Inget cuman fiksi, Happy Reading!
*
Renjun bisa merasakan ada seseorang yang duduk di ranjangnya, tubuhnya dia bawa untuk berbalik. "Siapa?" tanyanya.
"Aku Jeno.." balasan itu membuat Renjun merasa tubuhnya membeku.
"Aku akan pulang, aku kemari untuk pamit.." kata Jeno pelan.
"Oh? Eung.. Hati hati.." jawab Renjun kaku.
"Kita akan menggunakan pernikahan dengan konsep pantone. Karena ini musim semi pasti akan sangat cantik.. Warna soft pink itu akan terlihat cantik untukmu, atau kau ada ide lain?" tanya Jeno.
Renjun menggeleng. "Seperti apapun tidak masalah, aku hanya ingin musiknya jangan terdengar terlalu keras dari jarak jangkauku. Aku tidak menyukainya.." balas Renjun.
"Tentu saja, besok ayo kita katakan saat kita bertemu vendornya.." ajak Jeno antusias.
Renjun menyembunyikan tubuhnya di balik selimut. "Kalau begitu, pergi sana.. Jangan membuat keluargamu menunggu.." ucapan Renjun sedikit teredam karena tubuhnya yang tersembunyi.
Jeno tersenyum simpul. "kalau begitu selamat malam Renjun, untuk hari ini jangan tidur terlalu lelap. Menjelajahlah yang jauh dalam dunia mimpi, buatlah petualangan yang menyenangkan dan ceritakan padaku besok.."
"Atau kalau tidak keberatan, sudikah anda mengundang hamba yang kecil ini ke pesta mimpimu nanti? Mari kita bertemu disana malam ini, Tuan Putri.." suara lembut itu malah membuat mata Renjun terasa memanas.
Tidak terdengar suara apapun lagi setelah suara lagkah kaki yang menghilang dari balik pintu. Renjun mengusap perutnya pelan. "Maafkan aku ya, katanya jika aku sedih kau bisa merasakannya juga. Maafkan aku... Mulutnya manis sekali, jangan jangan dia punya banyak pacar rahasia, menurutmu bagaimana?" Bisik Renjun pelan.
"Kau juga setuju denganku, ya kan? Pokoknya harus setuju!"
*
Saat pemberkatan tadi, Renjun bisa merasakan tangan dingin dan berkeringat milik Jeno meski suaranya lancar dan lantang. Renjun tersenyum simpul kala itu, Jeno bisa menutupinya dengan baik. Keren sekali.
Renjun sejak awal bisa mendengar bisikan bisikan itu, namun suara itu sekarang jauh lebih jelas. Membuatnya semakin tidak nyaman.
'Apakah itu pasangan putra kedua Jung?'
'Dia buta?'
'Kudengar dia buta setelah kecelakaan untuk mendapatkan informasi proyek Museum'
'Astaga.. Aku turut prihatin pasti berat'
'Untung saja dalang itu sudah ditangkap.. Menyedihkan sekali ya.. '
'Tapi mungkin saja mereka menikah karena keuntungan perusahaan? aku dengar mereka baru bertemu kok..'
'wah, serius? Malang sekali..'
Renjun ingin menutup telinganya yang makin sensitif semenjak penglihatannya hilang. Dia benci ini, dia ingin segera pergi saja.
"Astaga, Renjun! Ini gila, Pernikahanmu lebih dari mewah, elegan.. Aku tidak bisa menggambarkanya.." seru Jaemin berapi-api.
Renjun tersenyum tipis. "Tapi terlalu banyak orang, Padahal aku sudah meminta untuk pernikahan privat saja. Hanya mengundang orang-orang terdekat.. " gumaman Renjun masih bisa di dengar Jaemin.
Jaemin tertawa. "Ini terhitung hanya mengundang orang-orang penting, Injun-aa.. Aku melihat hanya orang penting yang diundang" ucapan Jaemin membuat Renjun terkejut. "Benarkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND | NOREN
Fanfiction[COMPLETED] REMAKE STORY FROM MY FIRST STORY Apakah Tuhan membenci Renjun? Cahaya sudah hilang, Semangat hidupnya meredup. Lalu kemudian Tuhan menitipkan Malaikat kecil ke hidupnya yang kemudian menghadirkan Malaikat lainnya. Apakah Renjun harus...