluh yang membanjiri pelipisnya. Napasnya terengah dengan tubuhnya yang mulai terasa lelah karena harus berjalan cukup jauh untuk sampai ke rumahnya.
"Kenapa motor Ayah harus mogok, sih. Hanna kan jadi harus jalan kaki pulang perginya." gerutu seorang gadis yang menyebut dirinya Hanna.
Benar, gadis yang tengah menggerutu saat ini adalah Hanna Purwadinata. Sosok cantik bertubuh mungil yang merupakan anak ketiga dari pengusaha kaya raya bernama Rama Purwadinata.
Lalu jika Hanna adalah anak dari seorang konglomerat, kenapa dia harus capek-capek berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya?
"Hanna.. " seru seorang pemuda berparas tampan yang tengah mengendarai motornya.
Langkah kaki Hanna terhenti saat mendengar namanya dipanggil. Dia lalu menoleh dan menatap heran pada sosok pemuda yang memanggilnya tadi.
"Arman? Ada apa?" tanya Hanna dengan sebelah alisnya terangkat naik. Tentu saja gadis itu mengenal siapa pemuda di depannya ini.
Pemuda bernama Arman itu tampak tersenyum malu-malu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sebenarnya aku cuma mau ngajak kamu pulang bareng, Han." jawab Arman tampak kikuk.
Hanna mengerutkan keningnya mendengar jawaban Arman, teman sekelasnya. Memang selama hampir satu semester ini, hanya pemuda itu yang berani terang-terangan mendekatinya.
"Em, nggak usah deh, Ar. Aku bisa pulang sendiri kok. Lagian rumah aku juga udah deket." tolak Hanna halus.
Dia hanya tidak ingin teman-teman di sekolahnya melihat dirinya berboncengan dengan salah satu siswa populer di sekolahnya itu. Dan membuat fans dari Arman merasa marah padanya.
Namun sepertinya Arman tidak ingin menyerah begitu saja. Sudah beberapa kali dia menawarkan diri pada Hanna. Gadis cantik yang enam bulan lalu menjadi siswi pindahan di sekolahnya.
"Ayolah, Han. Masak tiap aku nawarin kamu pulang bareng, kamu selalu nolak terus. Aku nggak ada maksud apa-apa, kok. Beneran." bujuk Arman dengan wajah memelas.
Hanna yang merasa tidak enak pada pemuda itu akhirnya mengiyakan ajakannya. Membuat Arman memekik tertahan saking senangnya. Sepertinya tidak ada salahnya Hanna mengiyakan ajakan Arman untuk kali ini. Lagipula mereka sekarang juga sudah tidak berada di area sekolah.
"I-Ini aku langsung naik aja ya?" tanya Hanna kikuk. Merasa malu karena baru pertama kalinya dibonceng oleh seorang pemuda. Pasalnya selama ini dia hanya pernah dibonceng sosok ayah-nya saja.
Arman mengangguk sembari menyunggingkan senyumnya. Rasanya masih terasa seperti mimpi karena bisa membonceng gadis cantik yang selama ini dia incar.
"Kamu hari ini kenapa jalan kaki pulangnya, Han?" tanya Arman membuka suara. Iris gelapnya sesekali melirik Hanna dari balik kaca spion motornya.
Motor yang dikendarai Arman saat ini tengah melaju dengan kecepatan sedang di jalanan beraspal yang sedikit terjal. Beberapa bagian jalan tersebut bahkan telah banyak berlubang dan pasti akan menimbulkan genangan air jika hujan datang.
"Motor Ayah aku mogok, Ar." jawab Hanna sekenanya.
Gadis itu tampak menggigit bibir bawahnya dengan raut gugup. Bagaimanapun ini pertama kalinya dia berdekatan dengan pria selain ayah-nya. Sehingga membuat dirinya terlihat kikuk dan salah tingkah.
Arman hanya ber-oh ria mendengar jawaban Hanna. Tak tahu harus bersikap bagaimana karena dirinya juga merasa bingung. Ini pertama kalinya dia berani mendekati Hanna. Gadis pindahan di desanya yang memiliki paras menawan layaknya gadis kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH DARMO [Sequel Nona-ku Canduku]
Romance"Kamu selamanya milik Ayah, Sayang." -Darmo "Hanna cuma milik Ayah Darmo." -Hanna Cerita ini merupakan sequel dari NONA-KU CANDUKU yang berkisah tentang cinta beda usia antara tukang kebun bernama Darmo yang menjalin kasih dengan anak majikannya sen...