1. It's Hard to Live

15.6K 880 42
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

cw/ implisit mature

Tubuh Renjun bergetar hebat, rasa dingin mulai menjalari tubuhnya. Ia bisa merasakan satu persatu pakaian yang membalut tubuhnya terlepas.

"T- tolong hentikan, Tuan.. T- Tolong.. Lepaskan, Aku.. Hiks.. " Suara parau dan gemetar Renjun tidak mendapat balasan apapun. "Tolong.." suara lirih nan putus asa itu kembali memohon. 

Kecupan kecupan kecil terasa di lehernya. Renjun masih berusaha menolak. Tubuhnya ia bawa ke kanan dan ke kiri, ia harus berontak.

"Harum sekali... " Suara berat itu menyapa telinganya. Tubuh Renjun kian menegang, dan wajahnya semakin basah oleh air mata. Tidak! Tidak! Tolong! Seseorang Tolong Renjun.  Wangi menyengat alkohol tercium oleh hidungnya.

"Tuan.. K-kumohon berhenti.. Anda sedang mabuk.. Tolong sadarlah.. " Renjun  dengan suara serak karena tangisnya berusaha mendorong jauh Orang yang berusaha menindihnya. Tapi dia kalah tenaga, sentuhan sentuhan itu semakin membuat Renjun merasa merinding dan kotor. Oh, Tuhan.. Apa salah Renjun hingga dia terjebak dalam kondisi seperti ini?

"Aku mau pulang.. Hiks.. Mama.. "

Malam itu.. Benar benar menjadi malam yang panjang untuk Renjun. Desahan dan isakan benar benar memenuhi ruangan itu sepanjang yang Renjun ingat.

***

Renjun bangun dengan badan pegal dan sakit, bagian bawah tubuhnya terasa lengket dan sakit. Sakit, sakit.. Renjun kesakitan. Air mata Renjun kembali menetes. Tangannya meraba sekitar. "Mama.." panggilnya dengan suara serak. 

Dia Buta, dia lemah dan sekarang dia kehilangan kehormatannya. Renjun merasa kotor sekali sekarang.

Apakah Tuhan membencinya?

Renjun kembali meraba sekitar nya. Tapi, Kosong.. Apa semalam hanya mimpi? Tapi mengapa rasanya sakit sekali? 

"Siri.." panggil Renjun lirih. Tapi tidak ada jawaban. "Siri!" kali ini dia memanggil dengan suara yang lebih kencang. Masih tidak ada jawaban. "Ah, Oh.. Mama.. Bagaimana ini?" Tangis Renjun semakin deras. Ia semakin terisak. Tangannya berusaha mencari ponsel yang kemungkinan terlempar. Tidak peduli dengan tubuh yang belum di balut apapun. 

"Tolong, Siapapun.." ucapnya berulang sambil terus meraba. "Bagaimana ini?" 

Renjun ketakutan, bagaimana jika ponselnya terlempar jauh ke tempat yang tidak bisa ia jangkau? Renjun meraba semakin tidak beraturan. Tidak! Tidak boleh! 

"Tolong.. Jangan.." Jangan sampai apa yang dipikirannya terjadi. Dan, dapat! Dengan seluruh kewarasan yang Renjun punya, Renjun berusaha mengaktifkan lagi ponselnya

"Siri? Tolong sambungkan pada Mama.." Ponselnya dengan cepat memproses perintahnya. Terdengar beberapa kali nada sambungan.

"Sayang! Apa kau baik baik saja?" Suara cemas Mamanya langsung terdengar.

Tangis Renjun makin menjadi jadi. "M-Mama.." 

"Sayang! Kau baik baik saja? Tetap tersambung dengan Papa.. Papa akan segera menemukanmu" Suara tegas Papanya terdengar kali ini.

"Renjun bisa mendengar suara detik jam, sayang?" suara lembut dengan sedikit getaran bisa Renjun dengar. 

"Tidak, Renjun tidak bisa dengar apapun.." balas Renjun dengan suara lemah. 

"Kalau begitu bisa menghitung sampai 100, Jika Mama dan Papa menemukan Renjun sebelum hitungan 100, mengerti? Renjun harus menghitung sampai 100 dengan benar, mengerti?" titah sang Mama dengan suara bergetar karena menahan tangisnya. 

Renjun mengangguk. Mulai menghitung meski beberapa kali harus mengulang dari awal karena hitungannya salah.

Suara langkah kaki terdengar, Renjun menoleh ke arah sumber suara dengan penuh harap.

"Astaga.. Renjun!" Suara panik Mamannya terdengar.

Sebuah kain lembut hangat langsung menyapanya, melingkupi tubuh Renjun yang dingin karena AC yang menyala. 

"Renjun merasa kotor sekali, Mama..  Renjun ingin mati saja.. Renjun menyusahkan Mama dan Baba.. Hiks.. " Renjun terisak, Renjun juga bisa merasakan Mamanya juga menangis.

"Maafkan Renjun, Ma.. Tapi, Renjun ingin mati saja.." ucap Renjun berulang ulang. 

"Sayang, Jangan katakan apapun lagi ya.. Kita sekarang pulang.. Semuanya akan baik baik saja.. Seperti sebelumnya.. " Suara lembut Mamanya terdengar. Renjun tahu Mamanya berusaha menahan tangisnya. 

"Maaf, Mama.."

Mungkin karena tangis yang tidak pernah berhenti, Renjun merasa kesadarannya semakin menghilang saat pelan seseorang mengangkat tubuhnya. Apa itu Papanya? "Papa pasti kecewa sekali.." katanya lirih sebelum akhirnya dia kehilangan kesadarannya. 

_____________

Bersambung 

Remake cerita BLIND!! Hehehe.. Yang udah baca jangan sampe spoiler ya? Spoiler tipis boleh dehh.. Selamat baca Blind lagi ya temen temenn..

Maaf kalo banyak kurangnya yaa!!

See you soon!!

BLIND | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang