05. gara gara tikus

1.2K 128 14
                                    

Sekarang Jano dan Zenan sudah berada di UKS, mereka sedang di obati Marka dan Hafarell. Jano dan Zenan juga nampak biasa saja, keduanya menganggap hal yang baru saja terjadi bukanlah apa apa, mereka tidak menyimpan dendam sama sekali.

"Maaf ya" cicit lirihnya jano.

"Maaf? Lo minta maaf sama gue apa sama siapa dah bang?" Tanya Zenan.

"Ya lo lah sapa lagi" jawab Jano.

"Lah buat apa minta maaf?" Tanya Zenan bingung.

"Yaudah kalian ngobrol dan saling minta maaf dulu, gue Arel sama Chen bakal beli makanan dulu ya" ucap Marka menaruh peralatan obat itu melangkah pergi.

Jano hanya mengangguk sedangkan Zenan memilih untuk mengiyakan dengan suara kecil, disana tinggal ada Jano dan Zenan yang saling membisu.

"Maaf karena gue malah ngelampiasin emosi gue ke lo, harusnya kan ya gue gk lakuin itu ke orang yang salah" ucap lirih Jano.

"Sengaja" ucap Zenan.

"Ehhh?" Kini Jano menatap Zenan yang berada di hadapannya.

"Hihi, gue sengaja mancing emosi lo kemarin itu dan ngajak duel biar lo ngelampiasin emosi lo bang. Gue tau kok lo gk mungkin nonjok mantan lo atau temen temenlo, makanya gue mending jadiin diri gue biar dirilo lebih tenang, sekarang udah mendingan kan?"

Awalnya Jano dia buat tidak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Zenan, jadi dia sengaja membuat Jano melampiaskan emosinya.

"Dasar bocah goblok, emang aneh ini anak" batin Jano mengumpati Zenan, tapi ada perasaan hangat yang menyelimuti hati Jano.

"Goblok emang ya, gue kalo jadi lo sih gk pernah mau" ucap Jano.

"Ceileh sok sok an, lagian juga emosi kan butuh pelampiasan gue kasian aja sama lo bang kalo nanti lo milih bercode" ucapnya dengan nada mengejek.

"Si anjing, gara gara putus cinta ya gue gk mungkin gitulah" Jano memicingkan matanya menatap Zenan.

Zenan hanya tertawa, ntah perlakuan kecil tersebut dapat membuat hati Jano merasa bahwa Zenan adalah anak yang baik.

"Makasih zen" ucap jano sekali lagi.

"Gk perlu sungkan, tapi gue terima itu dengan lapang dada hahaha" dia tertawa seakan semua itu tidak menyakitkan.

"Receh banget lo jadi orang" ucap Jano.

Ketika mereka semua mendengar suara pintu yang digeser secara kasar itu Jano dan Zenan langsung memandang pintu, hingga ada Riyan yang tiba tiba masuk kesana menunjukkan ekspresi wajah khawatir pada Jano.

"Lo gk papa kan Jan?" Tanya Riyan khawatir menghampiri Jano.

"Gk kok gue mah" Jano menjawab dengan menyunggingkan senyum tipis agar sahabatnya ini tau dia baik baik saja.

"Gue khawatir banget sama lo sumpah, bahkan Maziko juga" ucap Riyan.

Jano jadi terdiam, seharusnya di masa seperti ini Riyan tidak perlu menyebutkan nama Naziko yang perlahan hilang dari hati Jano.

suddenly comfortable | nosung [ End ] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang