"Aww" Nana kaget ketika dirinya menabrak seseorang lelaki di belakang nya.
"sstt" Reflek laki laki itu memundurkan tubuhnya. Karena terkana air es yang di bawa Nana.
"Ehh sorry ka. Gak sengaja" Nana berseru panik. Memerhatikan pakaian yang terkena es nya.
Beberapa siswa yang berada di kantin mulai berkumpul membuat kerumunan, menyaksikan apa yang sedang terjadi. Sebagian dari mereka ada yang saling berbisik bertanya tanya apa yang sedang terjadi.
"Ck, cuci!" Gumam laki-laki itu dengan tatapan datar. Melepas almet sekolah yang dia pakai. Kemudian melemparkannya ke Nana.
Nana dengan sigap menangkap almet lelaki itu karena dia tau memang dirinya yang salah.Agesta yang melihat ada keributan dari jauh memerhatikan nya. Setelah sadar bahwa Nana lah yang berada di tengah keributan itu Agesta langsung menghampiri Nana.
"Na, kenapa?" Agesta menghampiri Nana. Menatap wajah nya yang masih bingung. Kemudian berbalik menatap Dika— Dika menjadi teman seangkatan mereka karena mengulang kelas di tahun ini karena tidak lulus.
"Gapapa, salah gue kok" Ucap Nana kepada Agesta sambil tersenyum nanggung.
"Tapi lo gapapa kan?" Tanya Agesta panik menghawatirkan Nana.
"Cih!" Lelaki itu berdecih melihat tingkah Agesta kepada Nana. Karena diri nya sangat tidak suka terhadap Agesta, Dika juga selalu menganggap Agesta saingan nya dalam segala hal.
"Iya gue gapapa kok Ta" Jawab Nana. Menatap Agesta lalu tersenyum.
Agesta hanya melirik Dika sebentar dan kembali lagi kepada Nana. "Sini biar gue aja yang nyuci almet nya" Agesta mengambil almet Dika yang masih di pegang Nana.
Dika hanya memutar bola matanya malas melihat Agesta. Memasukkan tangan nya ke dalam kantong celana nya. Kemudian berjalan meninggalkan kerumunan tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Dika adalah saingan Agesta waktu pemilihan ketua OSIS tahun lalu. Tapi sayang nya dia tidak terpilih, Agesta lah yang terpilih. Karena Agesta cukup populer tidak sedikit perempuan yang menyukai nya, sehingga Agesta mendapatkan banyak dukungan, dan memenangkan suara terbanyak saat itu. Hal ini membuat nya tidak suka terhadap Agesta. Diri nya juga cukup populer di SMA negeri 1 Bogor. Tapi sayang, suara Agesta lebih banyak dari nya.
Penyebab Dika tidak menyukai nya bukan hanya itu saja. Tak sedikit guru mau pun teman nya yang membandingkan diri dengan Agesta. Mengatakan bahwa 'Agesta lebih baik dari nya', 'lebih pintar', 'lebih sopan, tampan'. Dan lain nya, itulah mengapa Dika selalu menganggap Agesta adalah saingan atau bahkan musuh terbesar nya.
~~~•••~~~
"Tadi pulang sama siapa? kok gak minta jemput abang?" Tanya Daniel kepada Nana yang sedang membaca novel.
"Sama Agesta bang. Sorry Nana lupa ngabarin" Nana menatap Daniel, menutup buku nya sebentar. Daniel duduk di sebelah. Mengambil remot TV di depan nya, kemudian menyalakan nya.
"Ohh bareng Agesta" Ucap Daniel yang masih menatap layar TV nya.
"Bang. Kira kira mamah sama papah kapan pulang nya ya?" Nana menganti topik pembicaraan dengan menanyakan orang tua mereka. Karena jujur Nana juga sangat merindukan kedua orang tua nya itu. Sudah hampir sebulan lebih mereka tidak pulang, atau bahkan menelpon ke rumah nya.
Daniel yang bingung menjawab pertanyaan adik nya itu seketika terdiam. Menatap Nana lamat lamat dan menjawab. "Hmm kalo itu abang juga gatau pasti, tapi yang pasti mereka bakalan pulang, sabar aja ya?" Daniel mencoba tersenyum kepada Nana. Menatap wajah nya yang penuh arti kerinduan.
"Iya tapi kapan? Mamah sama papah aja, gak pernah nelpon Nana atau ke rumah buat nanyain kabar kita." Kali ini Nana benar benar menutup buku yang sedang di baca nya tadi.
"Mungkin mereka sibuk Na. Udah ya gak usah di pikirin. Mending kamu tidur aja gih, udah malem juga" Daniel mengajak ajak rambut Nana, sambil tersenyum.
Tanpa di suruh dua kali Nana langsung menuruti perintah Daniel untuk kembali ke kamar nya, karena memang di rasa dirinya juga sudah lelah setelah menjalani hari yang begitu panjang ini.
Sesampainya di kamar Nana langsung membanting tubuhnya ke atas kasur. Menarik nafas panjang dan menghembuskan nya.
Drtt Drtt
Belum sempat Nana memejamkan matanya, ponsel yang dia miliki bergetar. Ketika dia melihat siapa yang menelepon nya ternyata Agesta yang menghubungi nya, senyum Nana langsung merekah, dengan cepat Nana langsung mengangkat telpon nya.
"Kenapa Ta?" Tanya Nana mengangkat telepon nya
"Gakpapa. Cuma mau telpon aja, gimana hari ini cape gak?" Agesta menanyakan nya dari balik telpon. Jujur pertanyaan seperti ini lah yang Nana sukai dan ingin selalu di tanya setelah menjalani hari yang berat.
"Lumayan, lo sendiri gimana?" Nana balik bertanya kepada Agesta.
"Lumayan juga" Suara berat laki laki itu menjawabnya
"Na" Panggil Agesta dari balik telpon setelah hening sebentar.
"Kenapa?"
"Gapapa cuma pengen denger suara lo aja" Jawab Agesta
"Gak jelas dasar. Yaudah kalo udah gue mau tidur ni"
"Yaudah iya, tidur sana besok sekolah"
Nana tertidur pulas setelah beberapa percakapan di telepon bersama Agesta.
~~~•••~~~
Ketika Agesta, Nana, Rehan, Aya, Putra, dan Putri tengah asik menikmati makanan di kantin sambil mengobrol dan bercanda tiba-tiba saja Nana teringat satu hal.
"Oiya Ta. Almet ka Dika udah di pulangin?" Tanya nya.
"Udah tenang aja. Oh iya panggil dia Dika aja ya? gak usah pake kata 'kak'" Jawab Agesta pada Nana.
"Kenapa emang nya?" Tanya Nana heran.
"Gapapa" Jawab Agesta singkat dengan senyuman.
"Lagian kok lo bisa nabrak tu anak si Na, gimana ceritanya?" Putri menyambar pembicaraan, bertanya penasaran.
"Ya gitu deh Put" Nana menjawab singkat. Malas menjelas kan.
Saat itu jam istirahat berjalan dengan baik, tanpa ada nya masalah seperti kemarin.
.
.
.
.Jangan vote and komen nya ya...❤️