7. Dirumah Barra

11.3K 324 82
                                    

Barra berjalan naik ke lantai atas untuk masuk kedalam kamarnya. Sebenarnya dia menolak untuk pulang ke rumah tuan Valmores itu. Tapi apalah daya ibunya memaksanya untuk pulang karena Aneska juga turut ikut. Apalagi Barra saat ini masih menjadi sorotan media.

"Ck. Barra" Bu Nelin menggelengkan kepalanya kesal kepada tingkah anaknya itu.

"Yaudah, Aneska sama hakim istirahat dulu ya."

Aneska hanya mengangguk pelan menuruti apa ucapan Bu Nelin.

"Mbok Nani!" Seru Bu Nelin memanggil pembantunya.

"Iya Bu" Mbok Nani tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Tolong antar Aneska sama Hakim ke kamar tengah ya. Biarin mereka istirahat dulu" suruh Bu Nelin.

"Baik Bu"

"Ah Aneska udah makan?" Tanya Bu Nelin penasaran.

"Udah tante, tadi dirumah sekalian suapin Hakim" ujar Aneska dianggukan Bu Nelin.

"Oh Yaudah tante delive buat Barra aja ya. Kasihan dia belum makan dari siang. Nanti kalo Aneska mau sesuatu ambil aja ya, kalo gak minta tolong sama mbok Nani" tutur Bu Nelin sangat perhatian.

"Tenang, mbok Nani gak gigit kok. Dia baik" ucap Bu Nelin membuat mbok Nani dan Aneska tersenyum.

"Iya non, apapun yang non mau, mbok akan turutin" ujar Mbok Nani sangat perhatian.

"Tuh kan" sahut Bu Nelin dengan terkekeh.

"Makasih ya tante, makasih ya mbok" ucap Aneska dengan sopan.

"Sama-sama non"

Bu Nelin mengusap lengan Aneska. "Saya mau kembali ke rumah sakit. Tuan Valmores masih belum sadar seusai operasinya."

Aneska mengangguk. "Semoga pak Ferry cepat sembuh ya tante. Aneska turut sedih atas yang menimpanya saat ini"

Bu Nelin tersenyum. "Makasih ya"

Aneska mengangguk dan ikut tersenyum.

"Yaudah mbok saya titip Aneska ya. Kalo Barra berulah pukul aja pake tongkat bisbol. Dulu papahnya juga seperti itu"

"Siap Bu" ucap Mbo Nani dengan semangat.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Aneska dan mbok Nani bebarengan.

"Ayo non, mbok antar ke kamar tengah" ajak Mbok Nani dianggukan oleh Aneska. Aneska mendorong kursi roda adiknya itu dan mengikuti jalan Mbok Nani.

Aneska sangat terkagum-kagum dengan seisi rumah Barra. Semuanya nampak sangat mewah dan luas, bahkan banyak terdapat ruangan yang Aneska sendiri tidak tahu ruangan apa disana. Apakah setajir itu keluarga Valmores?

Grekk!

Mbok Nani membuka pintu kamar yang menjulang tinggi itu lalu mempersilahkan Aneska untuk masuk kedalam. Aneska sangat takjub dengan kamar yang sangat besar itu bahkan kamarnya dirumah saja tidak selebar ini.

"Ini kamar sementara non Aneska ya. Nanti kalo sudah menikah dengan Mas Barra, mungkin non akan pindah keatas. Kamar pribadi mas Barra" tutur Mbok Nani yang sudah sangat tahu itu.

"Sekarang mbok antar Hakim ke kamar lain ya?"

Aneska menggeleng menolaknya. "Hakim tidur sama saya aja mbok. Lagian ini kasurnya lebar kok"

"Tapi kata Ibu—"

Aneska menggeleng. "Gapapa. Dirumah juga Hakim tidur bersama saya. Lagian jika dia didekat saya, saya gak khawatir"

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang