Nembula Aprilia

521 5 0
                                    

Nembula anak broken home kedua orang tua mereka sudah sama-sama mempunyai keluarga baru.

Nembula tinggal bersama Nayumi dia adalah seorang mama yang hebat dan tentunya Nembula juga tinggal bersama Pratama dia ayah tirinya.

Nembula kurang kasih sayang dari Abyan dia adalah ayah kandung Nembula yang sudah terpisah dari kecil mangkanya Nembula mencari kasih sayang itu dari Brian dia adalah abang Nembula.

Siang hari Brian masuk kekamar adiknya.

"Nembula sore kita kerumah ayah ya" ujar Brian sambil merebahkan dirinya dikasur.

"Ngapain?" jawab Nembula.

"Main aja, memang kamu tidak ingin kenal dengan adikmu?" tanya Brian.

"Yaudah deh" kata Nembula.

Nembula mempunyai adik anak dari Abyan dan Adriana.

Sebenarnya Nembula malas tapi ini Brian yang menyuruhnya kalau dia nolak juga tidak bisa.

Pada sore hari sembelum Nembula pergi kerumah Abyan ia berpamitan terlebih dahulu kepada Nayumi.

"Ma aku pamit ya mau main" ujar Nembula.

"Mau main kemana Nembula?" tanya Nayumi.

"Kerumah ayah sama Bang Brian kok" kata Nembula.

"Yasudah hati-hati ya, jangan pulang terlalu malam ya" ujar Nayumi.

"siap ma" kata Nembula sambil menyalimi tangan Nayumi.

Nembula hanya pamit kepada Nayumi karna dia malas berpamitan kepada Pratama, bisa dibilang Nembula terpaksa merestui hubungan kedua orang tuanya, Nembula hanya ingin melihat Nayumi bahagia.

Nembula sudah sampai dirumah Abyan, hanya Nembula karna Brian masih ada urusan katanya.

Nembula disambut dengan pelukan hangat dari abyan, jujur ini pertama kali Nembula dipeluk oleh sosok ayahnya dan rasanya ingin sekali menangis, tapi Nembula seorang anak yang tidak mau kelihatan sedih dimata oranglain.

Pelukan itu di saksikan oleh Adriana dan arena adik kecilnya Nembula.

"Adek tuh ada kakak Nembula" ujar adriana memperkenalkan Nembula kepada Arena karena memang pertama kali Arena bertemu Nembula.

"Ayo masuk nak" kata Abyan sambil merangkul Nembula.

Nembula terus Melihat sekelilingnya rumah yang bernuansa putih dan banyak foto-foto Arena.

"Arena beruntung banget" batin Nembula.

"Anak ayah sudah dewasa ya, dulu terakhir main kesini masih kecil sekarang sudah smp" abyan membuka pembicaraan.

Nembula hanya tersenyum karena memang dia selalu ingin menangis bila berbincang dengan abyan.

"Halo Arena" sapa Nembula mengalihkan pembicaraan.

"Halo kakak" kata Adriana menirukan suara anak kecil.

"Main sama kakak Nembula ya, mamanya masak dulu" ujar abyan.

"Ayo sama kakak kita main diteras ya" kata Nembula.

Nembula memang suka anak kecil mangkanya jangan heran kalau Nembula cepat akrab dengan Arena.

Sambil menemani Arena main pikiran Nembula mulai berantakan.

"Arena kamu beruntung bisa mendapatkan kasih sayang ayah, sedangkan aku dibesarkan oleh orang asing yang ga pernah aku anggap ayah, aku iri sama kamu Ren" batin Nembula.

"Dari kecil aku cari kasih sayang ayah aku Ren, aku ingin punya keluarga yang utuh Ren dan aku juga pengen punya rumah yang dalamnya ada kasih sayang ayah aku Ren tapi itu semua ada didalam hidup kamu." Nembula terus membatin.

Tak terasa butiran bening turun membasahi pipi Nembula dan ditangkis kasar oleh tangan Nembula.

Namun ternyata ada Abyan yang sedang melihat dua putrinya bermain dan Abyan melihat Nembula menangis.

"Kamu kenapa Nembula?" tanya abyan yang kini sudah duduk disisi putrinya.

"Ehh gapapa" ujar Nembula.

Setelah itu datanglah Brian ingin menjemput adiknya Nembula, Brian menghampiri mereka dan menyalimi abyan.

"Sudah selesai urusannya?" tanya Abyan.

"Sudah, ayo Nembula mau pulang ga?" ujar Brian.

Nembula mengangguk sebagai tanda iya.

"Yaudah yah kita pulang dulu ya nanti main lagi" ujar Brian.

"Loh kalian mau pulang?" kata Adriana yang kini menghampiri mereka.

"Iya bu" jawab Brian.

"Kenapa ga makan dulu ibu baru selesai masak" kata adriana

"Nanti aja, kapan-kapan" kata Nembula dengan ketus.

Brian yang mendengar itu sontak kaget dengan jawaban Nembula dan langsung izin pamit.

"Yaudah kita pamit ya" ujar Brian dan langsung menyalimi Abyan dan Adriana diikuti oleh Nembula.

Hening diperjalanan, Brian heran mengapa adiknya diam saja.

Sesampainya dirumah Nembula langsung masuk kekamar tak disadari air mata yang tadi ia bendung akhirnya turun deras.

Tak terasa hari sudah gelap menunjukan pukul 22.30. Kepala Nembula riuh dengan isi pikirannya sendiri.

"dunia ga adil masa Arena saja yang hidup dengan kasih sayang ayah kandungnya, meskipun aku sudah mempunyai ayah lagi tapi kasih sayang ayah aku gaada yang bisa gantiin. Apa ayah udah ga sayang sama aku karna sudah ada Arena?" lirih Nembula disela tangisnya.

"Tok tok tok, dekk?" Brian mengetuk pintu kamar Nembula.

Nembula sontak kaget dan langsung menghapus air matanya dan langsung membuka pintu.

"Kamu kenapa Nembula?" tanya Brian.

"Gapapa, memangnya kenapa?" Nembula menjawab dengan pertanyaan kembali.

"Gausah bohong Nembula, abang denger apa yang kamu ucapin tadi" kata Brian.

Nembula langsung menangis dan memeluk Brian. Brian membiarkan adiknya menangis terlebih dahulu agar membuatnya tenang.

"Abang yakin ayah sayang sama Nembula dan ayah juga sayang sama Arena" ujar Brian.

"Ngga, ayah cuma sayang sama Arena bukan sama aku" jawab Nembula disela tangisnya.

"Kata siapa dek?, Nembula kamu gaboleh overtinking gini kamu sama Arena sama-sama putri ayah. Walaupun Nembula ga tinggal sama ayah tapi Nembula disini sama abang kalo Nembula butuh bantuan abang bakal selalu disini buat Nembula" ucap Brian sambil mengelus puncak kepala Nembula.

"Tapi Nembula belum bisa nerima semuanya bang" kata Nembula.

"Nembula menerima kenyataan memang sulit tapi ini yang terjadi, ga ada jalan lain selain berusaha menerima apa yang telah terjadi lebih tepatnya berusaha untuk menerima keadaan. Semua butuh proses pelan-pelan kita belajar menerima semuanya ya?" kata Brian yang dibalas anggukan oleh Nembula.

"Makasih abang, maaf Nembula selalu ngerepotin abang" ujar Nembula sambil menyenderkan kepalanya kepundak Brian.

"Tidak ada yang merepotkan Nembula, abang akan menjadi rumah buat kamu pulang" kata Brian yang diangguki oleh Nembula.

"Janji akan selalu pulang ke Brian ya?" lirih Brian dan kembali memeluk Nembula.

Setelah Brian menasihati Nembula sekarang Nembula sudah mulai menerima keadaanya, dia sudah menerima Pratama sebagai ayahnya dan Nembula juga sudah terbiasa bermain dengan Arena tanpa ada rasa iri sedikit pun.

Brian sangat senang karena Nembula sudah menerima semuanya dan sekarang Nembula juga sudah mulai cerita-cerita keadaan dia kepada Brian entah dia sedang senang ataupun sedih.

END

Nama : Intan Aprilianti
Absen : 15
Kelas : 9.10

cerpen IX.10Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang