AYAH DARMO | Bertemu
•Bel pertanda istirahat pertama telah berbunyi dua menit yang lalu. Hanna tampak sibuk merapikan buku-bukunya di atas meja ketika Wulan mendekatinya.
"Kamu kok masih di sini sih, Han. Cepetan ke ruang guru ketemu sama Kak Rangga." ujar Wulan heran karena Hanna terlihat sangai sekali.
Hanna berdecak malas sembari merapikan bukunya asal-asalan. Sebenarnya jika dia bisa memilih, dia tidak ingin datang ke ruang guru menemui Rangga. Sudah bosan dia dibenci banyak siswi di sekolahnya karena dekat dengan Arman. Hanna tidak mau lagi mereka semua semakin membencinya karena menemui Rangga di ruang guru.
"Nggak usah ke sana bisa nggak sih, Lan. Sumpah, aku males banget ketemu sama dia." keluh Hanna yang membuat Wulan mendelik tak percaya.
Gadis itu sampai geleng-geleng mendengar ucapan Hanna barusan.
"Ya ampun, Hanna.. bisa-bisanya kamu males ketemu orang ganteng kaya Kak Rangga. Kalau aku mahh jadi kamu bakal cepet-cepet nemuin dia." jawab Wulan yang memang menjadi salah satu siswi di kelas yang mengagumi ketampanan mahasiswa KKN tersebut.
Hanna hanya memutar bola matanya mendengar jawaban Wulan yang menurutnya terlalu melebih-lebihkan. Baginya, Rangga hanyalah pemuda beruntung karena dikaruniai wajah yang tampan. Selebihnya tidak ada yang spesial di mata Hanna.
Namun dia tidak berminat menimpali ucapan Wulan barusan. Biarlah gadis itu berkecoh sesukanya.
"Aku keluar dulu." ujar Hanna pelan, sembari melangkah keluar dari kelasnya.
Baru selangkah dia berjalan keluar dari pintu kelasnya, tiba-tiba saja dua orang siswi menghadangnya. Keduanya merupakan teman sekelas Hanna.
"Kamu mau ketemu Kak Rangga, Han?" tanya Naya.
Hanna mengernyit heran saat mendapati teman satu kelasnya yang tidak terlalu akrab dengannya tiba-tiba saja menegurnya.
"Ada apa emangnya?" tanya Hanna jutek. Sepertinya Naya memang bersikap sok akrab dengannya karena menginginkan sesuatu.
Naya yang awalnya tersenyum manis dengan sekejap merubah ekspresinya menjadi datar. Lalu menatap Hanna dengan raut sinis.
"Jutek banget sih jadi orang. Jangan mentang-mentang kamu deket sama Arman, terus sekarang dipanggil sama Kak Rangga, kamu jadi sombong gini." ujar Naya memperlihatkan tanduknya.
Apa Hanna marah mendengar ucapan Naya? Tidak, Hanna justru merasa jengah. Selama hampir 1 tahun dia bersekolah di sini, sudah banyak siswi yang terang-terangan tidak menyukainya. Tak jarang dia mendapat intimidasi dan ujaran kebencian seperti yang Naya katakan tadi. Bahkan lebih parah dari ini.
"Udah selesai ngomongnya? Kalau udah aku mau pergi nemuin Kak Rangga." kata Hanna jengah, dan dengan sengaja menekan 3 kata terakhirnya. Lalu segera berlalu dari hadapan Naya dan satu temannya yang lain yang menatap kepergiannya dengan wajah kesal.
Saat jaraknya sudah jauh dari kelasnya, pundak Hanna seketika merosot dengan helaan napas kasar. Ekspresi tenang dan jutek yang beberapa menit lalu dia tampilkan langsung berganti dengan raut memberengut.
"Kenapa sih mereka semua selalu berpikiran buruk tentang aku?" gumam gadis itu dengan pipi menggembung.
Hanna kembali berjalan sembari menghentakkan kakinya. Meluapkan rasa kesal yang sejak tadi dia tahan karena ucapan Naya. Gadis itu tidak menyadari jika ada seseorang yang memperhatikan semua gerak-geriknya sejak tadi.
"Sial. Ternyata selama ini kamu sembunyi di sini, Gadis Kecil." desis seorang pemuda berparas tampan dengan jas almamater yang melekat di tubuh jangkungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH DARMO [Sequel Nona-ku Canduku]
Romance"Kamu selamanya milik Ayah, Sayang." -Darmo "Hanna cuma milik Ayah Darmo." -Hanna Cerita ini merupakan sequel dari NONA-KU CANDUKU yang berkisah tentang cinta beda usia antara tukang kebun bernama Darmo yang menjalin kasih dengan anak majikannya sen...