Selamat membaca
.
.
.
.Sepasang muda-mudi itu tampak sedang bermesraan di tengah ruangan yang berisi sekumpulan remaja.
Tanpa menghiraukan kedua pasangan itu, beberapa remaja itu malah asik dengan kegiatan masing-masing dan memilih tidak peduli pada keduanya.
"Yang," panggil Alara
"Hmm," gumam Kara yang sibuk memilin ujung rambut sang gadis yang berwarna merah gelap.
"Kita pergi sekarang aja yah," ajak nya dengan tangan usil mengusap dada bidang Kara, kini posisi keduanya memang terbilang cukup intim dengan Alara yang duduk di kedua paha Kara dengan tubuh saling berhadapan.
"Ssstt.. Jangan mulai yang" desis Kara saat merasa seluruh tubuhnya merinding karena ulah kekasihnya.
"Hihi.. Kamu kenapa sih?" bukannya berhenti kini tangan gadis itu justru di masukkan ke dalam kaos hitam Kara.
"Heh bocah! Mesum amat lo," tegur Raja yang tak sengaja menatap pada kedua orang itu.
Memang saat ini kedua geng itu sedang berkumpul di markas Bruiser, kedua geng yang terkenal akrab sedari dulu itu memang sering berkumpul, entah itu di markas Bruiser atau markas The Ranger. Kegiatan wajib mereka setiap libur sekolah adalah touring dan weekend bersama, dan jangan lupakan personil perempuan yang tak ketinggalan. Mereka semua ada sahabat Alara, kalau dari SMA Bina Bangsa ada Binar dan Bianca maka dari SMA Mandiri ada Laysha, Harumi dan Lecia.
"Apa sih jones, sewot aja lo." sahut Alara dengan mengejek
"Durhaka lo sama gue, gini-gini gue lebih tua ye daripada lo" celetuk Raja yang kembali fokus pada stik game di tangannya.
"Iye deh, si paling tua." balas Alara dengan memutar kedua bola matanya malas
"Yee.. Dasar anak si Rudi," cibir Raja kesal di katai tua
"Lemparin dong yang, kalau pake tangan aku gak nyampe pasti." pinta nya pada Kara agar melempar Raja menggunakan bantal sofa yang ada di sebelah nya.
Pukk...
Tanpa basa-basi atau bantahan, benda lembut berbentuk kotak itu sudah mendarat mulus di kepala ketua The Ranger.
"Bangsmmpt," umpatan itu terpotong sebab bekapan seorang gadis di sebelahnya.
"Gak boleh ngumpat, ada anak kecil." tutur Harumi dengan mata menatap pada Lecia yang sedang tertawa bersama Novan.
Quinna Harumi Abarata, gadis keturunan Jepang yang mendapat predikat gadis dingin tapi peduli. Harumi merupakan atlet karate sekaligus ketua ekskul karate di SMA Mandiri. Gadis itu sudah bersahabat dengan Alara sedari masuk sekolah menengah pertama.
Beralih pada pemuda tampan yang tadi sempat di tegur oleh gadis dingin itu, alias ketua geng The Ranger yaitu Rajaswala Karsa Yecz, anak tunggal dari pasangan Deri Yecz dan Kiara Zevanya. Pengusaha properti dan konveksi, keluarga nya yang terbilang harmonis tapi sifat yang di tunjukan oleh pemuda itu dingin dan datar. Kecuali bersama Alara, dia akan bersikap hangat dan usil ketika bersama gadis yang sudah ia anggap adik tersebut.
"Dasar pasangan prik lo berdua," kesalnya saat melihat Alara yang tertawa bersama Kara
"Lo kenapa?" tanya Laysha dari arah dapur bersama Kelvin.
"Habis di bully sama pasang bucin dia," jawab Geral yang masih sibuk dengan game di TV besar itu.
"Lo apain dia? Pasti lo ganggu kan?!" tebak Bianca yang menyusul dari dapur. Memang ketiganya mendapat tugas membuat minuman hangat atas perintah Kara, sebelum membawa kekasihnya keluar malam lebih tepatnya ke arena balap motor. Pemuda itu pasti selalu membuat kan minuman hangat untuk sang gadis agar tidak terlalu kedinginan katanya, manis banget yah Baskara.
"Mana punya gue?" tagih Putra yang sudah berdiri di hadapan Bianca
"Sabar lah, ambilnya nanti pas udah siap di meja aja." ujar Bianca sambil menghindari Putra, menghindari tingkah playboy cowok itu lebih tepatnya.
"Jangan mulai lo, awas aja lo nyentuh dia sedikit pun." ancam Alara yang sangat mengenali gelagat Putra.
"Pelit amat, bagi satu lah sahabat lo." ujar Putra santai masih mengekori kemana Bianca melangkah.
"Bagi apaan?! Emangnya temen gue barang apa," sembur Binar yang tengah bermain kartu bersama pemuda yang lain.
"Berhenti debat dan cepetan minum punya lo pada, udah setengah sebelas nih." tegur Kelvin yang membuat mereka semua bangkit dan mulai mengambil masing-masing cangkir berisi minuman hangat tersebut. Ya, sekarang bukan hanya Alara yang punya kebiasaan itu, tapi mereka semua juga.
"Udah! Yeayyy ayo berangkat Babas sayang," ucap Alara riang setelah menghabiskan minuman hangat tersebut.
"Centil lo" cibir Raja
"Kenapa sih dari tadi komen mulu? Gak bisa lihat orang seneng aja lo," balas Alara kesal. Kini wajah senang gadis itu sudah berganti wajah kesal karena ulah sang abang.
"Udah, gak usah peduliin jomblo." bujuk Kara saat melihat mood gadis nya sudah buruk akibat ulah Raja.
"Pfftt.. Emang bener-bener cocok tuh berdua," bisik Clau pada Putra sambil menahan tawa.
"Pasangan serasi," ungkap Radhika saat kedua pasangan itu sudah lebih dulu melangkah keluar.
"Ngapain masih disini? Ayo kita susul mereka," ajak Bianca yang sudah memeluk lengan Lecia.
"Ayo.. Tar ngamuk tuh anak," ajak Nathan.
Malam ini memang mereka sudah memiliki rencana untuk menonton sekaligus menyemangati Kara yang akan bertanding melawan D'Devil. Geng motor yang selalu membuat keributan dengan Bruiser maupun The Ranger. Malam ini Kara mendapatkan bagian untuk bertanding dengan Cokky, sebab kemarin Raja sudah mendapatkan bagiannya. Namun D'Devil tidak pernah lelah mengganggu ketenangan mereka jika tidak mendapatkan kemenangan, karena itulah malam ini mereka kembali menantang. Dan langsung di setujui oleh Baskara, ketua The Ranger.
.
.
.Klik..
Saat berhasil mengunci kembali pintu rumah nya, pemuda yang sedang menenteng jaket kulit pada bahu kekarnya itu langsung di sambut dengan wajah datar sang ibu.
"Baru ingat rumah kamu?"
"Kara cape mau istirahat,"
"Mama masih mau ngomong sama kamu Kara," cegah Anita saat Kara mulai melangkah menuju tangga.
"Apalagi ma? Mau hina-hina pacar aku lagi? Mau bicara omong kosong lagi tentang Alara?" cecar Kara menatap jengah sang ibu.
"Lihat, bahkan kamu sudah berani mencecar mama demi membela gadis itu. Kamu jadi setega itu pada mama karena dia Kara," keluh Anita dengan wajah sedih di buat-buat
"Itu karena mama selalu memandang Alara sebelah mata, coba aja mama mau nerima dia dan akrab sama dia. Pasti mama akan tau dia yang sebenarnya dan mau nerima dia," ungkap Kara.
"Kenapa lagi kalian ini? Kalian tidak sadar waktu? Ini sudah tengah malam, tapi kalian masih saja berdebat." potong seorang lelaki paruh baya dari arah kamar utama, dia adalah Sandy Aderson ayah Baskara.
"Kalian berdua itu sama saja, selalu mengecewakan saya." ujar Anita lalu meninggalkan kedua lelaki berbeda umur itu.
"Jangan di dengarkan. Pertahankan gadis itu, papa merestui kalian boy." ucap Sandy dengan menepuk pelan baju putranya.
"Terima kasih pa," balas Kara tersenyum menatap sang ayah. Memang selama ini hanya Sandy yang mendukung dirinya bersama Alara, berbeda dengan Anita yang sangat menentang hubungan keduanya. Lebih tepatnya, sejak Anita mengetahui Alara adalah keturunan Morgan.
♡Selamat membaca & menikmati
![](https://img.wattpad.com/cover/352422211-288-k315367.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious BadGirl
Teen Fiction𝙋𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣‼️ 𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙪𝙧𝙣𝙞 𝙠𝙖𝙧𝙮𝙖 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙛𝙞𝙠𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞. 𝙋𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙩 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙪𝙝! 𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙙𝙪𝙣𝙜 𝙖𝙙𝙚𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚�...