2. Irresponsibility

9.9K 737 16
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

Jeno perlahan bangun dari tidurnya dengan kepala yang berdengung hebat. Bagus! Semalam entah berapa botol yang ia minum.

"Bagus ya.. Sejak kapan berani mabuk?" Sebuah suara tegas itu membuat jeno mengangkat kepalanya. "Ada masalah apa sampai kau berani mabuk begitu?" Tanya sang kakak lagi.

"Ini gak akan terjadi lagi.. Kemarin itu kalah total di acara after party pernikahan temanku" desis Jeno pelan lalu beranjak dari tempat tidurnya berniat membersihkan diri karena sadar kemarin dia melewati mandi sorenya, lalu sesaat kemudian dia menyadari baju dan celananya sangat acak acakan banyak terbuka di sana sini. Reflek ia menutup tubuhnya dengan selimut. "Apa yang hyung lakukan padaku semalam?" Jeno menatap Kakaknya horor.

"Jeno hyung pulang udah acak acakan kok.. Untung saja Paman dan Bibi sedang di New York.. Kalo mereka tahu habis Jeno hyung.. " Adik sepupunya muncul begitu saja bersender di pintu kamarnya.

Jeno mengangkat sebelah alisnya. "Ngapain malem malem di sini? Kabur dari Aunty Jaejoong lagi ya?" tuding Jeno, membuat Sungchan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Kau melecehkan submisive buta semalam.. Kau tak ingat?" Suara Mark, Kakak jeno membuat Jeno bahkan Sungchan membelalakan matanya. Menutup mulutnya.

"Benarkah? Lalu hyung bisa bisanya membuatku lari dari masalah.. " desis Jeno tak suka.

"Dan membiarkan kau menjadi headline berita pagi ini? Tidak Terimakasih.. Kau tahu perusahaan sedang sulit makanya Appa pergi ke New York, kau punya otak untuk berpikir tidak sih?" omel Mark kemudian.

"Dan lagi kau masih berkuliah Jeno, bahkan masih magang di pekerjaanmu. Bagaimana bisa bertanggung jawab.. " Mark manatap Jeno tajam.

"Tetap saja aku harus bertanggungjawab.. Gak ada laki laki yang meninggalkan tanggung jawabnya begitu saja.. " balas Jeno malas.

"Lagipula.. Aku sudah hampir menyelesaikan kuliahku. Minggu depan aku sidang jika hyung lupa.. " lanjutnya.

Suasana mulai mencekam. Sungchan mulai merasa tidak nyaman berada di situasi panas kedua sepupunya. "Sudahlah, hyung.. Kita bisa mencari orang itu lalu hyung bisa bertanggung jawab nanti.." Sungchan berusaha menengahi.

Jeno segera beranjak pergi menuju kamar mandi. "Jeno baru sadar, ternyata Mark hyung bisa menjadi pria tidak bertanggung jawab juga..  dan kau, Sungchan.. Cepat pulang sekarang, Jangan membuat Mommy mu kesal karena kabur kaburan.."

Malah Sungchan yang menghela nafas, ini kenapa masih panas juga sih? Sedikit kesal karena pada akhirnya dia tetap terbawa ke masalah kakak beradik itu.

Mark mengusap wajahnya. Dia juga kalut dan tidak bisa berpikir jernih semalam. Yang dia pikirkan tanggungjawabnya sebagai si sulung yang tidak bisa membuat orang tuanya kecewa. Sekarang dia merasa bersalah karena meninggalkan si sub itu begitu saja. Sadar suasana Mark juga mendung, Sungchan menepuk Kakak sulungnya itu.

"Uchan tahu Mark hyung sudah berusaha yang terbaik.. Reputasi yang buruk akan membuat saham perusahaan Jung memburuk kan? Apalagi nilai saham sedang turun sekarang.. " Sungchan terlihat sibuk berfikir.

Mark terkekeh pelan. "Jangan pikirkan hal lain.. Urusi saja ujianmu. Kau sudah kelas 3. Bersiap untuk ujian masuk Universitas" Mark mengusap kepala sepupunya lalu menepuk pundaknya pelan.

Sungchan berdecih pelan, melihat Mark yang pergi menjauh. "Kau juga! Nilai saham sedang turun jangan sibuk berpacaran!" Seru Sungchan sebal.

Terdengar suara tawa Mark dari kejauhan. Sungchan menghela nafas melirik kamar mandi kakaknya yang masih tertutup rapat. Sudahlah, Sungchan tidak ingin mengambil pusing. Dia harus segera pergi untuk kerja kelompok bersama Shotaro.

Aah.. Shotaro, pasti pemuda itu sedang merengut karena Sungchan sudah membuatnya menunggu. Tanpa sadar sebuah senyuman terbit. Biarkan masalah dua sepupunya menjadi masalah mereka. Sungchan juga punya masalah sendiri dengan hatinya. Hehe..

***

Suasana kamar itu tampak sangat sesak, walaupun sangat rapih namun terasa sangat pengap. Di sana di tengah besarnya kasur,  Renjun masih asyik bergelung dengan selimutnya.

Renjun benci dirinya sekarang, sangat benci. "Injun, Gege pulang.. " Suara lembut kakaknya menyapa telinganya.

Renjun tidak bergerak. Xiaojunnya menghela nafas, mengelus sedikit kepala Renjun yang menyembul dari Selimut.

"Maaf karena Gege baru pulang sekarang ya? Pasti kemarin Injun pergi karena tidak sabar keluar rumah.." ujar Xiaojun lembut. "

"Apa Injun tidur ya? Apa Gege pulang terlalu lama? Maafkan Kakak yang tidak bisa selalu menjagamu ya.. Seandainya, tidak ada proyek yang melibatkan Kakak.. Kakak pasti akan selalu berada di samping Injun, Maaf karena Gege masih tidak tahunya masih terlibat dalam pekerjaan ini, Injun.." Suara lirih Kakaknya membuat Renjun meneteskan kembali air matanya.

"Injun.. Tadi Gege bertemu Nana.. Nana bilang Nana rindu bertemu Injun, Nana bilang dia akan segera menemui Injun setelah Skripsinya selesai.. "

"Apa Injun tidak mau menyelesaikan skripsi Injun? Gege bisa membantu Renjun... Maaf yaa.. Karena gege Injun harus mengalami semua ini.. Seharusnya gege tidak meminta mu menyetir malam itu hanya untuk keegoisan keberlangsungan proyek gege.. Harusnya.. " Suara Xiaojun tertahan, Renjun bisa mendengar jelas Kakaknya menangis terisak.

Renjun mati matian menahan tangisnya, menggigit bibirnya kuat kuat. Tak lama kemudian Xiaojun beranjak pergi, terdengar suara pintu tertutup. Renjun tidak bisa menahannya lagi, Tangisnya luruh, ia menangis sejadi jadinya. Haruskah ia menyalahkan Gegenya atas semua yang terjadi? Gegenya?

Bahkan meski Gegenya terus meminta maaf, hatinya masih terasa berat sekali. Apa dengan maaf penglihatannya akan kembali? Tidak bukan? Bahkan hingga kini seluruh untaian maaf dari sang Gege tidak juga membuatnya pulih dan bisa melihat indahnya dunia. Tidak bisa membuatnya kembali memegang kanvas dan melukis.

Renjun memeluk lututnya erat. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Kenapa? Beri Renjun alasannya Tuhan.. Renjun benar benar lelah..

___________

Bersambung

Haloo, Makasih yang udah mau nyempetin baca, vote sama komennya ya! See you soon!!!

BLIND | NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang