14. Tatap mata aku Jes....

766 68 14
                                    

Yang lupa ceritanya baca ulang,

Happy reading!!!

Argani dan JC diliputi perasaan yang sama, apa yang terjadi begitu manis sama seperti moment ciuman pertama mereka,

Beberapa saat terpaku depan laptopnya terlihat kembali senyum dari bibir Argani, api gairahnya kembali terpantik karena perlakuan Jc,

Terlebih saat Argani akan merebahkan dirinya dia mengecek ponselnya dulu, ternyata Jc tak hanya mengirimkan chat saja namun sekaligus foto mereka saat berciuman dulu,

Semakin meleleh Argani dibuatnya, walau dia tak membalas pesan Jc tersebut, tapi tak habis habis dia pandangi foto yang dikirimkan Jc padanya,

Foto saat mereka sudah bersama saat dimana Argani rela menghamba dan bertekuk lutut hanya pada Jc seorang, tak ada wanita lain baik dihati juga pikiran Argani,

"Semudah ini Jess..kamu membalikkan hati aku? Inilah aku Jess...lemah aku sama kamu"

Keesokan pagi harinya

Serasa telah mendapat moodboster untuk mengawali hari Argani begitu semangat bangun pagi ini,

Pagi pagi buta Argani telah pamitan pada mama Mora dan Asmara berangkat ke studionya, biasa begitu saat dia harus mengirim barang ke customer,

Malah Argani tak sempat sarapan alhasil dia membeli apa saja yang dia temui di jalan memang biasanya juga begitu,

Apalagi sekarang matahari malah belum terbit sama sekali, sepertinya juga tukang dagang sarapan masih baru beberes buka, tapi tak mengapa jadi dia ke mini market saja hanya membeli sebungkus roti sobek serta dua susu kotak,

Sengaja memang dia membeli dua karena dia berniat akan mampir dulu sebelum mengantar barang pesanan,

Kemana lagi dia akan mampir ya tentu kemana lagi kalau bukan menuju studio lukisnya Jc, rupanya Argani sangat ingat soal wastafel milik Jc mampat jadi dia lengkap dengan perkakas juga dibawa dari rumah,

Selama diperjalanan Argani mencoba menghubungi Jc berkali kali, namun belum ada jawaban ada sampai 10 kali telpon bahkan video call,

Dan pas sampai gerbang depan studio Jc tetap tak di angkat sepertinya memang Jc masih terlelap mengingat masih pagi pagi buta sekali, waktunya serangan fajar kalau kata suami istri tuh,

Argani tak habis akal setelah melihat sekeliling dan turun dari mobil box nya dia pepetin tuh mobil box ke gerbang studio, lalu dia naik ke mobilnya setelah itu beralih ke pagar yang lumayan tinggi sampai akhirnya bisa melewati pagar yang masih terkunci itu,

Dia berusaha memencet bell beberapa kali namun tetap saja tak dibukakan pintu dan beberapa kali video call juga tetap tak di respon, dengan mulai berkeringat walau masih dinginnya pagi hari Argani celingukan dipelataran studio tersebut,

Dan keberuntungan selalu berpihak padanya dia melihat salah satu pohon besar yang memepet sekali ke balkon kamar dan yakin itu kamarnya Jc yang di tiduri,

Dia naik saja ke pohon mangga itu seperti monyet nakal, tak lupa berbekal perkakas yang sudah dia selempangkan menjadi tas juga sekeresek roti sobek dan susu yang dia gigit plastiknya, udah mirip beneran macam monyet deh dia,

Perlahan dia naik pohon tersebut meski berkeringat dan hampir terpeleset,

"Untung gue jago manjat gunung segini sih kecil..ahhhh..." Dengan leganya dia sampai di balkon, belepotan juga tuh ngomong karena masih gigit plastik,

Eh gunung yang mana Gan?

Tok tok tok...

"Jc.... Jc...Jesss...." Beberapa kali terus mengetuk dan memangil Jc namun benar tak ada respon banget, gak habis akal lagi karena membawa perkakas dia mencoba mencongkel engsel pintu kaca yang bergeser itu,

DIA(r)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang