Chapter Six

168 36 26
                                    

"Mungkin allah punya rencana untuk membiarkan semua ini terjadi. Dan mungkin kita memang tidak tau apa alasannya. Tapi kita harus percaya pada kehendaknya yang sempurna."

_Fatimah akifah_

"Jangan pernah merasa paling tersakiti karna bisa jadi kamu juga adalah luka buat orang lain."

_fatimah akifah_


.

.

.

Happy reading

Sunyi nya malam adalah waktu yang tenang tapi tidak untuk pikirannya yang terasa begitu sangat berisik. Ia benar-benar tidak bisa tidur.

"Aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu, lagian apa salahnya kalo mas coba menerima umi sebagai ibu mas."

Kata-kata itu terus saja terngiang-giang di pikirannya. Ia benar-benar bingung dengan apa yang ia rasa sekarang. Perkataan itu berhasil menyita pikirannya. "Apa gue harus coba nerima semuanya."

Ting!

Handphone nya pun berdering ia pun langsung mengeceknya.

Aby

Assalammualaikum
Tar mau sampe kpn kmu
Marah sma aby

Gk tau

Aby minta maaf kalo
Udh buat kamu kecewa
Tapi abi mohon pulang ya

Nggak

Aby mohon kmu mau
Pulang ya

Maaf by akhtar
Gk bisa

Thar aby mohon

Akhtar pun tak membalasnya lagi ia pun langsung menyimpan kembali handphone nya setelah itu ia langsung tidur.

*****

Pagi yang cerah dan di sambut oleh mentari pagi. Udara pagi yang teresa sejuk dan embun yang menetes di jendela. Sinar matahari pun mulai masuk ke dalam ruangan membuat pagi ini terasa sempurna.

Tok...tok...

"Siapa sih yang datang pagi-pagi."

Tok...tok...

"Iya bentar." Akhtar pun langsung beranjak untuk membuka pintu.

"Fatimah ngapain lo kesini kangen ya sama gue."

"Dih apaan sih geer banget sih jadi orang."

"Terus lo ngapain pagi-pagi ke rumah gue."


"Sebenarnya ada yang mau saya omongin sama kamu."

"Soal apa?"

"Kyai."

"Sorry gue gak bisa gue males ngebahas soal itu."

"Please kak sebentar aja."

"Gue gak mau fatimah please jangan rusak mood gue."

"Ayolah kak sebentar aja."

secerah hidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang