REVENGE🔞

R11🔞

Clay dengan telaten membersihkan badan Raven yang pucat, bibir pecah-pecah dan lebih mirisnya lagi badannya lengket penuh dengan sperma-sperma yang menempel di kulit pucatnya.

Air bathrub yang mulai berubah warna menjadi keruh karena sperma, Raven hanya bisa diam seribu kata.

Dirinya terlalu lelah dan sakit untuk bergerak sedikit pun.

Membiarkan Clay membersihkan dirinya, menyentuhnya.

"Apa kau bisa membersihkan bagian bawah mu sendiri?" Tanya Clay menatap Raven.

Raven hanya diam, menatap sayu Clay dengan matanya yang bengkak terlalu banyak menangis yang tidak ada gunanya.

Clay yang di tatap seperti itu pun paham.

Raven tidak ada tenaga sama sekali.

Clay ragu.

Ragu untuk membantu membersihkan bagian bawah Raven.

Menghela nafas panjang.

Tangan kanannya mulai masuk ke genangan air bathrub untuk menyentuh bagian bawah Raven.

Clay dengan tegang tidak berani menatap Raven.

"Aku akan memasukan jari ku" ucap Clay tanpa menatap Raven.

Dirinya percaya dengan indra sentuhannya.

"Shhh.." desis Raven lirih, merasa perih dan sakit karena luka di lubangnya.

Clay hampir menahan nafasnya saat jarinya berhasil masuk ke dalam lubang Raven.

Dan jari nya merasa lengket karena sperma-sperma Mike yang tertinggal di dalam lubang Raven.

Clay mulai membersihkan, mengeluarkan sperma-sperma Mike dari lubang Raven menggunakan jarinya.

Raven memenjamkan matanya menahan rasa perih dan sakit.

Tangannya seketika meremat bahu Clay, Clay pun menatap Raven.

Karena rasa terkejutnya.

Raven membuka matanya, menatap Clay.

Mata mereka bertemu, saling menatap satu sama lain.

"S-sakitt.." ucap Raven lirih dengan suara seraknya.

Nafasnya terengah-engah.

Bulir air mata perlahan menetes dari mata Raven.

Begitu menyakitkan dirinya.

Semua hancur.

Harga diri.

Bahkan hatinya hancur berkeping-keping.

Hancur akan nasib sialnya.

Rasa menyesal yang begitu mendalam.

Dan menyakitkan dirinya.

Karma yang sungguh menyeramkan.

Sial.

Clay menatap Raven dengan penuh kasihan dan iba.

Perlahan Clay mendekat ke arah Raven.

Menyatukan dahi mereka saling menempel, deru nafas hangat saling bertubrukan.

Dengan rasa tekad dan berani, Clay dengan perlahan mengarahkan bibirnya mendekat ke Raven.

Sampai bibir mereka saling bertemu dan menempel.

Raven memenjamkan matanya dengan beberapa tetesan bulir air mata, membiarkan Clay mencium dirinya.

Karena memang dirinya sudah tidak punya harga diri.