Seperti biasa setelah jam pelajaran berakhir, bel istirahat berbunyi. Sebagian siswa ada yang berjalan menuju kantin dan sebagian lainnya menuju perpustakaan. Meminjam buku, dan membaca nya.
Nana, Aya, dan Putri kini menuju kantin menyusul Agesta, Rehan, dan Putra yang sudah lebih dulu kesana."Lah kok belum pada pesen makan?" Tanya Putri yang baru saja sampai dan duduk di sebelah Putra.
"Nungguin lo pada lah. Lama banget jadi cewek" Jawab Putra menimpali Putri.
"Yee salahin noh Aya, sejam dia di kamar mandi" Saut Putri.
"Lah kok jadi gue si"
"Udah udah, pada gak mau pesen makanan nih jadi nya" Tanya Agesta kepada teman teman nya.
"Pesen lah. Seperti biasa ya Han jajanin gue dulu hehe, lagi boke nih" Putra menaik turunkan kedua alis nya kepada Rehan dan menyikut nya.
"Enak aja lo. Lo pikir gue bapak lo apa" Gumam Rehan tidak setuju.
"Iya lo kan emang bapak gue, ya papah Rehan ya please" Ucap Putra dengan nada memohon kepada Rehan.
"Gak gak. Gak ada, duit gue juga sekarat nih" Ucap Rehan terkekeh.
"Yaelah Han, sama temen sendiri gitu banget lo. Kita tu harus saling membantu"
"Udah udah, khusus hari ini gimana kalo gue yang traktir lo semua" Ucap Nana memecah suasana sambil tersenyum lebar.
"Na lo serius kan? Gak lagi sakit kan?" Tanya Aya yang mendadak heran melihat sikap Nana.
"Udah Ay biarin aja, jarang jarang Nana begini" Bisik Putri.
"Gak mau? Yasudah kalau tidak mau mah" Ucap Nana yang melengos begitu saja.
"Widihhh... gue gak tau lo kesambet apaan Na. Tapi mana sini biar gue aja yang pesenin" Usul Putra berdiri dari duduknya menawarkan diri.
"Kesambet nenek moyang lo!" Ketus nya.
"Udah udah, cepet pesenin gih Put, keburu bel. yang sama aja pesen makanan nya" Ucap Agesta pada Putra.
~~~•••~~~
Kini Nana dan ke-lima temannya sedang asik menikmati bakso yang sudah Putra pesan tadi.
"Oh iya Ta gue lupa. Tadi lo di suruh nemuin pak Rahmat abis jam istirahat" Rehan menyampaikan pesan pak Rahmat kepada Agesta. Karena sebelum sampai ke kantin tadi dia bertemu pak Rahmat —kepala sekolah SMA negeri 1 Bogor—
"Oh oke Han tanks infonya, ntar gue temuin" Jawab Agesta dan kembali menyendok makannya.
"Ngapain?" Tanya Nana penasaran. Pasal nya kalau pak Rahmat yang memanggil Agesta pasti Icha juga di panggil.
"Biasa Na. rapat OSIS paling" Jawab Agesta menerangkan. Agesta adalah ketua OSIS di SMA negeri 1 Bogor.
"Ohh, si Icha ikut dong berarti?" Tanya Nana.
"Iya, dia kan wakil ketua osis Na jadi pasti ada" Agesta menjawab dengan lembut, kemudian tersenyum kepada Nana. —Icha adalah teman seangkatan mereka. Dia juga mendampingi Agesta dalam organisasi dan berjabat sebagai wakil ketua OSIS.
Nana dan Agesta memang dekat dari lama. Tapi mereka tidak PACARAN,
bisa di sebut mereka hanya HTS-an saat ini. sebenarnya saat itu Agesta pernah menembak Nana untuk menjadi pacar nya, tetapi Nana menolak nya. Entah karena apa."Oh" jawab Nana singkat kemudian meneruskan makan nya.
Nana hanya berfikir apakah boleh dia merasa cemburu?, ketika mengingat status nya sekarang. Pasalnya setiap kali Icha bertemu Agesta dia selalu bersikap genit terhadap nya. Karena Agesta memang tampan. Jadi tidak heran jika Icha juga menyukai nya. Walaupun satu sekolah tau Agesta dan Nana memang sudah dekat sejak lama, dan banyak juga yang masih mengagumi Agesta secara tidak langsung. Agesta memang cukup populer.
Tapi jika di ingat ini salah nya sendiri, kenapa waktu Agesta nembak dirinya untuk menjadi pacar nya malah dia tolak? dan...memilih untuk sebatas HTS dan berteman.
"Lo cemburu Na?" Putri yang peka melihat Nana tiba tiba terdiam, menanyakan sikap nya.
"Hah? apaan? enggak" Jawab Nana berusaha bersikap senormal mungkin.
"Tapi kok kayak iya Na?" Tanya Aya polos kepadanya. Sementara Agesta hanya heran dan bingung melihat tingkah Nana, dan berfikir apa benar 'apa benar Nana cemburu jika dirinya terlalu dekat dengan Icha?' tanya nya dalam hati.
"Udah ah gue mau beli es teh. Ada yang mau nitip ga?" Nana berdiri dari duduk nya. Menghindari pertanyaan Aya dan Putri.
"Mau Na. Lo yang bayarin kan?" Jawab Putra cepat.
"Gak lah. kalo minum beli sendiri sendiri, enak aja lo" Timpal Nana dengan nada sedikit tinggi.
"Yaelah Na. Tadi nawarin" Cibir Putra.
Nana meninggalkan meja nya tanpa menanggapi Putra. Untuk mendapatkan es teh nya, Nana harus mengantri dengan murid lain. Ketika mendapatkan gilirannya, Nana memesan satu es teh dan segera balik kanan untuk kembali ke meja nya.
"Aww, eh sorry ka" Ucap Nana yang kaget sekaligus panik. Ketika dirinya berbalik, dan tidak sengaja menabrak seorang laki-laki di belakang nya.