13. Egois?

659 32 2
                                    

Sesampainya di rumah sakit Naren langsung masuk kedalam ICU untuk mendapatkan perawatan intensif. Mama Naren membuka handphone milik putranya dan mencari nomer seseorang yaitu Rasya namun malam itu Rasya tidak bisa dihubungi.

Mama Naren mencoba mencari lagi nomer lain dan menemukan nomer milik Alara disana.

"Halo? Apa benar ini Alara?" mama Naren menelfon Alara.

"Iya benar, ini dengan siapa ya?" jawab seseorang dari seberang telfon.

"Ini mamanya Naren"

"Oh iya tante, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nara.

"Kamu bisa ke rumah sakit sekarang? Tante butuh orang untuk jagain Naren" ungkap mama Naren.

"Naren kenapa tan?" tanya Alara dengan sedikit panik.

"Kamu dateng dulu ya? Nanti tante jelaskan disini, tante kirim alamatnya sekarang" jawab mama Naren.

"Baik tante".

Setelah mendapat kabar tersebut Alara berpamitan dengan kedua orang tuanya dan pergi diantar oleh supir pribadi keluarganya.

Alara berlari sekuat tenaga agar segera sampai keruangan dimana Naren dirawat. Disana hanya ada Mama Naren seorang diri yang sedang duduk dikursi tunggu.

"Tante, ini Alara" panggil Alara sambil duduk disebelah Mama Naren.

"Alara terima kasih sudah mau datang ya? Rasya tidak bisa dihubungi" jelas mama Naren.

"Besok Alara coba hubungi Rasya ya tante. Tante tenang dan fokus ke Naren aja" sambil memegang kedua pundak mama Naren.

Kondisi Naren pun kian membaik, namun dokter belum memperbolehkan Naren untuk pulang dan harus tetap dirawat.

Mama Naren adalah orangtua tunggal yang mengharuskan mengurus segalanya sendiri. Alara tetap setia mendampingi Naren selagi Mama Naren mengurus hal lain.

"Gue coba hubungi Rasya kali ya?" monolog Alara.

Alara kemudian mengambil slingbag yang ada terletak disofa dan mencari handphone miliknya.

"Padahal Naren selalu prioritasin lo Sya" gumam Alara dan langsung memasukkan handphone miliknya kedalam slingbag kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal Naren selalu prioritasin lo Sya" gumam Alara dan langsung memasukkan handphone miliknya kedalam slingbag kembali.

"Alara?" Naren baru saja tersadar dan dibalas senyuman oleh Alara.

"Rasya mana? Kok kamu yang disini?" tanya Naren.

"Rasya masih ada keperluan, nanti dia juga kesini jengukin lo" jawab Alara seadanya.

"Gue disini jagain lo atas permintaan mam-"

"Aku kangen Rasya Ra, tolong bawa Rasya kesini karna handphone aku masih dibawa mama" ungkap Naren memotong ucapan Alara.

Alara lagi-lagi hanya bisa terdiam tanpa punya kesempatan untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia rasa.
Sudah terlihat jelas bahwa dihati Naren hanya ada 2 wanita, yang pertama ibunya dan Rasya kekasihnya.

Ingin rasanya Alara menangis tapi jika diingat kembali sudah berapa banyak airmata yang Alara keluarkan? Bahkan Naren pun tidak pernah tahu sebanyak apa, setetes pun Naren tidak pernah tahu.

Suasana hening, Alara hanya mengamati Naren secara diam-diam yang sedang fokus pada layar televisi diruangan tersebut.

"Kalo boleh tau, lo sebenernya sakit apa Ren?" tanya Alara memecahkan keheningan.

Naren diam, rasanya ia tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut karna sampai saat ini hanya ia dan keluarganyalah yang tau soal penyakit ini. Ah, termasuk Rasya.

"Jantung, dari kecil" jawab Naren singkat.

Cepat atau lambat Alara pasti akan mengetahuinya karna Alara lah yang menemaninya selama berada di rumah sakit ini, itu yang membuat Naren memutuskan untuk memberitahukannya pada Alara.

Ting!

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung...

Rasya egois ga sih menurut kalian?
Atau Naren yang egois?

Jangan lupa vote ya...

Maaf kalau updatenya lama, karna lagi ngurus berkas untuk daftar cpns juga hehe do'ain lulus ya... Tapi aku usahakan tiap hari bisa update🙏

Sampai jumpa lagiii🤗

Berhenti Disini (Naren-Alara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang