Bab 16 - Perkara Awal

132 21 1
                                    

"Gue bakal spill sedikit tentang Marvel sama Bhanu di bab ini. Gunanya buat ngedukung jalannya alur cerita." - oxy

•••••

"Bhanu.." Panggil Marvel yang tangannya masih sibuk dengan membakar ikan.

"Eum, iya? Kenapa Marv?" Jawab Bhanu.

Marvel menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Menolehkan kepalanya untuk menatap Bhanu, bingung harus menggunakan kalimat seperti apa.

"Ada apa Marvel?" Bhanu membuyarkan lamunan Marvel yang sedang merangkai kalimat.

"Anu, itu eum.. Boleh tukeran nomor ga?"

Sejak saat itu, kedekatan Marvel dengan Bhanu menjadi semakin intens. Usai bertukar nomor telfon, Marvel sering menghubungi Bhanu. Memang pada niat awalnya ingin mendekati Bhanu, Marvel sudah terpesona saat pertama kali melihat Bhanu. Kedekatan mereka berdua tidak di ketahui oleh siapapun. Termasuk Bara dan Kalangga. Bagi Marvel, mendekati Bhanu sedikit sulit. Mungkin karena Bhanu tipe yang sangat pemilih untuk urusan pasangan. Terlebih lagi Bhanu sedikit memiliki krisis kepercayaan terhadap dominan. Kasar kata, ia pernah terluka di masa lalu.

Selama perjalanan Marvel mendekati Bhanu, banyak hal yang Marvel pelajari dalam memahami sosok Bhanu. Hal kecil seperti makanan kesukaan Bhanu, hal apa yang disukai Bhanu serta mencari tau bagaimana Marvel harus bersikap pada Bhanu. Kini Marvel mengerti dan sudah memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan untuk kedepannya.

~

Hari ini, Marvel memiliki janji bersama Bhanu. Menurut Bhanu, sebetulnya ini bukan hal penting untuk Marvel. Namun berbeda jika dilihat dari pandangan Marvel. Ini sangat penting. Hari ini Bhanu berencana untuk membeli kain brukat untuk wedding dress yang telah pelanggannya pesan. Kebetulan, warna yang diinginkan tidak ada stok di butik Bhanu. Jadi ia akan membelinya untuk memenuhi pesanan sang pelanggan.

Marvel sudah menunggu Bhanu di depan rumahnya sekitar tiga puluh menit. Baru ia mengirim pesan kepada Bhanu memberitahukan bahwa ia sudah berada di depan rumahnya. Tak lama, Marvel mendengar suara pintu utama terbuka. Usai pesannya hanya di baca oleh Bhanu. Marvel tersenyum kala Bhanu mendekat ke arahnya.

"Hai, udah siap?" Tanya Marvel.

"Hai, udah tinggal bawa tas aja. Tunggu sebentar, sekalian pamit ke Mama." Ucap Bhanu. Ia meninggalkan Marvel lagi untuk mengambil tasnya. Dijawab dengan anggukan oleh Marvel.

Marvel menunggu Bhanu sembari memainkan ponselnya. Ia berencana untuk mengajak Bhanu jalan-jalan usai membeli kain yang diperlukan. Mungkin saja ia bisa menyatakan perasaannya pada Bhanu hari ini. Ia rasa selama enam bulan kenal Bhanu, sudah cukup untuk mengganti status diantara mereka.

"Ayo, aku udah pamit sama Mama."

Tak sadar jika Bhanu sudah berada di depannya saat ini. Suara Bhanu mengejutkan Marvel hampir saja ponselnya terjatuh.

"Ehh, kaget." Marvel menatap Bhanu dengan tatapan benar-benar terkejut.

"Hayo liat apa sampe kaget gitu?" Canda Bhanu.

"Ga liat apa apa, lagi scroll ig kamu tiba-tiba udah di depan. Yuk berangkat." Marvel mengantongi ponselnya lagi, lalu membukakan pintu mobil untuk Bhanu. Usai Bhanu masuk ke dalam mobil, ia berlari kecil ke arah pengemudi.

Mobil yang mereka tumpangi mulai melaju mengarah ke daerah pusat kota. Memang di pusat kota lah berbagai macam kain terjual disana. Membelah jalanan kota Bandung, Marvel dan Bhanu sesekali bergurau dan tertawa atas percakapan yang mereka lontarkan. Sebenarnya Marvel bukan tipe yang mudah untuk membuat lelucon atau membuka obrolan agar terasa hidup. Entahlah, semenjak ia mengenal Bhanu, ia jadi sering melontarkan suatu obrolan atau lelucon agar Bhanu tertawa.

Bandung Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang