Amarah Raja

21 3 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

"Lo tinggalin mereka gitu aja? Gak lo jambak dulu gitu?" tanya Laysha santai mengunyah kentang goreng.

  Melihat gelengan pelan Alara, keempat gadis lainnya hanya memutar bola matanya kesal.

"Tapi lo yakin mereka sempat gituan?" tanya Harumi dengan tangan diangkat seperti memberi tanda kutip.

"Gue gak tau pasti, yang jelas gue liat mereka di bawah selimut dengan pakaian yang udah bertebaran di lantai." jawab Alara.

"Kok bisa sih? Apa mereka di jebak?" tanya Lecia.

"Bisa jadi, selama ini kan kita gak pernah lihat mereka deket dan bahkan sekedar ngomong pun jarang." pungkas Binar yang sedang berbaring di paha Lecia.

"Gue gak tau, ini masih mengejutkan buat gue." dengan tatapan lurus kedepan Alara terus menjawab pertanyaan dari sahabat-sahabatnya sedari tadi.

   Mereka berlima memang sedang berkumpul, lebih tepatnya Alara yang mengajak mereka bertemu. Kini kelimanya sedang berada di kamar khusus cewek di markas The Ranger, sengaja Raja mengajak nya ke markas sebelum orangtua nya pulang dan akan mendapati Alara menangis, bisa-bisa dirinya lah yang tertuduh membuat Alara menangis.Dan dia tidak mau itu terjadi.

"Kayaknya lo salah deh," ucap Hatumi tiba-tiba.

"Hah?" wajah para gadis itu terlihat bingung mendengar ucapan Harumi.

"Mereka emang gak deket dan jarang ngobrol, tapi sesekali Bianca deketin Kara dengan cara halus." ungkapnya lagi. Yah Bianca. Sahabat Alara dan Binar itu lah gadis yang tadi pagi Alara temukan di apartemen sang pacar dengan keadaan tanpa busana serta seranjang dengan kekasihnya Baskara Aderson. Sakit sekali bukan?

"Maksudnya gimana sih? Gak nyampe otak gue tuh," tutur Laysha yang menggaruk kepala nya kesal.

"Yee.. Makanya kalau sekolah tuh jangan tidur aja kerjaan lo, " ucap Alara malas. Memang semenjak kedatangan para sahabatnya tadi, mood gadis itu berangsur membaik seiring waktu.

"Namanya juga kebutuhan, tidur tuh salah satu kebutuhan tauk." bantah nya,

"Ngeles aja,"

"Udah deh.. Dengerin dulu ini, lanjut dong Mi." Lecia yang sudah terlanjur penasaran segera menghentikan perdebatan itu.

"Yang gue perhatiin nih ya, setiap ada Kara tuh si Bianca berusaha caper. Entah dari cara bicara atau perilaku nya, contohnya waktu kita bbq'an malming kemaren tuh, dia kan yang paling rajin dan paling tau soal masak-masakan, dan matanya yang gak pernah lepas dari Kara saat lagi masak." papar Harumi panjang lalu segera mengambil air minum di nakas, cukup haus setelah berceloteh panjang lebar.

"Emang iya?" gumam Alara yang masih terdengar oleh mereka.

"Ah.. Gue inget! Kemaren waktu lo lagi masa skorsing tuh dia berusaha ngajakin Kara ngobrol mulu sampe gue heran, nawarin makan lah, nanyain elo lah. Padahalkan elo sahabatnya, kenapa gak tanya sama lo langsung. Nah, disitu gue sempet bingung tapi berusaha buang jauh-jauh overthinking itu." ungkap Binar yang sudah duduk tegak.

  Kening Alara berkerut mengingat pembicaraan bersama Bianca saat Binar izin tidak masuk sekolah beberapa hari yang lalu.

"Lo tau kalau Sheera udah balik dari USA?" tanya Alara.

"Ngapa jadi ke Sheera? Kita lagi bahas Bianca loh ini?!" Binar bingung.

"Sheera siapa lagi?" tanya Lecia

"Katanya sih mantan si Kara, tapi gak tau lah." jawab Binar.

"Udah jawab aja! Lo tau gak?" seru Alara.

Mysterious BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang