39. Keburukan Aneska

11K 320 26
                                    

Berminggu-minggu Aneska lewati, dia berjualan untuk membantu Bu Riana dan untuk biaya makan keluarganya itu. Sebenarnya Bu Nelin masih bertanggung jawab atas Barra, mertuanya itu selalu mengirim uang kepada Aneska untuk membiayai kesehatan cucunya. Tapi Aneska selalu menolaknya.

Aneska lebih memilih mencari uang sendiri disaat kandungannya sudah masuk trimester 3, dan satu bulan kurang dia akan segera melahirkan.

Satu hal yang sangat membuat Aneska syok ketika tinggal bersama Bu Riana lagi. Ibu tirinya ternyata bekerja sebagai pemandu lagu di salah satu clubbing dan itu dia lakukan saat Aneska menikah dengan Barra. Saat ini Aneska mewangi-wangi agar ibunya tidak bekerja malam lagi dan lebih baik Aneska yang mencari uang.

"Terimakasih ya, Bu."

Aneska tersenyum setelah kepada pembeli dagangannya itu. Dia duduk dengan menghela nafas lega, akhirnya kue yang dia bawa hari ini telah habis.

Tin!

Aneska menoleh kearah mobil yang mengklakson didepannya. Aneska mengernyit ternyata itu adalah Aslan. Dengan cepat Aneska mengemasi barangnya dan bergegas pergi.

Aslan langsung turun dari mobil dan menahan tangan perempuan itu.

"Aneska?"

"Maaf, gue mau pulang." Ucap Aneska ingin pergi lagi. Aslan kembali menahan tangan Aneska.

"Aneska, tunggu dulu." Cegah Aslan.

"Maaf, lan. Tapi gue lagi gak mau dekat dengan siapapun." Tolak Aneska lagi.

"Nes, gue mencari lo kemana-mena. Sekarang gue udah ketemu lo, dan lo tega pergi gitu aja?"

Aneska menjadi terdiam merasa kasihan. Aslan menghembuskan nafasnya berdiri dihadapan perempuan itu. Aslan mengamati Aneska dari bawah hingga atas, kondisinya terlihat buruk, Aneska sangat kurus dan pucat.

"Gue sama sekali gak tau kalo Barra tega menceraikan lo begitu saja, karena pelaku kecelakaan itu udah ditemukan." Ucap Aslan.

"Nes, Maafin gue. Gue sama sekali tidak ingin menghancurkan rumah tangga lo. Tapi gue berniat membantu lo, gue gak tega lo di siksa terus menerus oleh Barra."

Aneska menganggukan kepalanya. "Iya, gue ngerti dan gue makasih banyak."

"Nes?" Aslan memegang kedua pundak Aneska.

"Apakah hidup lo sekarang berantakan karena bercerai dengan Barra?"

Aneska menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Gak kok, sekarang gue bahagia. Buktinya gue hidup dengan tenang kan?"

Aslan menatap Aneska dengan dalam, sepertinya perempuan itu sedang berbohong.

"Udah, lan. Gak usah menyesali perbuatan lo. Lo udah banyak membantu gue mencari pelaku kecelakaan itu, kok. Lo udah berhasil membuat gue terbebas dari Barra." Ucap Aneska seraya tersenyum.

"Udah ya, gue mau pulang."

"Nes?" Panggil Aslan lagi membuat Aneska kembali menoleh.

"Lebih baik gue melihat lo bersama Barra daripada melihat lo seperti ini." Ucap Aslan membuat Aneska terdiam.

****

Kini Aneska meremat jemarinya duduk di restauran didepan Aslan. Dimeja sudah banyak makanan yang tersaji disana, tapi Aneska tak kunjung menyentuhnya karena merasa malu.

"Ayo, nes, dimakan. Lo butuh makanan yang bergizi biar gak kurus." Cibir Aslan seenaknya.

"Gue kurus juga karena Adek bayi menguasai tubuh gue."

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang