Chapter 3

628 78 2
                                    

   /)_/)☆ Hello~
    /(๑^᎑^๑)っ \
/| ̄∪ ̄  ̄ |\/
  |_____|/


Ketika sedang berkonsentrasi membaca buku di kursi yang berada ditaman kampus tempatku berkuliah, aku dikejutkan dengan sesuatu yg dingin menempel di pipiku. Aku menengok dan melihat sang pelaku. Sae, tangannya memegang botol minuman isotonik dingin yg masih ia tempelkan me pipiku sedangkan tangan satunya memegang sekaleng kopi yg sedang ia minum sambil tatapannya mengarah padaku. Aku mengambil botol minuman dingin dan meminumnya.

"Terima kasih, kau memang selalu tahu apa yang aku butuhkan"

"Sama-sama" jawabnya sambil kemudian duduk di sebelahku.

Aku kembali berkutat pada kegiatanku sebelumnya, dan Sae hanya duduk diam tanpa berbicara sepatah kata. Tipikal seorang Sae. Dia tahu aku suka ketenangan dan begitu juga dia sendiri. Mungkin itulah yang membuat kami nyaman satu sama lain dan kemudian menjadi sahabat begitu saja.

Kami berdua sama-sama menoleh ketika Aiku datang dan megambil tempat di sisiku yang lain dengan wajah kesalnya, oh tak lupa dengan bekas tangan di pipinya. Sepertinya dia habis ditampar, lagi.

"Biar kutebak, kau ketahuan sedang bersama selingkuhanmu jadi kau ditampar oleh pacarmu? " ucap Sae.

Aiku makin cemberut.

"Mampus" ejek Sae.

Aku menghela nafas melihat mereka berdua.

"Kapan sih kau akan berhenti mempermainkan perempuan? " tanyaku pada Aiku.

Aiku mendekatkan wajahnya padaku, membuatku refleks memundurkan tubuhku.

"Sampai kau menyadari perasaanku padamu" ucapnya.

"Leluconmu tidak lucu" bukan, bukan aku yang menjawab begitu. Sae yg mengatakannya sambil mendorong dahi Aiku dengan jari telunjuknya. Dan hal itu membuat Aiku bertambah kesal.

"Kau tidak punya rasa humor ya" sindir Aiku pada Sae.

"Kalian berdua beehenti bertengkar" ucapku sebelum Sae sempat membalas perkataan Aiku lagi.

Mereka berdua terdiam dan memilih memejamkan mata mereka sambil bersandar pada kedua sisi bahuku. Aku tenggelam dalam pikiranku. Detak jantungku berdegup tak karuan karena aku menyadarinya, perkataan Aiku bukanlah candaan. Aku juga tahu kalau sebenarnya Aiku menyukaiku. Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya.

Aku pulang telat karena ada mata kuliah tambahan yang kuambil, untungnya, Kaiser juga mengambil mata kuliah tambahan bersamaku. Dan kebetulan apartemen kami searah, jadi kami pulang bersama dan aku merasa lebih aman berkatnya.

Kereta yang kami naiki sangat penuh sesak. Aku hampir saja terhimpit jikalau bukan karena Kaiser yg melindungiku. Namun posisi kami berdua sedikit membuatku malu, karena dia mengurung tubuhku dengan kedua tangannya yang berada di kedua sisi tubuhku. Dengan kata lain, dia mengkabedonku. Sepanjang perjalanan aku menunduk tanpa berani melihat wajahnya yang berada tepat diatasku.

Begitu kami turun dari kereta, dia berjalan sambil menggandeng tanganku dalam diam. Entahlah apa yang dia pikirkan.

Tak terasa kami sudah tiba di depan apartemenku, dia melepaskan pegangan tangan kami.

"Aku pulang" katanya.

Aku mengangguk tanpa melihat wajahnya, masih merasa malu karena hal tadi.

"Terima kasih sudah mengantarku" ucapku.

Tanpa pernah ku duga, dia mencuri sebuah ciuman di pipiku. Tanpa memberi kesempatan untukku bereaksi dia berlari pergi sambil tersenyum.

"Sampai jumpa besok, Queen" ucapnya sebelum benar-benar menghilang dari pandanganku.


To be continued~

|
|∧∧""""
| *¯ ³¯)Muah♡
|⊂ノ

Our Arranged Marriage| Chigiri Hyoma x Reader| END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang