9. Where are you? Do you miss me?

561 74 17
                                    

Argani pov

Beberapa hari lalu gue ke taman bareng Djiwa dan entah kenapa ada hawa hawa yang berasa adem kala itu disana,

Berasa aroma masa lalu itu mencuat di memori otak, padahal kan gue sama Djiwa sering juga ke taman itu, tapi ini serasa sosok dia ikut hadir entahlah mungkin lebay tapi itu yang gue rasa,

Apalagi gue nemuin sepasang merpati yang indah dan salah satunya terluka, gue sama Djiwa memutuskan untuk membawa keduanya karena tak mungkin gue pisahin juga kasian,

Alhasil kita berdua mengobati merpati betina tersebut sampai seminggu sekarang merpati itu sudah sembuh,

Gue kandangin tuh merpati berdua, tapi gue gak pernah sekalipun menutup atau mengunci kandang itu karena bagaimanapun mereka berhak hidup di alam bebas,

Entah kenapa tuh sepasang merpati memang kadang mereka pergi dipagi hari setelah gue dan Djiwa kasih makan, tapi sore hari mereka balik lagi kekandang,

Kenapa bisa seperti itu karena mereka masuk sendiri ke kandang yang tak pernah gue tutup pintunya, mungkin mereka nyaman entahlah, biarkan saja yang penting mereka bahagia gue udah seneng juga,

Hari ini pegawai galery gue izin jadi gue di galery ditemenin Djiwa dan Asmara, mereka jaga toko kalau ada pesanan atau apa sementara gue sedang ngajar kelas bocil kali ini sepantaran Djiwa mungkin, kalau mama dia ngehabisin waktunya di kebun miliknya, dan masih tetap jadi dancer tapi dia tak setiap hari ke sanggar,

Karena mama sudah punya asisten yang mengajarkan para member sanggarnya, paling mama dalam seminggu dua kali ke sanggar,

"Nah kamu fokus ke tanah liat yang kamu sentuh yah, kakak yakin kamu bisa dapat bulatan yang sempurna," ucap gue yang diangguki anak didik gue ada sekitar 5 orang, mereka sekarang lagi fokus untuk membuat vas bunga yang sudah gue ajarkan,

"Hmmm" gue tersenyum kecut setiap kali gue kalau membuat mahakarya dari tanah liat, dimana dulu gara gara si tanah liat ini gue semakin akrab dengan sosok dia,

Dan kalau bayangan dia tiba tiba hadir gue langsung menepisnya karena gak mau berlarut itu semakin membuat gue sakit saja,

"Kaka ... Ini udah bener liat dulu deh" salah satu dari mereka memanggil, gue segera menghampiri dan melihatnya,

"Woaaah.. kamu sudah bisa dengan sempurna sayang hebat banget" ucap gue mengusap kepala nya, kemudian dia berbisik,

"Kaka..."

"Kenapa Kia?"

"Mami nitip salam"

Deg...

Gue tersenyum saja dan mengusap kepalanya lagi dan menyuruhnya melanjutkan kegiatannya, namun dia ngeyel karena merasa sudah selesai dan dengan sempurna tugasnya,

Memang seperti maminya yang selalu egois maunya dituruti saja,

"Kakak jawab dulu, aku kalau gak dapat jawaban dari kakak mami pasti ngambek sama aku" ucapnya sambil mengekor gue memang biacaranya pelan tapi gue kasihan ke dia, selalu disuruh terus sama maminya untuk menyampaikan sesuatu kepada gue,

Ini sudah seirng terjadi kadang tuh anak suka membawa makan siang buat gue kalau pas kelas ngajar, bilang dari maminya,

Kadang cemilan atau bahkan kadang tanaman buat mama gue di titipin, ke anaknya yang sedang gue ajarin seni, banyak pokoknya selain cemilan makanan ada juga sepatu, tas dan lain sebagainnya dia titip,

Mau gak mau gue terima karena katanya dia suka di marahin maminya kalau gak terima, namun gue gak pernah sekalipun memakainya, malah gue sengaja taruh di gallery saja gak pernah gue bawa balik,

DIA(r)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang