Inget cuman fiksi, Happy Reading!
*
"Jisung-aaa lihat siapa yang datang? Aunty kesayangan Jisung dataaaaang!!!" Suara Jaemin memenuhi apartemen Renjun.
Renjun menghela nafas. "Jaemin.. Pelankan suaramu.." teguran Renjun hanya dibalas cengiran tak berdosa Jaemin.
"Lihat lihat, apa yang aku bawa untuk Jisung? Lucu bukan? Kemarin saat aku berbelanja aku melihat ini dan terlihat lucu sekali, kan? Ayo kita coba di Jisung pasti gemas sekali!" ujar Jaemin bersemangat sambil memamerkan sebuah baju bayi berbentuk kostum kucing.
"Aku sudah mencucinya kemarin, jadi kita bisa langsung memakaikannya.." lanjutnya bersemangat.
Renjun kembali menghela nafas. "Jaemin.. Aku sudah mengatakannya soal hal ini bukan? Bayi tumbuh cepat dan baju Jisung sudah banyak sekali.."
"Ini yang terakhir.." balas Jaemin cepat.
Mata Renjun memicing, "Kau juga mengatakan begitu dari kemarin kemarinnya lagi!" seru Renjun kesal.
Jaemin meringis. "Maafkan aku benar benar tidak bisa menahan diri setiap melihat baju bayi.." ucap Jaemin penuh penyesalan.
Renjun menarik nafas. Ia sebenarnya lebih dari tahu bahwa Jaemin memang melakukan ini pada Jisung atas kehilangan bayinya. Tapi, rasanya ini akan semakin buruk jika Renjun terus membiarkannya begini. Jadi, meski merasa tidak enak. Renjun harus membuat batasan.
"Renjun-aa, kenapa hasil cookiesnya hitam?" Siyeon muncul dengan nampan berisi cookiesnya yang sudah mengenaskan.
"Ah, Cookiesnya!!" seru Renjun tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Renjun menatap cookiesnya nanar.
"Aku tidak tahu, aku meninggalkannya sebentar tapi sudah begini.." jawaban penuh rasa bingung tapi rasa bersalah Siyeon.
"Kau pasti memasukan suhu yang salah, astaga cookies.. Bagaimana kau bisa payah sekali dalam memasak?" tanya Renjun sambil berusaha merelakan cookiesnya dibuang ke tempat sampah.
"Ya, maka dari itu aku harus mengencanimu agar persoalan makananku baik baik saja.." Siyeon menggandeng tangan Renjun. "Jadi, mau menikah denganku?"
Renjun menatap Siyeon sangsi."Bukannya mantanmu itu Jeno? Kenapa malah bersikeras menikahiku sih?"
"Loh aku belum bercerita denganmu soal ini?" tanya Siyeon bingung. "Aku berpacaran dengan Jeno karena taruhan dengan temanku. Kemarin aku kemari karena jika aku tidak melanjutkannya aku kalah. Hadiahnya lumayan tahu..." Siyeon menyebutkan sebuah villa mewah di salah satu daerah yang terkenal dengan tempat wisatanya.
"Kau mengencaniku karena taruhan?" Jeno muncul dengan raut wajah tidak percaya.
"Ya! Kau pikir aku mau mengencani workaholic macam dirimu? Yang aku inginkan itu seseorang seperti Renjun, cantik dan bisa melayaniku sepenuhnya di rumah. Jadi, Renjun mau menikah denganku? Aku janji akan memperlakukanmu jauuuuuuuuuuuh lebih baik dari si Jeno ini.." Siyeon menatap Renjun dengan tatapan penuh binar.
Mata Renjun memicing. "Aku tidak suka berselingkuh atau harus memulai hubungan tidak jelas. Kehidupanku sudah baik dengan Jeno.." balasan Renjun membuat Siyeon cemberut dan Jeno tersenyum lebar.
Jeno memeletkan lidahnya ke arah Siyeon. Aku menang, wlee..
Siyeon berdecih. "Baiklah, aku akan mencoba besok lagi.. Aku tidak akan menyerah hanya karena kalian sudah menikah, kalian tahu? Aku akan membuat Renjun jadi milikku, lihat saja nanti.."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND | NOREN
Fanfiction[COMPLETED] REMAKE STORY FROM MY FIRST STORY Apakah Tuhan membenci Renjun? Cahaya sudah hilang, Semangat hidupnya meredup. Lalu kemudian Tuhan menitipkan Malaikat kecil ke hidupnya yang kemudian menghadirkan Malaikat lainnya. Apakah Renjun harus...