20

4.3K 259 26
                                    

Ayo tinggalkan jejakmu untuk membuat aku jadi lebih semangat. Jangan jadi sider yang tak menghargai karya orang lain
-
-
-
-

Aldara melihat pepohonan yang pernah menjadi saksi bisu pertengkaran antara ia dan Hades kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldara melihat pepohonan yang pernah menjadi saksi bisu pertengkaran antara ia dan Hades kemarin. Tak ada satupun rumah warga ataupun bangunan-bangunan yang menjulang tinggi disini. Semuanya tampak asri dengan pohon-pohon di kanan dan kiri.

"Kau serius akan mengantarku pulang kan?" Ucapan Aldara menarik perhatian Hades yang tengah sibuk dengan i-padnya.

Tanpa membalas ucapan Aldara, Hades hanya melanjutkan kegiatannya. Tak menanggapi pertanyaan dari sang calon istri.

Aldara yang tak ditanggapi berusaha menahan emosi. Sudah ia duga, menghabiskan waktu menua bersama Hades bukanlah pilihan yang tepat. Lagipula, ia tak mau sewaktu-waktu akan diselingkuhin oleh laki-laki brengsek disampingnya ini.

Mengalihkan pandangannya ke depan, Aldara melihat pria yang ia taksir sebayanya tengah fokus menyetir. Dilihat dari perawakannya yang tampak formal, mungkin pria ini adalah tangan kanan Hades. Maybe.

"Hei kau tuan penyetir, bisakah kau beritahu aku kita akan kemana?"

Laki-laki yang Aldara panggil melihat dari kaca. Tatapan Aldara dan laki-laki itu bertemu saat Aldara juga melihat ke arah yang sama. Buru-buru laki-laki memutus kontak mata antara mereka berdua dan mengalihkannya ke arah lain.

"Erick, kau tak pernah ku ajarkan untuk lengah saat mengemudi kan?"

Pertanyaan dari Hades sontak membuat Erick mengeluarkan keringat dingin. Dirinya bukan tak mengerti apa maksud tuannya itu.

"Maafkan saya, Tuan"

Aldara yang melihat hal itu memutar mata malas. Hades benar-benar orang yang sangat kaku. Apakah hanya mengobrol sebentar akan membuat mereka kecelakaan. Pemikiran kolot.

"Dasar manusia kaku" cibir Aldara pelan.

Hades mematikan i-padnya. Dirinya menatap Aldara yang masih saja mengerucutkan bibir.

"Kau bilang apa tadi?" tanya Hades.

Aldara diam tak bergeming. Dirinya sama sekali tak menyahuti omongan Hades. Matanya masih menatap ke arah luar jendela, berusaha mengacuhkan Hades.

"Aku takkan mau membalas perkataanmu. Biar kau tau bagaimana rasanya ketika kau bertanya kepada seseorang dan orang itu tak memperdulikannya" Batin Aldara puas.

"Sengaja tak membalas omonganku, heh? Ingin balas dendam" Timpal Hades.

Aldara membulatkan matanya. Apa Hades ini cenayang? Bagaimana bisa ia tau apa yang sedang Aldara pikirkan.

CASSANOVA (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang