Prolog.

77 4 0
                                    

Dor...

   Tepat saat seseorang menarik pelatuk, detik itu juga ketiga orang remaja menarik gas motornya masing-masing.

"Bebep Raja semangat!!"

   Mendengar teriakan melengking dari seorang gadis itu, sontak semua mata yang berada di arena balap tersebut langsung mengarah pada lima gadis yang datang hanya dengan menggunakan piyama lengan panjang dan celana panjang, termasuk ketiga pembalap itu terutama Raja, nama yang tadi di teriakan salah satu gadis itu.

  Setelah melihat kedatangan para gadis itu Raja seakan tak sabar ingin segera bertemu dan menyentil ginjal mereka satu persatu, pemuda itu semakin memacu kuda besi nya dan melewati lawannya dengan mudah lalu dalam sekejap motor yang di kendarai olehnya telah sampai di garis finish.

"Yuhuuu... Ayang gue tuh!" heboh gadis yang daritadi berteriak itu.

"Ra.. Kok gue rada serem ya liat muka Raja," colek gadis yang memegang sebatang coklat di tangannya.

"Santai aja, ayang beb gue tuh kesini mau bilang terima kasih karena kita dateng buat nyemangatin dia." balasnya super pd.

"Kayaknya enggak deh." celetuk gadis berpiyama hitam putih.

   Sedangkan di tempat yang tak jauh dari kelima gadis itu berdiri, beberapa pemuda sudah was-was menatap langkah sang leader.

"Samperin woy! Kenapa mereka bisa lolos sih," seru Kelvin yang langsung diikuti kedua sahabatnya. 

"Cantik-cantik banget coy," ujar Geral, inti Bruiser

"Jangan ngomong sembarangan, kalau mereka denger bisa abis lo." ujar salah satu anggota D'Tiger.

"Gue yakin mereka bukan gadis sembarangan," celetuk Aldo yang kini sudah bergabung bersama Kara.

"Maksud lo?"

"Lihat wajah Raja yang gak biasa itu, bisa di pastiin kalau mereka berlima itu kesayangan The Ranger." ucap Kara dengan sorot mengarah pada gadis berpiyama biru yang ada dihadapan Raja.

.
.

"Ngapain?" tanya Raja saat sudah berdiri di depan kelima gadis itu.

"Nyemangatin ayang lah, terbuktikan kedatangan gue membawa kemenangan." jawab gadis itu penuh percaya diri.

"Siapa yang suruh kalian dateng, hmm." tanya pemuda itu lagi dengan nada lembut dan tubuh yang semakin mendekati Alara, pelaku keributan.

"Ya-ya gak ada," jawabnya gugup dengan kaki mundur perlahan

"Siapa yang kasih izin kalian keluar malam?" tanya Kelvin pada mereka semua.

  Sontak kelimanya menggeleng serempak, lalu saling sikut karena melihat tatapan menyeramkan dari empat pemuda itu.

"Ide siapa nih?" tanya Putra dengan wajah datar, padahal sehari-hari pemuda itu selalu menunjukan sikap hangat dan tingkah konyol.

   Mendengar pertanyaan itu, keempat gadis itu menunjukkan bersamaan kearah gadis yang kini masih berhadapan dengan Raja. Ya Alara, dialah  yang mengajak mereka semua datang menonton pertandingan balap malam ini, padahal mereka sendiri sudah di peringati supaya tidak keluar malam tanpa para lelaki itu.

   Melihat wajah menyeramkan keempat pemuda yang sedang menatapnya itu, seketika alarm di otak cantik nya berbunyi tanda waspada, apalagi melihat mata memincing dari pemuda yang sedari tadi di panggilannya ayang beb itu, perlahan kaki mungilnya melangkah mundur dan bersiap menyelamatkan diri.

"Gawat.. Singa nya mulai bangun," batin Alara waspada

3..2...1...

"Kaburrr!" teriaknya sambil berlari tak tentu arah dan berujung bersembunyi di belakang tubuh kekar seseorang.

"Toloongg... Tolong sembunyiin gue, singa gue ngamuk." ucap nya memohon sambil berpegangan erat pada jaket seseorang.

"Sini lo!" perintah seseorang yang dia yakini adalah Raja.

"Gak, gak mau!" jawabnya heboh dengan menggoyangkan badan ketua Bruiser yang sedari tadi ia jadikan tameng.

"Gue yang kesana atau lo sendiri yang kesini?" ancam Raja dengan wajah kesal.

"Tolongin gue dong." bisik Alara yang semakin panik pada telinga cowo di depannya dengan kaki berjinjit.

"Bandel banget sih lo, kasih dia ke gue Kar." pinta Raja setelah mengomeli Alara.

"Gak.. Woy jangan dengerin dia," pekik Alara dengan jari meremas kedua lengan Kara.

"Adek lo?" bukannya langsung memberikan gadis itu pada Raja, justru Kara malah bertanya.

"Bukan, dia babu gue." jawab Raja santai, padahal sengaja memancing gadis itu.

"Lo ngatain gue babu?!" pekik Alara yang sudah berdiri di depan Raja sambil bertolak pinggang.

"Lo bukan adek gue tapi babu gue, udah dengar?" ulang Raja masih dengan nada santai.

"Gue bukan babu lo." ujarnya bersiap menyerang Raja, namun Raja yang terkenal sebagai ketua geng lantas peka terhadap pergerakan langsung menangkap tangan gadis itu yang hendak menarik telinganya, lalu memutar badan Alara hingga kini posisinya berada di bawah ketiak Raja.

"Iyuuh..." seru keempat gadis lainnya yang sudah berada di dekat mereka dengan inti The Ranger di samping mereka.

"Nih.. Cium ketek gue, harum kan." pungkas Raja yang menahan kepala Alara agar tetap di bawah ketiaknya karena sedari tadi gadis itu mengamuk minta di lepaskan.

"Aaaa... Lepasin gue Raja rimba," teriak Alara minta di lepaskan.

"Jepit aja terus sampe pingsan." celetuk Putra

"Awas lo Puput, tunggu bagian lo." ucap gadis yang masih berusaha berontak itu.

"Waww.." celetuk nya yang kini sudah terdiam di ketiak Raja

"Ngapa lo?" heran Raja dengan menatap Alara yang sedang terdiam menatap kearah depan, lalu mengikuti arah pandang gadis itu.

"Ck.. Ganjen lo."

"Bisa juga lo nemu manusia kek gini."tuturnya tanpa menghiraukan ejekan Raja.

"Boleh kenalan? Nama gue Alara, Alara Ruella Morgan," ujarnya lagi tersenyum dengan tangan masih terjulur di hadapan Kara.

"Baskara Aderson," jawab Kara dengan senyum manis membalas jabatan tangan Alara.

"Pulang, malu-maluin gue aja lo" pungkas Raja dengan tangan yang sudah menarik piyama Alara dari belakang, jadilah posisi gadis itu seperti seekor kucing yang sedang di tenteng oleh majikannya.

"Woyy.. Gue bukan kucing yah bangsul, turunin gue." rontanya dengan kaki yang menggantung bebas.

"Gak.. Pulang sekarang!"

"Gue balik dulu.. Thanks buat malam ini," pamit Raja pada D'Tiger dan Bruiser

"Sampe ketemu lagi yah Babas!" teriak Alara dengan kedipan mata.

 

Mysterious BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang