END

732 70 12
                                    

Iyap, ini chapter terakhir. Pendek banget ya? Semoga kalian puas dan suka sama cerita ini. Buat yang udah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir, terima kasih banyak atas dukungan kalian (^з^)-☆Chu!!

3 years later~

Kakiku menyusuri setiap anak tangga, meninggalkan suara sorakan dan tepuk tangan di arah belakangku. Aku sedikit kesulitan berjalan karena perutku yang besar. Sepasang lengan kekar merangkulku dan membantuku berjalan, menuruni setiap anak tangga. Setelah kami benar-benar sampai dibawah dia melepaskan tangannya dariku dan tersenyum yang membuatku ikut tersenyum padanya.

"Terima kasih, lama tak berjumpa ya Kaiser. Bagaimana kabarmu?"

"Sama-sama, seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja Queen" ucapnya sambil tersenyum. Tatapannya turun ke arah perutku.

"Berapa usia kandunganmu sekarang?" tanyanya.

Aku mengelus perutku.
"6 bulan" jawabku yang membuatnya melebarkan matanya karena terkejut.

"Yang benar saja, kukira sudah 8 bulan atau lebih" ucapnya membuatku tertawa.

"Bayiku kembar makanya perutku sedikit lebih besar dari normalnya" jelasku membuatnya mengangguk-angguk mengerti.

Saat sedang asyik mengobrol bersama Kaiser, aku dikejutkan oleh sepasang lengan yang memelukku erat. Aku mendongak dan melihat bahwa ternyata Hyoma lah pelakunya. Dan dia menatap Kaiser tajam. Kaiser mengangkat kedua tangannya seolah menyerah.

"Hei, hei, tidak perlu posessive begitu. Aku tidak akan merebut (Name) darimu kok, lagipula aku juga sudah punya tunangan" ucapnya sambil memamerkan cincin di jari manis tangan kirinya.

Aku mengusap lengan Hyoma yang melingkari diatas dadaku, berusaha menenangkannya. Hyoma menghela nafas setelahnya.

"Ngomong-ngomong kenapa kau jauh-jauh kesini Kai?" tanyaku.

Kaiser tersenyum miring, menunjukan kesombongannya, kebiasaan yang tidak pernah berubah sejak dulu.

"Aku ingin melihat wajah-wajah para pecundang yang akan menjadi lawan kami berikutnya di liga Eropa kali ini" ucapnya congkak.

Hyoma hampir tersulut emosi namun aku menahannya. Kaiser tertawa.

"Bercanda, aku menemani Yoichi yang ingin temu kangen dengan teman-temannya" ucapnya.

"Oh ya? Lalu dimana Isagi?" tanya Hyoma dengan nada yang terdengar masih sedikit emosi.

"Oh Chigiri! Lama tak jumpa"
Panjang umur, baru saja di bicarakan.

Kami menoleh serempak dan mendapati Isagi yang datang mendekat bersama Nagi dan juga Reo.

"Halo Kak" sapa mereka bertiga padaku.

Aku tersenyum. "Halo"

"Kandungan kakak sudah besar ya" kata Isagi sambil melihat perutku takjub.

"Begitulah" jawabku sambil tersenyum.

Lalu mereka berlima berbincang seputar sepak bola yang aku tidak mengerti dan beberapa bertengkar sambil saling mengejek. Dan tiba-tiba aku merasakan suatu keinginan yang sulit untuk kutahan, istilah umumnya ngidam. Aku menarik-narik jaket yang Hyoma pakai, membuat Hyoma menoleh padaku.

"Kenapa sayang?"

Wajahku memerah mendengar panggilan darinya, aku belum terbiasa dengan baru darinya meski sudah menikah dan hidup bersama selama 2 tahun. Aku menunduk malu-malu.

"Itu..... Aku ingin Isagi mengelus perutku"

Permintaanku membuat mereka terdiam. Dan wajah Hyoma jelas menunjukan rasa tidak suka dengan permintaanku. Bahkan sekarang dia menatap Isagi dengan tatapan mematikan yang membuat Isagi berkeringat dingin. Reo menepuk pundak Hyoma.

"Jangan terlalu posessive begitu, turuti keinginan kak (Name). Ibu hamil memang keinginannya diluar prediksi" kata Reo berusaha membujuk Hyoma.

Hyoma menarik nafas pasrah dan mengangguk.

"Baiklah, tapi sebentar saja ya" ucapnya.

Aku tersenyum bahagia saat Isagi mengelus perutku. Aku merasakan pergerakan bayi didalam perutku dan sepertinya Isagi juga merasakannya terlihat dari ekspresinya yang takjub.

"Woah, bayinya menendang-nendang" ucapnya heboh dan membuat yang lainnya ikut heboh dan berebut untuk mengelus perutku.

Dan sepertinya bayi kembarku juga senang dengan mereka, terbukti dengan beberapa tendangan dan gerakan di dalam perutku. Mereka baru menjauh dan berhenti mengelus perutku setelah Hyoma menjitak mereka berempat.

Setelahnya kami semua berpisah, Isagi dan Kaiser yang mengejar pesawat sore untuk kembali ke Jerman, Nagi dan Reo kembali ke apartemen yang mereka tempati bersama karena Nagi masih tetap menjadi pria malas diluar sepak bola jadi Reo lah yang mengurusnya, lalu aku dan Hyoma yang juga pulang ke apartemen kami.

Setelah sampai di rumah, Hyoma membantuku membersihkan tubuhku dan membersihkan tubuhnya sendiri kemudian dia memasak untuk makan malam. Sejak aku hamil, dia berusaha keras untuk belajar memasak dan mengurus rumah. Dia tidak membiarkanku kelelahan sama sekali, apalagi setelah tahu bahwa bayi yang kukandung merupakan bayi kembar, Hyoma menjadi sedikit overprotektif. Bahkan sebenarnya dia melarangku datang ke stadion seorang diri apalagi dengan kandunganku yang sudah membesar. Namun aku bersikeras dan memutuskan untuk datang diam-diam untuk menonton pertandingannya. Untungnya, dia tidak marah karena itu.

Setelah makan malam, kami berbaring di tempat tidur dengan Hyoma yang terus mengelus perutku dan membuatku nyaman di pelukannya.

"Terima kasih karena sudah memberiku kesempatan untuk menjadi suami dan ayah dari anak-anak kita, (Name). Aku benar-benar bahagia" ucapnya sambil tersenyum.

Aku membalas senyumannya.
"Terima kasih juga karena telah menjadikanku istrimu dan membuatku bahagia, Hyoma" ucapku kemudian aku memberikan kecupan di bibirnya.

Banyak hal yang telah terjadi di kehidupan kami dan kedepannya akan kami lalui, selama bersama dengan Hyoma, suami yang kucintai dan mencintaiku, kami akan baik-baik saja. Aku percaya padanya.

Tamat

Akhirnya kelar gaesss ᕦ( ͡° ͜ʖ ͡°)ᕤ Gimana, suka gak sama endingnya? atau kurang puas?

🎉 Kamu telah selesai membaca Our Arranged Marriage| Chigiri Hyoma x Reader| END| 🎉
Our Arranged Marriage| Chigiri Hyoma x Reader| END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang