Jam istirahat berbunyi nyaring banyak dari mereka memilih pergi ke kantin dan keluar kelas namun tidak dengan Jeya yang merasa bahwa Veronika tidak seperti biasanya.
Veronika lebih banyak mendiaminya kadang Veronika akan marah jika Jeya selalu berbicara dan kini Veronika pergi tanpa nya dan mengabaikannya.
Jeya merebahkan kepalanya pada meja lalu membuka ponsel nya lalu membuka aplikasi hijau di hpnya dan melihat pesan pesan yang tidak minat ia balas.
Ia merasa ada yang kurang di dirinya hari ini tapi ia tak pasti apa itu hingga ia menepis persaan itu jauh jauh dan memilih mendiamkan dirinya di kelas hingga pulang sekolah.
***
Jeya menatap Al yang sibuk dengan motornya kini jam pulang telah datang banyak yang sudah bergegas pergi untuk pulang begitu pula dengan Jeya."Al" sapa Jeya di balas anggukan oleh pria yang tengah sibuk dengan motornya.
Jeya mengernyit pelan "kenapa motornya?" tanya Jeya ikut berjongkok di samping Al hal itu sontak membuat Al melempar jaketnya pada Jeya untuk menutup kaki Jeya yang memang menampakan sedikit pahanya.
"ga tau, rusak tiba tiba aja" jawab Al masih sibuk melihat kerusakan motornya.
"parah ya?" tanya Jeya lagi namun kini Al tidak menjawab ia memilih menatap Jeya lalu berdiri.
"lo pulang sama apa?" tanya Al pada Jeya.
Hal itu membuat Jeya berdiri dengan cepat hingga ia sedikit oleng dan hampir terjatuh jika tak langsung di penggang oleh Al.
"pelan pelan aja sih" tegur Al melepaskan pegangannya dan menatap tak suka pada Jeya.
"iya maaf, pulang sama angkot tuh angkot nya datang, duluan yaa" ucap Jeya berlarian ke arah angkot yang baru saja datang dan memang di sekitar sekolah mereka jarang sekali ada angkot yang lewat.
Al menatap gadis yang meninggalkannya dan dengan sigap Al ikut berlari menaiki angkot tersebut dan duduk di samping Jeya, membuat gadis yang tadi nya memandang ke depan kini beralih menatap ke Al dengan heran.
"kok?" heran Jeya menatap Al semakin heran.
"gak papa" jawab Al santai.
Jeya duduk dengan tenang di dalam angkutan umum, ia tersenyum menyapa beberapa penumpang yang juga menyapanya.
Penumpang kembali naik kali ini membawa seorang anak laki laki yang sangat lucu dimatanya, karna kepenuhan anak tersebut di haruskan berdiri dan bersandar pada ibunya.
Jeya tampak melihat anak itu yang perlahan tertidur dalam posisi berdiri, Jeya menahan anak itu agar tak terjatuh.
Anak kecil tersebut lantas memindahkan badannya berganti memeluk Jeya dengan erat dan mulai tertidur, Jeya sontak menahan dan sesekali mengelus punggung milik si anak.
Hal tersebut tak lumput dari pandangan Al membuat lelaki remaja itu tersenyum tipis bahkan hampir tak terlihat.
Ibu dari anak itu tak memperdulikan anaknya melainkan raut wajahnya tampak sedih dan menyedihkan.
Saat pemberhentian angkutan umum si ibu langsung saja turun tanpa membawa anaknya hal itu sontak membuat Al dan Jeya memandang terkejut bahkan penumpang lain mencoba berteriak memanggil ibu tersebut.
Anak kecil itu masih saja tertidur dan memeluk Jeya erat bahkan Jeya hampir di buat sesak olehnya.
Jeya menatap Al sebentar meminta pertolongan, Al mengendong anak tersebut hingga kini anak itu duduk di pangkuannya masih terus tertidur.
Para penumpang mulai ada yang mengejar dan ada juga yang memanggil manggil tetapi si ibu sangat cepat menghilang hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk membawa anak itu ke kantor polisi.
***
Jeya duduk di kursi tunggu sambil terus memeluk anak kecil yang ia tidak ketahui identitasnya.
Al hanya memandang sambil berdiri karna kursi tunggu hanya tersisa untuk satu orang dengan yang lain telah penuh oleh penumpang angkot lain yang ikut serta ke kantor polisi.
Karna hari sudah mulai malam Jeya pun merasa dirinya lelah hingga tak sadar perlahan ia tertidur dengan posisi memeluk si anak.
Al yang memandang hal tersebut pun mendekat ke arah Jeya untuk menahan kepala gadis tersebut agar lebih nyaman saat tertidur.