Chapter one

328 133 119
                                    

Happy reading

"Ternyata rencana allah itu lebih baik dari
pada rencana kita sendiri."

_fatimah akifah_

Tiga tahun kemudian

Setelah lulus SMA fatimah memutuskan untuk masuk pesantren yang berada di surabaya bersama aisyah. Selain itu disana ia juga sambil melanjutkan kuliahnya. Hari ini adalah ke tiga tahunnya ia menimba ilmu di pesantren tersebut.

Kemarin adalah hari ke lulusannya dan hari ini ia akan pulang ke jakarta. Karna ia juga telah menyelesaikan kuliahnya. Kini fatimah tengah berada di ndalem untuk berpamitan kepada sang pimpinan pesantren dan juga aisyah. Kebetulan aisyah adalah anak dari pimpinan pesantren tersebut.

"Kyai saya pamit ya."

"Nak apa tidak ada yang jemput kamu? Sejak kemarin saya tidak melihat orang tua kamu."

"Tidak ada kyai."

"Memangnya orang tua kamu kemana?"

"Kebetulan orang tua saya sedang berada di luar negeri."

"Ouh yasudah kalo begitu kamu hati-hati."

"Iya kyai saya pamit dan terima kasih atas bantuannya selama ini."

"Iya, jangan lupa di amalkan ilmunya ya." Fatimah pun mengangguk lalu ia menghampiri aisyah sambil memeluknya singkat. "Ai aku pulang dulu ya nanti pasti aku kangen banget sama kamu."

"Iya fat, aku juga pasti kangen banget sama kamu."

"Oh iya nyai dimana?"

"Umi lagi gak enak badan."

"Oh, kalo gitu aku titip salam buat nyai."

"Iya nanti aku sampaikan."

"Kalo gitu aku pamit assalammualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah berpamitan ia pun langsung membalikan badannya dan langsung meninggalkan ndalem. Tiba-tiba seorang perempuan paruh baya memanggilnya dari ambang pintu.

"Fat."

Fatimah yang merasa terpanggil pun menghentikan langkahnya dan langsung kembali menghampiri perempuan paruh baya tersebut.

"Nyai kata ai nyai lagi gak enak badan."

"Iya tapi sekarang alhamdulillah udah agak mendingan."

"Alhamdulillah kalo begitu."

"Fat boleh saya bicara sama kamu sebentar."

"Boleh, soal apa ya nyai?"

"Gus arham."

Deg

Nama itu berhasil membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. "Memangnya ada apa dengan gus arham?"

"Barusan dia telepon saya dia bilang minggu depan dia akan pulang dari mesir untuk melamar kamu fat."

Deg

Lagi dan lagi fatimah di buat dag dig dug sekaligus kaget dengan apa yang di ucap oleh sang nyai. Sudah bisa di pastikan pipinya pun  sudah memerah bak kepiting rebus. Bibirnya pun perlahan terangkat membentuk bulan sabit. "Jadi gus arham serius sama ucapannya aku pikir dia bercanda," batin fatimah.

Flashback on

"Kamu."

"Jawab dulu salamnya."

secerah hidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang