Putri Delina

279 3 1
                                    

Hari senin, pukul 07.00, yang dimana sekolah sedang melakukan upacara bendera.

Dari banyaknya siswa/siswi ada seorang perempuan bermata teduh, memiliki tinggi 155cm, juga memiliki wajah yang begitu ceria namun, dibalik itu dia menahan lukanya sendiri yang begitu dalam.

Dia Putri Delina, saat ini Putri sudah duduk dibangku kelas 10 smk.

Dia sangat tidak suka hari senin, yang dimana ada pelajaran Pak Galaksi, dia mengajar matematika di jam pertama.

Seringkali orang-orang bilang bahwa dia galak dan ditakuti murid-murid di sekolah itu, ya sesuai nama dia saja 'GALAKsi'.

Iya memang itu benar, tapi menurut Putri, Pak Galaksi tidak seseram itu bila mengajar.

Namun tetap saja Putri tidak suka.

Dia memiliki ayah bernama (Abimana), juga ibu bernama (Delina), tetapi ibu putri sudah tiada sejak dia menginjak kelas 6 SD.

Putri mempunyai trauma yang begitu besar terhadap ayahnya.

Flashback on

"Hey anak gatau diri, sini kamu" ucap ayahnya.

"A-aku?" ucap Putri.

"IYA KAMU, CEPAT SINI GAUSA BANYAK TANYA" bentak ayah.

"I-iya ayah" ucap Putri.

/Putri pun menghampirinya

"Kenapa yah?" tanya Putri.

"Bikinin saya kopi SEKARANG" perintah ayah.

"B-baik ayah" ucap Putri.

Setelah beberapa menit Putri membuat kopi untuk ayahnya, gadis itu pun segera membawakan kopi kepada sang ayah yang sudah ia buat.

"Ini ayah kopinya" ucap Putri.

"Bawa sini" ucap ayah.

Saat Putri baru mengasih kopi kepada sang ayah, ayah dia justru malah menyemburkan kopi itu kepada Putri.

"Ayah panas, kulit aku bisa saja melepuh" tangis Putri.

"Hey, kamu pikir saya mikirin kamu?" ucap ayah.

"HAHAHA, jelas saja tidak. Ngapain saya mikirin anak gatau diri seperti kamu" ucap ayah sambil tertawa.

"Jahat, ayah jahat" ucap Putri sambil mengusap air matanya.

"KALAU SAYA JAHAT, TERUS KENAPA KAMU MASIH BETAH UNTUK TINGGAL DISINI? HAH?" bentak sang ayah.

Putri segera berlari ke kamarnya, saat dikamar ia justru malah melukai tangannya.

"Ternyata lebih sakit omongan ayah, daripada luka yang ayah buat ditubuh aku" batin Putri

Flashback off

Sejak dia SMP kelas 1 hingga kelas 2, ayahnya secara tiba' sering sekali memukul tubuh dia yang kecil. Bahkan dia juga tidak tahu kenapa ayahnya tiba-tiba sering memukuli dia, sekalipun dia tidak melakukan salah.

Sejak kejadian itu, Putri tidak lagi serumah bersama sang ayah, dia di bawa oleh bibinya untuk tinggal bersama bibinya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri, Putri bahkan satu-satunya anak dari orang tuanya, namun bukannya disayang dan dirawat oleh ayahnya setelah ibu dia meninggal, justru dia malah mendapatkan kekerasan dari sang ayah.

Tak terasa kejadian itu sudah 2 tahun yang lalu, Putri sekarang tidak tahu kondisi ayahnya seperti apa, apakah sudah tidak kasar? apakah dia tidak merindukan anaknya Putri?.

Putri rindu dengan ayahnya, walaupun ayah dia sering memukulinya namun, dia tetap ayah kandung Putri.

Putri rindu saat ibunya masih ada disini, Putri rindu saat ayahnya masih sayang kepadanya, Putri rindu suasana rumah kala itu, Putri rindu masa dimana keluarga mereka masih utuh, juga cemara. Sekarang tidak ada lagi kebahagiaan itu di dalam keluarga Putri.

Sedikit demi sedikit, Putri bisa menerima dengan kenyataan yang terjadi di dalam dirinya, dengan luka di tubuhnya, serta luka didalam hatinya yang belum juga mereda.

Putri kini tidak lagi merasakan sakit, tidak lagi merasa bahwa dirinya sedang dipukuli oleh ayahnya, tidak lagi merasa bahwa kebahagiaan dirinya yang dulu ada didalam tubuhnya.

Begitulah perjalanan hidup Putri yang Putri jalani selama tidak ada sang ibu disampingnya. Penuh dengan kesedihan dan keresahan.

END

Nama : Rerey putri sakila
Absen : 28
Kelas : 9.10

cerpen IX.10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang