13. Dika kenapa?

83 59 70
                                    

Di kamar nya, saat ini Nana sedang menulis di sebuah buku. Belakang ini dirinya sering bercerita di buku itu tentang keluh kesah nya, karena dia rasa buku bisa menjadi pendengar kisah nya yang baik. Buku tidak akan menghakimi atau menilai kisah nya, buku hanya mendengarkan kisahnya dengan baik. Dengan ini Nana merasa lebih baik.

Di halaman pertama buku itu ada tulisan tangan Nana

Diary Nana penuh privasii..
jadi jangan di buka apa lagi di baca!!!
yang baca pantat nya kelap kelipp

Diary NANA

Hari ini cukup lelah.
Agesta bahkan tidak menegur atau menyapa ku hari ini. Meski bisa di bilang aku cukup egois, jika aku tidak menginginkan Agesta dekat dengan Icha.

Tapi salah apakah salah?

Bukan hanya tentang Agesta. Sampai saat ini aku masih menunggu kabar dari mamah.

Aku kangen mah...

Udah hampir sebulan lebih mamah gak ada kabar. Mamah kalau mau ganti nomer bilang Nana atau Abang dong.

Nana kangen di masakin mamah, Nana kangen mamah marahin Nana waktu berantem sama Abang.

Mamah sama papah tau gak? Nana gak butuh uang jajan buat sekolah lagi kalo misalnya mamah sama papah, sibuk kerja kayak gini sampe lupa sama Nana.

Cepet cepet hubungi Nana ya, mah, pah...

-Nana

Nana meneteskan air mata nya tanpa ia sadari. Dirinya benar-benar merasa sedang berada titik terendah saat ini.

Ting

Nana mengelap air mata nya yang membasahi pipi nya, ketika mendengar notifikasi yang masuk

Agesta

Udah tidur?

Belom kenapa?

Gapapa, Sorry dari tadi gue sibuk mulu ya Na

So sibuk

Hmm serius, blum ngantuk?

Belom

Yaudah kalo udah tidur ya jangan bergadang, cape banget aku tidur duluan ya

Aku?

Night Naaa<3


Tanpa menghiraukan pertanyaan Nana, Agesta malah mengucapkan selamat malam untuk nya. Sementara Nana hanya mengabaikan pesan Agesta, pesannya hanya di read oleh nya. Suasana hati nya sedang buruk dan tidak baik-baik saja saat ini.

~~~

Hari ini sekolah libur karena acara perlombaan kemarin.

Pagi pagi Nana sudah mandi. Dengan mengenakan pakaian traning dan kaos putih oblong, Nana mengikat rambut nya yang panjang ke belakang. menggunakan sepatu dan tidak lupa handset yang sudah di pakai di telinga nya.

Pagi ini Nana berniat untuk lari pagi sekaligus menghirup udara segar. Nana berlari kecil mengelilingi komplek rumah nya.

"Dika?"

Nana sedikit mendongak ke atas untuk menatap wajah Dika, yang tiba tiba ikut lari pagi di sebelah nya.

"ngapain lo?" tanya Nana sambil terus berlari kecil

"keliatan nya?" jawab Dika yang menatap Nana

Nana tidak tertarik dengan pertanyaan Dika dan kembali meluruskan pandangan nya, sambil terus berlari kecil.

Nana merubah lari kecil nya menjadi berjalan, karena di rasa dia sudah berlari cukup lama, akhirnya Nana memutuskan untuk istirahat.

"kok udahan?" tanya Dika yang ikut berjalan

"capek gue, udah lari dari tadi"

"lebay" saut nya singkat

Nana hanya menjawab nya dengan tatapan mata sinis

"udah sarapan belum lo?" tanya Dika yang masih terus berjalan

"belum si, kenapa emang?"

"beli bubur yuk, di depan tu" ajak Dika sambil menunjuk tukang bubur yang sudah di lihat nya dari tadi

"emm- ehh" belum sempat Nana menjawab ajakan nya, tangan Nana sudah di tarik terlebih dahulu oleh nya

"bang bubur ayam nya dua ya" ucap Dika, tersenyum ramah kepada tukang bubur itu

"dua? buat siapa aja?" tanya Nana heran

"gua sama lo lah, siapa lagi" jawab Dika mencari tempat duduk kemudian di susul Nana

"gue kan gak bilang mau" Dika tidak menghiraukan perkataan Nana yang duduk di sebelah nya saat ini

Nana hanya diam saja sedari tadi begitu pula dengan Dika. Nana bingung ingin membicarakan apa dengan nya?, dia ngomong saja selalu di abaikan. membuat Nana malas berbicara dengan nya.

3 menit lamanya ke-dua nya saling diam tidak sapa, sampai akhir bubur pesanan Dika datang.

"ini bubur nya ya den" ucap tukang bubur yang mengantar kan bubur nya ke meja makan

"makasih ya bang"

"nih makan" ucap Dika menggeser mangkuk bubur ke depan Nana

"gak ah, gue gak laper" tolak Nana

"makan atau gua suapin?" ancam Dika dengan tatapan datar nya

Nana menelan ludah nya susah payah, kemudian memakan bubur nya.

Setelah selesai makan Dika mengantar kan Nana pulang ke rumah nya.

"btw makasih bubur nya"

"hmm, udah masuk sana" jawab Dika

"iya thanks ya sekali lagi" ucap Nana kemudian masuk meninggal kan Dika

Dika tersenyum setelah Nana masuk ke rumah nya. aneh? ya memang pasal selama ini Dika adalah sosok anak yang tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan bicara saja secukup nya.

Deg Deg Deg

"ihh gua kenapa dah?" tanya Dika kepada dirinya sendiri ketika menyadari apa yang sedang dia lakukan.

Haii haii maaf ya aku lama gak update hehe

Tapi karena sekarang udah up lagii.... jadi jangan lupa vote dan komen nya yaa

Thank you ❤️

AgestaNa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang