Putri Ana Alexander

255 3 0
                                    

Nama gadis itu adalah Putri ana Alexander, panggilan aja Dia ana.
Dia berumur 15 tahun, wajahnya cantik tubuhnya tinggi dia seorang anak yang sederhana dan rajin, dia selalu ramah terhadap orang lain.
Ana selalu berangkat pagi dengan temannya mereka naik angkot pergi ke sekolah mereka selalu berdua mereka itu sahabat, mereka sering bercerita keseharian mereka, Jingga itulah nama sahabat ana, mereka sering bercerita, jingga selalu ber cerita tentang keluarganya yang sangat akur, sedangkan Ana terdiam mendengar cerita jingga, Ana selalu kepikiran tentang kedua orang tuanya yang selalu bertengkar, Jingga pun bingung kenapa setiap dia menceritakan tentang keluarganya pasti ana selalu terdiam, jingga selalu bertanya
"Ana apa kamu baik baik saja"
Ana menjawab
"Aku tidak apa apa ko"
Jingga menjawab dengan tenang, Jingga takut kalo ana kenapa kenapa, tidak lama mereka berbincang dan membahas hal lain.
Setelah mereka berbincang tak lama bel sekolah berbunyi, "tringggkkkk"
Ana dan jingga bergegas beranjak untuk pulang mereka melewati gerbang sekolah, orang tua Jingga datang untuk menjemput Jingga, Jingga menawarkan ke ana untuk pulang tapi Ana menolak,ana tidak mau merepotkan Jingga tak lama pun Jingga pulang, ana pun pulang dengan angkot yang sedang menunggu.
Ana pun sudah sampai di rumah, tetapi pas ana baru ingin mendekati pintu rumah ana mendengar suara berisik yang terdengar di dalam rumah dan ternyata itu adalah suara orang tua anak yang sedang bertengkar, ana yang terus mendengar kedua orang tuanya bertengkar hanya bisa terdiam mendengar semua itu, ana yang sedang capek setelah pulang sekolah bukannya istirahat tapi dia hanya bisa mendengar kedua orang tuanya yang selalu bertengkar di rumah, ana hanya ingin tenang tapi Ana ingin meluapkan ceritanya.
Suatu saat di mana ana sendiri di tepi danau iya penulis di buku diary berwarna pink tentang keadaan orng tuanya. Ana di malam hari yang sedang bertanya-tanya kepada diri dia sendiri dalam hati ana bertanya
"Apa yang harus aku lakukan, aku lelah mendengar orang tua ku yang selalu bertengkar"
Pagi hari dirumah ana dengan ana yang sedang duduk di meja makan, menunggu makanan yang telah ibu nya masak, ibu dan ayah ana yang masih terdiam tidak bicara satu kata pun, ana sudah menduga kedua orang tua belum berbaikan.
Ana berangkat kesekolah dengan wajah yang sedih tapi dia tutup kesedihan itu dengan senyuman.
Ana mencoba melupakan kejadian di malam hari itu yang kedua orang tuanya bertengkar ana mencoba untuk tersenyum dan fokus untuk belajar dan menggapai cita-cita, Ana memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, dia selalu bercerita kepada Jingga dia ingin menjadi seorang dokter Jingga pun terus mendukung ana untuk semangat menggapai cita-cita itu. Mulai dari saat itu Ana pun terus semangat untuk menggapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orang tua dengan bentuk apapun, ana pun berbicara dengan dirinya sendiri dan menyemangati diri dia sendiri,
"Ana lu harus semangat untuk menggapai cita-cita yang lu mau"
3 tahun yang ana lewati dengan kedua orang tuanya yang masih terus bertengkar setiap hari, sekarang Ana sudah kuliah di UI jurusan kedokteran, ya Ana sudah masuk jurusan yang dia mau atas doa-doa yang selalu dia ucapkan untuk bisa lulus dan masuk ke jurusan yang dia mau, Ana bisa masuk ke jurusan yang dia mau juga atas doa kedua orang tuanya walaupun kedua orang tuanya tetap masih sama dengan yang dulu yang selalu bertengkar, tapikedua orang tua ana tetap pendukung anak dan mendoakan anaknya untuk sukses di kedepannya. Orang tuanya selalu mendoakan anak untuk masuk ke jurusan yang ia mau, ana selalu meminta doa orang tuanya, dan berkat doa kedua orang tuanya Ana bisa masuk jurusan itu, orang tuanya sangat bangga karena anaknya bisa masuk dan kuliah di universitas yang anaknya mau, di situlah kedua orang tua Ana yang mulai berbaikan,ana pun terlihat senang karena orang tuanya yang sedikit sudah berbaikan.
Ana terus belajar supaya dia bisa menjadi seorang dokter, tak lama ana telah lulus menjadi sarjana. Sekarang Ana sudah resmi menjadi dokter dan ia masuk ke rumah sakit yang ia inginkan dia menjadi dokter anak. Dari situlah karir Ana mulai, atau masa depan anak sudah di depan. Kedua orang tuanya yang mendengar ana telah lulus menjadi seorang dokter ibu dan ayah ana sangat senang dan tidak lupa mengucapkan syukur. Ibu dan ayah anak sangat senang dan tidak bisa berkata-kata, anaknya sudah dewasa dan sudah menggapai cita-citanya yang ingin menjadi dokter. Ibu dan ayahnya yang masih teringat dulu mereka sering bertengkar dan selalu ana yang memisahkan mereka untuk berbaikan, sekarang anak itu udah jadi seorang dokter, orang tua ana yang masih tidak percaya anak nya sudah menjadi dokter, mereka pun menetes kan air mata dan memeluk anak.
--------#--end---#-------

Ana sukses dan bahagia berkat kedua orang tuanya yang selalu mendoakan.

END

Nama : Talisa Aurelia Putri
Absen : 32
Kelas : 9.10

cerpen IX.10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang