Sepasang saudara kembar tidak identik itu memperhatikan submissive mereka dari dalam mobil bermerk Hyundai milik Jeno. Jari telunjuk Jeno mengetuk-ngetuk kemudi sambil melihat ke seberang jalan. Ke sebuah café bernama Moonlight. Sedangkan yang satunya lagi duduk diam di bangku samping pengemudi sambil berbicara.
"Lihat manisku itu, Jeno.. aku sudah mengancamnya semalam tapi dia masih nekat... He's one of a kind, really... mentalnya cukup kuat, ya? Atau kita yang terlalu mudah Jen?"
"Hmm... kita harus membuat polisi itu tidak mempercayai Haechan, bukan begitu Mark? Semakin banyak yang tidak mempercayai Haechan, semakin Haechan meragukan dirinya sendiri..."
"Kau benar.. baiklah, malam ini aku akan datang lagi... kau juga Jen, just prepare yourself.. hhhhh..."
"Tapi Mark, kupikir hanya ada satu ancamanmu yang sangat ditakuti Haechan, yaitu Haechan tidak berani pindah dari apartemennya hahahaha..."
"Kkkkk, aku suka jika dia patuh. Kita harus membuatnya patuh. Patuh. Tunduk."
---
Jeno akan menginap di apartemen Haechan malam ini. Selesai makan malam dengan menu nasi goreng kimchi buatan Haechan, Jeno mengajak Haechan duduk di balkon, membicarakan hubungan mereka berdua.
"Haechan, tinggallah bersamaku. Mari menikah dan hidup denganku.."
Haechan terkesiap mendengar pinangan dari Jeno. Pikirannya kalut.
"Jeno... hum, aku... aku..."
"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang.. pikirkan saja. Aku bisa menghidupimu, kau tidak perlu lagi bekerja pagi hingga sore. Kau ingin kembali kuliah bukan? Aku akan membiayai kuliahmu.."
Jemari Jeno menyampirkan rambut Haechan ke telinga, memperlihatkan dengan jelas wajah manis submissive-nya itu. Kulit mulus dengan beberapa mole di pipi tembam Haechan yang begitu indah. Jeno mengecup bibir Haechan perlahan, kemudian menekan tengkuk Haechan guna memperdalam ciumannya, memiringkan kepala agar dapat menikmati rasa manis dan hangat dari bibir hati milik Haechan. Jeno menarik kedua lengan Haechan dan menyimpannya di bahu Jeno.
Haechan menunduk setelah tautan mereka terlepas. Tidak berani menatap Jeno yang merasa sudah siap jika harus menyanding Haechan, namun Haechan sungguh resah dan gelisah. Maksudnya, jika semua yang terjadi padanya hanya mimpi.. Haechan akan menerima pinangan dari Jeno. Tapi bayangkan jika semua yang Haechan alami adalah kenyataan, bukankah itu artinya Haechan sudah ditiduri secara paksa beberapa kali oleh orang yang Haechan sendiri tidak tahu siapa.
Memang Haechan masih pantas bersama Jeno?
Malam ini Jeno dan Haechan tidur tanpa melakukan apapun, hanya tidur bersama dalam arti yang sesungguhnya. Haechan tidak menyadari bahwa sesaat setelah dirinya jatuh tertidur, Jeno melonggarkan sekrup kecil yang menahan keran di wastafel tempat cuci piring, mencabutnya sehingga aliran air mulai menetes dan jatuh di dasar wastafel yang terbuat dari seng murahan. Menimbulkan bunyi tetesan air bertemu logam seng yang terdengar nyaring.
Sebelum kembali ke kamar, Jeno sempat melihat dari kaca buram balkon, petugas kepolisian yang tadi ditemui oleh Haechan tampak mondar-mandir bersama beberapa anggotanya. Mari bertaruh malam ini.
Jeno cukup mengenal Haechan, tidurnya sedikit mudah terusik kecuali jika tubuhnya kelelahan. Jeno kembali berbaring dan memeluk tubuh Haechan yang terasa hangat. Mengendus pelan aroma tubuh sang submissive yang mulai terganggu karena Jeno mengelus-ngelus dadanya dari belakang.
Tidak berapa lama, Haechan terbangun. Selain karena sedikit banyak Jeno memang mengganggu tidurnya, Haechan juga pengang karena suara tetesan air keran yang bocor cukup keras. Jeno memejamkan matanya, membiarkan Haechan keluar kamar sendirian setelah mencari sesuatu di dalam laci meja. Selotip elastis. Sepertinya Haechan akan mencoba menambal kerannya tanpa membangunkan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITNESS [END]
Mystery / ThrillerHaechan, seorang pemuda biasa yang tanpa sengaja menjadi saksi mata sebuah pembunuhan. Terperangkap dalam jerat sang pembunuh tanpa tahu bahwa bahaya juga mengancam kekasihnya, Lee Jeno. Kedatangan pemuda misterius bernama Mark Lee di samping kamarn...