26. Birthday

175 9 5
                                    

Dua bulan selepas peresmian toko, kesibukan Alara semakin meningkat. Selain ia harus meng-handle toko miliknya, ia juga tetap harus beekrja diperusahaan sang papa.

Belum ada percakapan lebih serius mengenai lamaran Naren dua bulan lalu.
Sebenarnya Alara ingin sekali menanyakan kapan Naren akan melamar Alara secara resmi. Namun ia berpikir bahwa Naren hanya belum siap, Alara yakin Naren akan membicarakan lebih lanjut tentang hal ini jika memang sudah waktunya.

Jam yang melingkar dilengan Alara menunjukan pukul 16.32 WIB, dimana ia harus pergi menemui Naren.
Sepasang kekasih itu hendak pergi kesuatu tempat yang sering Naren kunjungi.

Ddrrttt ddrttt!

Alara meraih ponsel yang beeada diatas meja kerjanya. Nama sang kekasih tertera dilayar ponsel miliknya.

Halo?

Halo Ra? Kamu udah selesai?

Udah, ini baru mau keluar ruangan

Yauda aku tunggu diparkiran ya

Oke

Setelah mengakhiri sambungan telpon, Alara bergegas keluar ruangan miliknya menuju parkiran untuk menemui sang kekasih.

Setibanya sampai di parkiran, Alara langsung masuk kedalam mobil dimana Naren sudah duduk menunggu dikursi pengemudi.

"Maaf nunggu lama ya?" ucap Alara sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Gapapa. Kita langsung aja ya? Keburu sore" jawab Naren sambil menyalakan mobil miliknya.

20 menit keduanya menelusuri jalan yang cukup padat, akhirnya sampai ditempat tujuan yaitu pemakaman dimana Rasya dimakamkan.

Kaduanya turun dari mobil dan langsung masuk kearea pemakaman.
Namun sebelumnya, Naren mengambil sesuatu dari dalam bagasi mobil.

Naren dan Alara tiba dimakam milik Rasya. Mereka duduk saling berhadapan dekat dengan batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Rasya.

"Kamu bawa apa Ren?" tanya Alara yang memandang sebuah box berukuran sedang.

"Hari ini Rasya ulang tahun Ra. Kami selalu merayakan ulang tahun satu sama lain" jawab Naren sambil mengeluarkan cake dari dalam box.

"Selamat ulang tahun Rasya... Semoga kamu lebih bahagia sekarang" sambung Naren kembali sembari meletakkan bucket bunga mawar merah didekat nisan Rasya.

"Selamat ulang tahun Sya. Semoga lo tenang diatas sana ya... Tenang, gue bakal jagain Naren dan dia bakalan bahagia lagi tanpa ngelupain lo" ucap Alara sambil memegang nisan Rasya.

"Naren udah lamar gue Sya waktu peresmian toko gue. Gue bener-bener kaget banget, ga nyangka Naren bisa buat suprise yang sweet. Sekarang udah jadi tugas gue untuk lanjutin tugas lo bahagiain Naren" sambungnya.

"Dilamar waktu peresmian cabang toko donat, itu dulu kayanya jadi keinginan kamu ya Sya? Aku wujudin Sya, lewat Alara" ungkap Naren dengan mata yang berkaca-kaca.

Mata Alara juga berkaca-kaca tanpa sadar. Bukan karena terharu, melainkan terkejut mendengar ungkapan Naren.

Bahkan untuk rencana besar dalam hidupnya yang melibatkan Alara, masih ada bayang-bayang Rasya didalamnya.

Setengah jam mereka menghabiskan waktu di makam Rasya, akhirnya memutuskan untuk pulang.
Sepanjang perjalanan Alara diam tanpa sepatah katapun. Ada yang ingin ia tanyakan pada Naren namun ia menahannya.
Lagi pula ini bukan pertama kalinya Naren masih melibatkan Rasya dalam hubungan mereka.

"Ada yang mau kamu tanya Ra?" tanya Naren sambil tetap fokus memandangi jalanan.

"Eng-enga" jawab Alara sedikit gugup.

Naren tersenyum sembari melihat sekilas wajah wanita yang berada disampingnya.

"Aku sayang sama kamu Ra. Aku lamar kamu ya karna aku mau" jelas Naren.

Alara tidak menanggapi sepatah katapun atas penjelasan Naren, akan menjadi perdebatan panjang jika ia tetap ingin membahasnya.
Dan demi menghindari Naren, Alara memanfaatkan perjalanan menuju rumahnya untuk tidur.

Bersambung...

Jangan lupa vote, komen, share yaa...

See you...

Berhenti Disini (Naren-Alara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang