Chapter two

258 112 57
                                    

Happy reading

Hari ini seharusnya jadi moment yang sangat bahagia untuk fatimah. Tiga tahun ia sudah menunggu hari ini tiba. Hari dimana gus arham sudah berjanji akan melamarnya. Namun semua itu sirna begitu saja gus arham benar-benar tidak menepati janjinya.

Fatimah memang sudah menduganya gus arham memang tidak akan mungkin datang untuk melamarnya. Apalagi setelah kejadian kemarin. Dan pada akhirnya ia harus hancur oleh ekspetasinya sendiri.

Kini ia hanya bisa menangis di pojok kamar. Apalagi di luar hujan begitu deras di seakan semesta tau bahwa ia juga sedang sedih. Fatimah sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi dengannya. Sambil sesekali ia menyalahkan dirinya. Sampai pada detik berikutnya handphone fatimah pun berdering.

Namun ia memilih untuk mengabaikannya. Ia benar-benar tidak ingin berbicara dengan siapa pun. Karna fatimah pikir ia butuh waktu dulu untuk sendiri. Namun handphone nya terus saja berdering. Pada akhirnya ia pun terpaksa mengangkatnya.

"Hallo ada apa? Owh aku tau kamu mau bilang kalo kalian gak jadi datang gitu kan?"

"Ngak gitu fat kamu jangan salah faham."

"Udah ai gapapa jujur aja aku udah tau semuanya kok, kemarin aku udah ketemu sama gus arham dan dia bilang kalo dia gak akan melamar aku karna dia udah punya pacar."

"Ngak fat ngak kamu salah faham justru tadi mas arham sampe rela menerjang hujan lebat demi menepati janjinya sama kamu sampe dia kecelakaan."

Deg

Fatimah benar-benar terdiam mendengar pernyataan aisyah. Ia benar-benar tidak menyangka kalo gus arham benar-benar menepati janjinya. Lalu apa? Maksud gus arham kemarin seolah tidak mengenalnya. Ia benar-benar merasa di buat bingung dengan semua ini.

"Ai tapi kamu gak bohong kan?"

"Untuk aku bohong dan sekarang hiks...hiks..."

"Ai kok nangis terus gimana keadaan gus arham sekarang dia gapapa kan?"

Aisyah tak menjawabnya justru ia malah semakin terisak. Sampai setelah beberapa detik berikutnya aisyah pun membuka bicara.

"Kecelakaannya cukup parah fat dan sekarang mas arham telah meninggalkan kita semua untuk selamanya hiks...hiks..."

Deg

Bulir-bulir air matanya pun sudah mengalir begitu saja. Dadanya terasa begitu sesak nafasnya pun terasa tercekat. Tubuhnya pun hampir kehilangan keseimbangan bibirnya pun bergetar tak mampu lagi mengungkapkan kata-kata.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata gus arham benar-benar menepati janjinya. Bahkan ia sampai rela menerjang hujan yang begitu lebat demi menepati janjinya. Fatimah benar-benar merasa bersalah karna telah berprasangka buruk terhadap gus arham.

"Lebih baik kamu kesini aku tutup ya teleponnya."

Tut...

Setelah itu ia pun langsung siap-siap sembari menunggu hujan reda. Setalah itu ia langsung pergi ke surabaya. Selama di perjalanan ia tak henti-hentinya menangis. Perasaannya benar-benar hancur ia benar-benar tidak menyangka jika gus arham telah meninggalkannya ia benar merasa bersalah.

secerah hidayahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang