Chapter Eight

106 26 10
                                    

Hari ini adalah hari pertama fatimah masuk kerja. Fatimah sudah bersiap dari pagi supaya ia tidak terlambat di hari pertamanya. Dan kini ia tengah berdiri di teras sambil menunggu taksi online yang sudah ia pesan sebelumnya.

Tit..

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di hadapannya. Terlihat dua orang laki-laki yang baru saja turun dari mobil tersebut dan langsung menghampirinya.

"Hai," sapa salah satu laki-laki itu.

"Hallo kak ahktar ngapain kesini," jawab dan tanya fatimah.

"Gue mau ketemu lo."

"Ketemu saya mau apa?"

"Gue mau bilang kalo hari ini gue akan temui keluarga gue di pesantren kemaren lo bilang mau temenin gue kesana kan? Makannya sekarang gue mau jemput lo."

"Sebelumnya maaf kayaknya saya gak bisa ikut deh."

"Kenapa? Padahal si akhtar udah berharap banget di temenin lo kesana," bukan akhtar yang menjawab melainkan temannya dan hal itu sontak membuat akhtar langsung menginjak kaki temanya tersebut sampai meringis kesakitan. "Tar lo ngapain sih nginjek kaki gue."

"Ngak usah di denger omongan si davin mah emang dasar banyak bacot ini orang. Kalo emang lo gak bisa ikut gapapa kok."

"Iya, sekali lagi saya minta maaf ya kak."

"Iya gapapa kalo gitu gue sama davin pergi dulu."

"Iya."

*****

Akhirnya akhtar dan davin sampai di pesantren. Mereka pun langsung memasuki area pesantren. Tiba-tiba saat mereka berjalan menuju ndalem tak sengaja berpapasan dengan aisyah lantas aisyah pun langsung menyapanya, "Mas akhtar ini beneran kamu."

"Iyalah emang lo pikir gue siapa? Gue minta maaf ya karna udah bentak lo kemarin."

Aisyah pun tersenyum. "Iya gapapa mas ai sudah maafin bahkan jauh sebelum mas minta maaf sama ai. Aisyah juga minta maaf sama mas."

"Enggak lo gak perlu minta maaf lo kan gak salah apa-apa."

Aisyah pun tersenyum. "Oh iya ini mas sama siapa?"

"Ini davin dia temen gue kebetulan dia mau mondok di sini."

"Hai kenalin gue davin." Sambil mengulurkan tangannya kearah aisyah.

Aisyah pun tak menerima uluran tangan tersebut. Ia malah menunduk dan menyatukan kedua telapak tangannya dan mengarahkannya di dada, "Aisyah."Davin pun kembali menarik uluran tangannya.

"Yaudah kalo gitu kita ke ndalem pasti umi sama aby seneng banget liat mas akhtar kesini."

"Iya."

"Ouh ya kak davin juga ikut ya."

"Iya."

Selama mereka berjalan menuju ndalem tak ada perbincangan di antara mereka. Sampai pada akhirnya mereka sampai tak lupa sebelum masuk aisyah pun mengucapkan salam, "Assalammualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka dari dalam.


"Akhtar umi seneng akhirnya kamu dateng kesini" Sambil berusaha memeluk akhtar akhirnya akhtar pun menerimanya."Iya, saya minta maaf ya." Sambil merenggangkan peluknya.

"Iya nak umi juga minta maaf ya sama kamu." sambil tersenyum.

"Gak perlu minta maaf saya yang salah dan terlalu egois selama ini."

"Nggak nak kamu gak egois umi ngerti sama apa yang kamu rasain selama ini."

"Thar aby juga minta maaf ya sama kamu."

"Iya by akhtar udah maafin aby."

"Aby seneng karna kamu sudah mau menemui kami."

"Iya akhtar juga seneng bisa ketemu sama kalian."

"Mulai hari ini kamu tinggal disini ya sama kita."

"Iya nak kamu tinggal disini sama kita."

"Sebelumnya maaf akthar ngak bisa tinggal di sini sama kalian."

"Kenapa?"

"Akhtarkan non muslim."

"Apa kamu tidak ada niat untuk masuk islam."

"Ngak tau by."

"Apa kamu ingin masuk islam."

"Enggak tau aby akhtar masih butuh waktu untuk mikirin semuanya."

"Yasudah."

"Aby akhtar emang gak bisa untuk tinggal disini tapi boleh gak kalo akhtar mau nginep di sini satu minggu aja untuk temenin devan."

"Boleh dong thar justru kami seneng banget kalo kamu mau nginep di sini."

"Aisyah aku mau ngomong sama kamu."

"Yaudah ngomong aja mas."

"Ngak di sini ngomongnya."

"Terus dimana?"

"Di teras."

"Sebentar ya akhtar mau ngomong dulu sama aisyah."

"Iya." Akhirnya mereka pun pergi ke teras, "Yaudah mas mau ngomong apa?"

"Em sebenarnya mas bukan mau ngomong sih tapi mau minta nomer telepon fatimah sama kamu," bisik akhtar.

"Ouh jadi-" akhtar langsung membekap mulut aisyah.

"Jangan keras-keras ngomongnya."

"Iya maaf sini handphone nya biar ai masukin nomernya."

Akhtar pun memberikan handphone nya kepada aisyah. "Nih." Aisyah pun menerimanya dan langsung memasukan nomor telepon fatimah ke  handphone milik akhtar. 

"Emang buat apa mas minta nomor telepon fatimah."

"Soalnya ada urusan sama fatimah."

"Ouh ada urusan."

"Iya makannya cepetan."

"Iya bentar nih udah." Sambil memberikan handphone nya kepada akhtar. Akhtar pun langsung menerimanya. "Oke makasih ya ai."

"Iya sama-sama."

__________

Segini dulu ya guys untuk chapter yang ini...

Gimana menurut kalian seru gak? Coba komen di bawah yah...

Jangan lupa tinggalin jejak kalian berupa vote dan komen...

Oke salam hangat dari author see you next chapter selanjutnya...

secerah hidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang