• Prolog •

150 25 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semerbak aroma bunga menyeruak ke dalam rongga hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semerbak aroma bunga menyeruak ke dalam rongga hidungnya. Langkah kakinya berhenti tepat di depan toko bunga bertuliskan ALUNA FLOWER's. Berbagai macam bunga berjejer di pelataran toko tersebut dengan rapi. Menarik perhatian setiap pejalan kaki yang berlalu lalang, berakhir memilih mampir sekadar untuk melihat-lihat atau pulang dengan sebuket bunga di genggaman tangan.

Abyan tersenyum membaca nama toko bunga tersebut yang sesuai dengan selembar kertas di tangannya. Ia pun melangkah masuk sambil melirik beberapa bunga yang tidak ia tahu namanya. "Bunga tulip," gumamnya pelan saat melihat seember bunga tulip putih. Membuatnya teringat pada seseorang yang sangat menyukai bunga cantik itu.

"Selamat datang di Aluna Flower's. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang yang entah sejak kapan berdiri di samping Abyan.

Abyan menoleh ke samping kanan, sedikit terkejut saat mendapati keberadaan seorang gadis yang berdiri di sampingnya. Melihat dari penampilannya saja ia sudah bisa menebak jika gadis itu mungkin salah satu karyawan di toko ini. Apron dusty rose bertuliskan ALUNA FLOWER's, membalut kemeja biru mudanya dengan lengan digulung sebatas siku. Serta rambut hitam panjangnya yang dikepang dua, dan sebuah jepit rambut berbentuk bunga matahari turut menyempurnakan penampilan gadis itu.

Gelengan kecil yang disertai decakan sebal mengakhiri perhatian yang Abyan berikan pada gadis itu. Dengan canggung ia tersenyum, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bisa-bisanya ia memperhatikan penampilan gadis itu dengan sangat mendetail. Ada apa dengan dirinya?

"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu sekali lagi, karena pria di hadapannya tak memberi respon apapun atas pertanyaan pertamanya.

"Ah, iya. Saya ke sini mau cari bunga. Ada?" jawab Abyan, diakhiri dengan senyum canggung.

Tawa kecil keluar dari bibirnya, Aluna menggelengkan kepalanya mendengar jawaban pria itu yang entah sedang mencoba melucu atau bagaimana. "Ya... ada. Kalo kamu mau nyari cake juga ada di toko sebelah," celetuknya, meladeni ucapan pria itu yang ia pikir sedang bergurau.

"Oh..., iya," sahut Abyan dengan dahi mengkerut. Terlihat bingung dengan celetukan gadis di hadapannya, atau dirinya yang salah bicara di awal?

"Maaf, maaf. Saya pikir kamu lagi bercanda. Habis, kamu bilang mau cari bunga, terus kamu juga nanya, 'ada?' disaat di toko ini emang cuma jual bunga aja," jelas Aluna langsung, begitu menangkap raut bingung di wajah pria tampan di hadapannya. Hey, apa yang baru saja ia pikirkan?

Serendipity (Hiatus!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang