Chapter 10

600 69 13
                                    

Hellooooo Author kembali masih dengan motivasi untuk membuat kalian semua ter-Kyaaa-kyaaa
(☆/>u</)

Warning : Adegan dibawah terkait adegan dewasa 18+

Sudah 4 jam aku berada di rumah Sae bersama Aiku, Kaiser dan dua mahasiswi yg tergabung dalam tim penelitian yang sama denganku, tentu saja Sae juga termasuk di dalamnya. Yang aku syukuri adalah dua mahasiswi itu bukanlah salah satu dari penggemar mereka bertiga, kecuali salah satunya yang bernama Yui merupakan pacarnya Sae. Aku cukup mengenal baik mereka berdua namun tidak dekat sampai bisa dikatakan berteman.

Hari sudah menjelang sore, namun penelitian kami bahkan belum sampai 40%. Dan sekarang kami sedang beristirahat sejenak dan mengobrol santai, kecuali Aiku yang sedang menggoda satu mahasiswi lain yang bernama Nagisa, yang diabaikan begitu saja oleh gadis itu. Perhatian kami teralih oleh kemunculan beberapa orang yang sangat kukenali. Rin yang merupakan adik Sae, Bachira, Isagi dan Hyoma. Aku hampir tersedak begitu Hyoma muncul dari balik pintu.

"HYOMA??"/" KAK (NAME)?? " ucap kami berdua yang terkejut secara bersamaan.

"Kakak kok disini?" tanyanya sambil berjalan mendekatiku dan mengambil tempat, duduk disebelahku. Lebih tepatnya diantaraku dan Kaiser, yang sepertinya dia sengaja melakukannya. Dan Kaiser terlihat jelas kesal karenanya. Aku tertawa canggung.

"Aku.... Kami sedang mengerjakan project penelitian" jawabku dan Hyoma mengangguk mengerti. Rin, Bachira dan Isagi ikut mendekat dan mengambil tempat untuk duduk dekat dengan kami.

"Halo kakak cantik, kita ketemu lagi" ucap Bachira menyapa. Yang membuat Hyoma mendelik kesal padanya.

"Halo juga Bachira" aku menyapa balik sambil tersenyum.

Isagi dan Rin juga menyapaku dan yang lainnya dengan sopan.

Setelah berbincang cukup lama, Sae memintaku untuk membantunya, bersama Rin juga, membuat makan malam untuk kami bersepuluh. Karena memang hanya kami bertiga yang bisa memasak.

Ketika sedang fokus memasak, Sae tiba-tiba mengajukan pertanyaan padaku.

"Anak itu, tunanganmu.... Apa kau benar-benar mencintainya?" tanyanya.

Aku tersenyum canggung, dan sedikit merasa bingung memikirkan alasan kenapa dia menanyakan hal seperti itu.

"Tentu saja, kami sudah bersama sejak kecil dan lagi pula dia tunanganku" jawabku.

Sae yang sedang memotong daging menghentikan kegiatannya, begitu juga dengan Rin yang sedang mencuci sayuran. Keduanya menatapku dengan tatapan yang aku tidak dapat artikan.

"Kurasa kau tidak benar-benar mencintainya. Kau hanya merasa sudah seharusnya kau mencintainya karena dia adalah tunanganmu dan kalian sudah bersama sejak kecil. Itulah yang kupikirkan ketika aku melihat kalian berdua"

Kalimat Sae, entah kenapa aku tidak bisa membantahnya. Aku terdiam dan melanjutkan kegiatan kami yang tertunda yaitu memasak. Sae juga sepertinya mengerti dan tidak memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh. Begitu juga dengan Rin yang memang sejak awal hanya menyimak.

Setelah selesai makan malam, kami semua memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Aku pulang bersama Hyoma, dia bersikeras mengantarku pulang ke apartemenku setelah berdebat terlebih dahulu dengan Kaiser dan Aiku yang berebut tentang siapa yang akan mengantarku pulang. Namun sejak tadi dia hanya berjalan dalam diam. Tidak seperti Hyoma yang biasanya banyak bercerita padaku. Dan aku sendiri juga sedang dalam kondisi yang ingin mengobrol, dan tenggelam dalam pikiranku sendiri. Masih memikirkan kalimat Sae sebelumnya.

Tanpa terasa kami sampai di apartemenku.

"(Name), boleh aku menginap?" pertanyaan Hyoma membuatku terlonjak karena terkejut.

"Ah, I-itu..... Um, baiklah" jawabku memperbolehkannya. Tatapan Hyoma entah kenapa terasa aneh ditambah dengan dia memanggilku dengan namaku, entah kenapa membuatku merinding.

Aku duduk di lantai bersandar pada tempat tidurku sambil mengeringkan rambutku. Sedangkan Hyoma sedang mandi. Apartemenku hanya memiliki satu kamar, jadi kami berdua akan tidur bersama. Wajahku memanas dan memerah begitu tersadar akan hal itu.

"Wajahmu merah, apa yang sedang kau pikirkan?"

Hyoma berbisik pelan di telingaku membuatku sangat terkejut. Aku memegangi dadaku, berusaha menormalkan kembali detak jantungku.

"S-sejak kapan kau ada disebelahku?" tanyaku.

"Sejak kau mulai bengong dan wajahmu mulai berubah merah. Kau memikirkan yang tidak-tidak ya?"

Terdengar jelas nada bicaranya yang seolah meledekku, membuatku sedikit kesal. Aku mencubit pipinya membuatnya mengaduh kesakitan.

"Jangan meledekku lagi"

"Baiklah maaf" ucapnya.

"Tapi benarkan?" tanyanya lagi.

Belum sempat aku mengomelinya, dia sudah membungkam bibirku dengan ciuman. Dan sebelah tangannya yang menahan belakang kepalaku membuat ciuman kami semakin dalam. Dia memasukkan lidahnya kedalam mulutku, menjelajah setiap inchi dari dalam mulutku dan bermain dengan lidahku. Setelah beberapa saat aku memukul dadanya pelan ketika aku merasa membutuhkan oksigen, Hyoma yang mengerti melepaskan pagutan kami untuk beberapa detik sebelum kembali mencumbu bibirku. Perlahan cumbuannya turun ke leherku dan dia kembali membuat beberapa tanda kemerahan bahkan kali ini dia meninggalkan tanda gigitan disana.
Salah satu tangannya melingkar di pinggangku erat sementara salah satu tangannya yg lain mulai masuk ke bawah bajuku dan meremas dadaku. Membuatku mulai mendesah karenanya.

Dia kembali mencium bibirku dan entah sejak kapan, dia sudah melepaskan semua kain yang menutupi tubuhku tanpa kusadari. Dia mulai menciumi dan menghisap dadaku serta meninggalkan tanda kemerahan di beberapa bagian di dadaku. Tangannya tidak tinggal diam dan mulai menjamah bagian bawahku. Merasa bagian bawahku sudah sangat basah, dia berhenti dan menatapku.

"Bolehkah aku melakukannya, (Name)?" tanyanya. Aku mengangguk.

Setelah persetujuanku, dia melepas pakaiannya. Aku mengalihkan pandanganku kearah lain begitu dia melepas celananya dan memperlihatkan miliknya yang sudah berdiri tegak. Dia mendorongku pelan dan membuatku berbaring dibawahnya. Perlahan dia memasukkan miliknya dan merobek selaput daraku. Aku melenguh kesakitan karenanya. Keperawanan yang kujaga akhirnya diambil olehnya. Dia menciumku dan meremas lembut dadaku hingga aku mulai merasa terbiasa dengan miliknya dan rasa sakitku berkurang. Dan perlahan dia menggerakkan miliknya keluar-masuk di dalam vaginaku.

Salah satu tangannya menahan kedua tanganku diatas kepalaku, sedangkan tangannya yg lain terus meraba setiap inchi tubuhku. Dia beberapa kali menatapku hangat dan terus memanggil namaku.

Dia mempercepat dan memperdalam miliknya di dalamku, hingga akhirnya miliknya berdenyut begitupun milikku berdenyut dan meremas miliknya.

"(Name).... Aku mencintaimu" ucapnya ketika cairan kami keluar secara bersamaan.

Aku terdiam, bukan karena pernyataan cintanya. Namun yang membuatku terdiam adalah fakta bahwa dia mengeluarkan cairan spermanya di dalam vaginaku. Dan aku begitu bodoh karena baru menyadari kesalahan kami karena terlalu terbawa suasana.

To be continued~

AAAAAAAAAAAAA MAMAAAA, AKU GA SANGGUP. AKU YANG NULIS AKU YG MALU PART 2.0

Our Arranged Marriage| Chigiri Hyoma x Reader| END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang