Tegar

8 1 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

"Kata gue mending kita putar balik aja deh," ucap Raja.

Alara yang sedang bercermin itu langsung memberi tatapan sinis pemuda tampan di sampingnya, "Gak! Enak aja lo, gue udah dandan cantik kek gini malah lo suruh balik lagi." dumel nya.

Raja berdehem, "Emang lo bakal kuat lihat pacar lo nikahin sahabat lo sendiri?" tanya Raja pelan.

"Mantan sahabat ya, tolong di garis bawahi!" ucap tegas Gadis itu.

Pemuda yang sedang menyetir itu memutar bola matanya kesal, "Serah lo, awas aja ntar mewek ke gue."

     Kedua remaja itu tengah berada di mobil Raja yang akan membawa mereka menuju kediaman Aderson yang saat ini sedang menggelar acara pernikahan, keduanya datang untuk memenuhi undangan yang sengaja di bagikan oleh Anita pada beberapa teman Kara termasuk Alara yang merupakan sang target utama.

    Seperti keputusan Anita kemarin yang akan segera melaksanakan pernikahan Kara dan Bianca, maka hari ini acara yang terbilang sederhana itu kini sudah kedatangan beberapa orang yang tentu nya adalah tamu terpilih. Karena memang status mereka yang merupakan pelajar membuat pernikahan ini menjadi pernikahan rahasia yang hanya di hadiri beberapa teman dan keluarga terdekat.

   Mobil yang di kendarai Raja mulai memasuki gerbang mansion keluarga Aderson, setelahnya ia memarkirkan mobil hitam itu di sebelah mobil Kelvin yang ternyata sudah datang lebih dulu.

Pemuda itu menghela nafas, lalu memegang lembut jari sahabatnya. "Nanti, kalau udah gak kuat lo bilang aja ke gue." gadis itu membalas dengan anggukan.

  Kedua remaja itu turun dan segera memasuki rumah yang terlihat mulai ramai itu, baru saja memasuki pintu rumah itu keduanya sudah di sambut oleh Sandy yang tersenyum ramah dan Anita yang berdiri dan menatap remeh pada Alara.

"Terima kasih kamu sudah bersedia datang," ucap Anita yang tentu nya merupakan ejekan.

Alara tersenyum, "Iya tante, btw selamat ya udah mau jadi nenek aja nih." katanya yang membuat Raja dan Sandy kompak menahan tawa, sedangkan Anita menatapnya kesal.

"Iya, gak sabar nih udah mau jadi kakek dan nenek. Iya kan mah?" sahut Sandy meledek.

  Anita yang kesal karena di panggil nenek pun pergi tanpa kata, membuat ketiga orang itu tertawa karena berhasil membuatnya kesal. Sandy memang selalu membela Alara jika gadis itu di ganggu oleh sang istri.

Sandy berdehem, "Kamu gadis yang kuat Al, om bangga sama kamu." bukan tanpa alasan Sandy berkata seperti itu, semalam sang putra menemui nya dan bercerita bagaimana pertemuan nya dengan gadis di hadapan nya ini kemarin serta alasan mengapa Bianca bisa mengandung.

   Dia sangat tau bagaimana kisah cinta kedua pasangan itu yang saling mencintai sebab Kara selalu bercerita dengannya daripada dengan sang istri, dan sejauh ini Sandy sangat mendukung hubungan Alara dan Kara. Berbeda dengan sang istri yang sangat menentang hubungan keduanya tanpa alasan.

"Aku kuat kok om, tapi gak tau kalau nanti." balas gadis itu dengan terkekeh. Tapi mereka yakin, di balik tawa gadis itu tersimpan rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan.

"Ayo masuk, gabung sama temen kamu tuh." tunjuk Sandy pada sekumpulan remaja yang berada di meja panjang.

"Yaudah, kita kesitu dulu ya om." pamit Raja.

.
.
.
.

Dari kejauhan Veera melirik Alara kesal, "Ngeyel banget dah tuh bocah, sepupu lo tuh." ucapnya gemas, lalu agak berbisik di kalimat terakhir nya.

Mysterious BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang