AYAH DARMO | Kelulusan
•Suasana haru dan senang tampak menyelimuti gedung tempat wisuda purna siswa kelas 12 yang tengah berlangsung. Hari ini merupakan acara kelulusan Hanna dan teman-temannya. Tampak para siswi mengenakan kebaya dan berdandan cantik layaknya seorang putri dalam satu hari ini. Begitu juga dengan para siswa yang terlihat tampan dengan kemeja putih dan jas hitam yang mereka kenakan.
Di antara barisan dari para wisudawan hari ini, terdapat seorang gadis cantik dengan riasan sederhananya tengah terduduk gelisah di tempat duduknya. Siapa lagi kalau bukan Hanna, yang tengah mencari dimana keberadaan Darmo.
Sedari tadi, netra beningnya tak lepas menyapu barisan para wali yang diundang untuk datang ke acara wisuda para putra-putrinya. Namun sampai saat ini, Hanna tak kunjung mendapati batang hidung Darmo.
Suasana hati Hanna tiba-tiba berubah sedih memikirkan jika Darmo tidak akan datang di acara kelulusannya. Gadis cantik itu terlihat murung, tidak seceria seperti tadi saat baru datang.
Di tengah lamunan sedihnya itu, seseorang tiba-tiba saja menyenggol lengannya. Membuat Hanna mendongak dengan alis terangkat naik.
"Dipanggil Wulan." ujar teman kelas Hanna yang duduk di sebelahnya.
Hanna lantas menoleh ke arah Wulan yang berada di barisan belakangnya. Gadis itu juga tampak cantik dengan kebaya merah yang dia kenakan. Jangan lupa rambut panjangnya yang ditata rapi dengan hiasan bunga di atasnya.
"Kamu kenapa, Han?" tanya Wulan tanpa suara. Gadis itu seolah mengerti akan keresahan hati Hanna.
Hanna tampak menggeleng, namun sejurus kemudian menampilkan raut memberengut. Dan hal itu diperhatikan dengan jelas oleh Wulan.
"Ayah aku kaya nya nggak datang." jawab Hanna dengan raut sendu.
Wulan mengerutkan keningnya membaca gerakan bibir Hanna. Apalagi wajah Hanna kini terlihat sangat sedih. Tidak seceria saat baru saja datang bersamanya.
"Kok gitu? Bukannya kamu udah ngasih undangannya?" tanya Wulan lagi, yang dijawab Hanna dengan anggukan.
Dua hari lalu, Hanna memang memberikan undangan untuk Darmo. Namun pria itu tak mengatakan apapun. Hanna pikir Darmo akan datang seperti biasanya ketika mendapat undangan pertemuan wali murid.
Wulan jadi ikut mencari keberadaan Darmo setelah mendapat jawaban dari Hanna. Netranya menyapu barisan para wali murid dan sukses membola saat mendapati seseorang yang tidak dia sangka kehadirannya. Dan lebih herannya lagi, saat ini orang itu tengah duduk bersama ayah Hanna.
Wulan hendak memanggil Hanna lagi. Tapi gadis itu sudah lebih dulu kembali menatap ke depan. Ketika Wulan ingin memanggilnya sekali lagi, suara pemandu acara yang menyuruh kelasnya untuk segera berdiri membuatnya mengurungkan niat. Sebentar lagi kelasnya mendapat giliran untuk naik ke atas panggung untuk menerima ijazah dan pemindahan letak tali toga.
Wulan mendengus karena tidak sempat mengatakan apapun pada Hanna. Pasti gadis itu masih bersedih karena mengira jika ayahnya tidak datang. Dan entah kenapa dia juga ingin memberitahu Hanna tentang kedatangan salah satu mahasiswa yang pernah mengajar di sekolah mereka beberapa bulan lalu.
Pluk
"Jangan ngelamun, Lan. Ayo cepet jalan." ujar seorang siswi yang baru saja menepuk pundak Wulan. Membuat gadis itu berjengit karena terkejut.
Wulan mengedarkan pandangannya dan mengerjap saat melihat teman-teman di depannya sudah berjalan beriringan menuju samping panggung. Dia baru sadar jika kelasnya kini mendapat giliran untuk naik ke panggung.
"Nanti aja deh aku kasih tau Hanna." gumam Wulan sembari mengikuti langkah para temannya yang sudah berbaris lebih dulu di depan sana.
|•|
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH DARMO [Sequel Nona-ku Canduku]
Romance"Kamu selamanya milik Ayah, Sayang." -Darmo "Hanna cuma milik Ayah Darmo." -Hanna Cerita ini merupakan sequel dari NONA-KU CANDUKU yang berkisah tentang cinta beda usia antara tukang kebun bernama Darmo yang menjalin kasih dengan anak majikannya sen...