12. pergi malming gass?

1.2K 104 1
                                    

Jano sekarang sedang berjalan bersamaan dengan Hafarell untuk menuju ke kantin sekolah, hanya berdua, Riyan tadi berkata bahwa dia akan sibuk di ruang osis.

"Jan, Zenan tuh" tunjuk Hafarell pada Zenan yang sedang berjalan bersama Vyechen di kejauhan sana.

"Tumben tuh anak berdua" ucap Jano.

"Lah emang biasanya zenan sendiri?" Tanya Hafarell.

"Gk maksudnya, gue baru kali ini liat Chen sama Zenan tuh barengan gini" jawab Jano.

"Gass ah samperin" Hafarell langsung menarik Jano untuk menghampiri kedua orang yang sedang berjalan jauh itu.

"Piw adek adek mau kemana" ucap Hafarell genit dihadapan Chen, Jano juga Zenan.

"Gue tonjok sumpah lo bang Arel, kesambet apa dah?" Gerutu Chen yang tidak terima dipanggil memakai nama adek oleh Hafarell.

"Gk ada, Zenan udah sembuh ya?" Tanya Hafarell pada Zenan.

"Udah kok bang" jawab Zenan mengangguk kecil, dia menatap Jano dengan tatapan yang susah diartikan, lalu dia bergantian menatap Chen di sampingnya.

Chen terlihat menggelengkan kepalanya, lalu dia juga mengangguk kecil dengan tersenyum membuat Zenan juga tersenyum dan mengangguk.

"Kalian ini kenapa?" Tanya Jano yang merasa aneh dengan tingkah laku Chen dan Zenan baru saja.

"Gk ada kok gk ada, mau ke kantin?" Chen bertanya balik pada Jano.

"Iya, mau bareng gk? Jarang jarang loh" ucap Hafarell.

"Gass aja ayok" Chen langsung menarik Zenan lebih dulu, Jano merasa aneh dengan mereka berdua yang tadi kode kodean tidak jelas.

Jano dan Hafarell langsung mengikuti Chen juga Zenan dari belakang, nampak dua orang itu berbincang bincang hal yang Jano sendiri tidak tau.

"Apa yang lagi mereka bahas?" Tanya Hafarell berbisik pada Jano.

"Lo aja gk tau gimana gue" jawab Jano dengan berbisik.

"Zenan?!"

Jano dan mereka langsung menatap ke arah hendri yang tiba tiba memanggil Zenan, dia langsung berjalan dan memberikan sesuatu pada Zenan.

"Pukul 8" ucapnya dengan menunjukkan jarinya yang mengarah pada angka delapan.

"Apanya yang pukul 8?" Tanya Jano mendekat kearah Zenan.

"Gk ada kok gk ada" ucap Zenan, dia menaruh sesuatu yang di beri oleh Hendri di sakunya.

"Gue bilangin tante Loka loh" Jano mengancam Zenan.

"Ia cuman game tau, liat nih liat" ucap Zenan, dia menunjukan kertas yang berupa id itu pada Jano.

Jano menatap catatan catatan kecil itu, lalu dia melirik ke arah Zenan dan Zenan hanya mengangguk lalu tersenyum.

"Jangan lupa waktu kaya kemarin kalo udah main game, terus juga jangan lupa makan sama minum obat ya" tutur lembut Jano, tangannya juga mengusap usap kepala Zenan.

Hafarell jadi membulatkan matanya terkejut, Hendri juga tak kalah kaget, jika Chen sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan tingkah Jano kepada Zenan.

"Anjing, ngimpi gue nih" batin Hafarell.

"Anak kaya Zenan dapetnya cowo kaya Jano? Loh loh ini gue mikirnya langsung kemana bangsat" batin Hendri.

"Iya iya, gue juga inget biar gk disita lagi hp nya sama ayah" Zenan sedikit menggerutu, lalu dia menaruh kertas itu di sakunya kembali.

"Besok malming gk sih?" Ucap chen tiba-tiba.

suddenly comfortable | nosung [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang