Chapter 8

524 73 4
                                    

Helloooo (*˘︶˘*).。.:*♡

Ketika aku pulang ke kediaman keluarga Chigiri aku dikejutkan oleh banyaknya pasang sepatu yang berjejer di pintu masuk. Sepertinya teman-teman Hyoma datang berkunjung.

"Aku pulang" kataku sambil membuka pintu ruang tamu yg berisik.

Seketika seluruh atensi yg dipenuhi oleh para laki-laki itu tertuju padaku. Hyoma menggeplak kepala pria berambut hitam-kuning yg kuingat bernama Bachira dan menghampiriku.

"Kakak pulang lebih awal?"

Hyoma bertanya padaku namun tatapannya tidak tertuju padaku, terlihat jelas dia masih menghindariku. Aku menghela nafas.

"Ya, ada beberapa hal yg terjadi jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal" ucapku sambil melihat teman-temannya dan tersenyum.

"Maaf mengganggu, silahkan dilanjutkan" ucapku pada mereka.

Mereka mengangguk hormat padaku.

"Maaf merepotkan kak" ucap mereka serempak.

Aku tersenyum dan meninggalkan mereka, pergi ke kamar yg kutempati. Di setiap langkahku, aku bisa merasakan Hyoma masih terus menatap punggungku.

Setelah meletakkan barang-barangku, aku ke dapur yang berada di sebelah ruang tamu. Suara ribut mereka bahkan terdengar sampai ke dapur. Aku membuat minuman dan menyiapkan beberapa cemilan sambil sesekali tersenyum dan tertawa kecil tiap mendengar mereka saling bercanda. Sampai aku mendengar pertanyaan yg membuat kegiatanku terhenti.

"Hey Chigiri, wajah kakakmu kok tidak mirip denganmu?"

Dari suaranya, aku yakin itu Bachira yang bertanya.

"Bukan urusanmu"

Entah kenapa jawaban Hyoma membuat dadaku nyeri. Aku jadi teringat pertanyaan Kaiser dan Aiku sebelumnya. Dan aku jadi bertanya pada diriku sendiri, apa memang menjadi wanita yg jauh lebih tua dari pasangan itu hal yang memalukan?

"Kakakmu cantik, boleh kudekati tidak?"

Terdengar seseorang yg bertanya, namun aku tidak mengenali suaranya berarti dia bukan Bachira maupun Isagi. Karena aku hanya tau suara dari kedua anak itu.

Suara gebrakan sedikit mengagetkanku, disusul suara Hyoma yg terdengar jelas dia sedang kesal.

"Jangan berani dekati kak (Name)! Dia milikku!"

'deg'

Jantungku berdegup kencang. Wajahku memanas, rasanya ingin menangis mendengarnya mengatakan bahwa aku adalah miliknya. Aku merasa senang.

Aku memasuki ruang tamu membawa nampan besar berisi banyak gelas jus dan beberapa toples cemilan yang terlihat berat. Hyoma yg tadinya terlihat akan mengamuk langsung mengurungkan niatnya dan sigap beralih mengambil alih nampan yang kubawa.

"Wah cemilan!"

Bachira dengan cepat mengambil alih toples berisi cemilan dan membuatnya mendapatkan sebuah pukulan dengan buku oleh orang yang berada disebelahnya. Yang entah kenapa wajahnya familiar untukku.

"Dasar tidak sopan" omelnya.

Aku tersenyum dan mempersilahkan mereka untuk menikmati jus dan cemilan yg kubawa.

"Terima kasih kak" ucap mereka bersamaan.

"Sama-sama" ucapku sambil tersenyum. Aku menatap pria yg memukul Bachura tadi. Dan sepertinya dia sadar dan menatapku balik.

"Kamu.... Adiknya Sae? Itoshi Sae?" tanyaku.

Matanya berbinar, sepertinya dia senang nama kakaknya disebut.

"Kakak kenal kak sae?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Kami bersahabat" jawabku.

"Oh, jadi kakak ini kak (Name)?" tanyanya.

"Loh kamu tahu namaku?" tanyaku.

"Kak Sae selalu bercerita tentangmu tiap hari"

Aku tertawa canggung, tidak menyangka kalau Sae sering membicarakanku pada adiknya. Setelah mengobrol dan berkenalan singkat dengan teman-temannya Hyoma, aku kembali ke kamarku dan mengerjakan tugas-tugas kuliahku sampai tidak sadar bahwa langit sudah menggelap. Begitu tersadar aku langsung berlari ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Namun yang kutemui adalah pemandangan Hyoma yang sedang menata makanan di meja makan.

"Hyoma yang memasak semua ini?" tanyaku.

"Mana mungkin kak. Aku kan tidak bisa memasak. Aku memesannya tadi dari delivery order" ucapnya sambil menghindari tatapan mataku. Dengan kesal aku mendekat dan menangkup wajahnya.

"Kenapa kamu menghindariku?" tanyaku tanpa basa-basi. Dia berusaha melepaskan diri dariku dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"A-aku merasa tidak enak karena sudah berbuat kurang ajar padamu dan aku juga kesulitan mengendalikan diriku. Aku takut kalau aku menyerangmu lagi" jelasnya.

Entah kenapa aku merasa senang karena dia berbicara tanpa menggunakan panggilan kak padaku. Aku tidak bisa menyembunyikan senyumanku.

"Aku tidak keberatan selama Hyoma yang melakukannya"

Wajahku memerah setelah mengatakannya. Begitupun dengan Hyoma.

"B-berarti... Apa aku boleh sering menciummu dari sekarang?" tanyanya, terlihat jelas dia berusaha keras memberanikan dirinya untuk bertanya. Dan hal itu membuatku merasa gemas padanya.

"Tentu, aku kan miliknya Hyoma" jawabanku membuat wajahnya semakin memerah.

"J-jadi kamu dengar semuanya ya?"
Aku tertawa karena melihat reaksinya yang manis.

Tiba-tiba dia mencium bibirku dan aku berhenti tertawa karena terkejut dengan tindakannya yang begitu tiba-tiba.

"Aku tidak akan lagi menahan diri. Sebaiknya kau bersiap-siap mulai sekarang" ucapnya. Setelah mengatakan hal itu dia kembali memberikan ciuman yang dalam di bibirku.

to be continued~

Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian ter-kyaaa-kyaa membaca chapter ini

    +      *  
   ∧ ∧
* \(=´ω`)ノ
 ~(〇  )
+。*   U

Our Arranged Marriage| Chigiri Hyoma x Reader| END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang