10. Bersikap manis

11.5K 331 9
                                    

Pagi yang cerah telah datang menyambut pasangan suami istri yang baru saja membangun rumah tangganya itu.

"Pagi Barra?" sapa Aneska dengan tersenyum kearah Barra yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Bar, gue udah buatin lo nasi goreng nih. Lo mau coba?" Ujar Aneska sangat perhatian kepada Barra.

"Gak usah mendalami peran sebagai istri gue. Lo cuma tawanan gue Aneska Tamara."

Aneska mengerucutkan bibirnya. "Padahal gue cuma buatin sarapan. Kalo gak mau juga gapapa."

Barra menghela nafasnya pelan lalu bergegas ingin pergi menghiraukan Aneska.

"Eh.." cegah Aneska menarik jas kantor Barra dengan seenaknya.

"Lo—"

"Gue tau lo bakal nolak sarapan sama gue. Jadi gue buatin ini," Aneska mengambil kotak makan diatas meja makan itu dan diberikan kepad Barra.

Barra tidak kunjung menerimanya dengan kasar Aneska memaksanya. "Makan di kantor lo. Kalo lo sakit dan badan lo kurus nanti gue yang disalahin karena gak becus urus suami."

Barra mendesis dengan sangat kasar, mengapa tingkah Aneska seperti ini? Terlalu berlebihan.

"Barra?"

Barra menghentakan kakinya kesal, Aneska lagi dan lagi menahannya untuk pergi.

"Apalagi?" Kesalnya.

Aneska melihat Barra sejenak, lalu melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah Barra. Barra seketika terdiam kaku.

"Soal ucapan gue semalam, lo gak usah dengerin ya. Lo boleh kok siksa gue semau lo, karena emang gue salah. Tapi tolong bar, jangan bunuh gue. Gue harus hidup demi hakim." ucap Aneska seraya merapihkan dasi kerja milik Barra yang sepertinya miring dan tidak rapih.

"Udah," ucap Aneska tersenyum dihadapan Barra.

"Apanya?" Gugup Barra.

"Udah selesai, tadi dasi lo miring." ucap Aneska yang sepertinya mengalihkan pembicaraan sedaritadi.

Barra menghembuskan nafasnya berat, lalu bergegas pergi dari hadapan Aneska.

"Asslamualaikum!" Teriak Aneska karena laki-laki itu asal pergi saja tanpa berucap salam kepada istri.

"Sehat-sehat dek, ayah kamu selalu buat aku darah tinggi soalnya." tutur Aneska kepada janinnya.

****

"Hanin?"

"Iya pak Barra?"

"Hari ini kantin tutup ya? Kenapa saya kesana tidak ada yang jualan?" Tanya Barra kepada sekretarisnya di kantor.

Hanin melirik jam di ruangan Barra itu, waktu menunjukkan pukul 7 pagi. "Ini masih pagi pak Barra, kantin buka jam 8."

Barra menghembuskan nafasnya berat.

"Pak Barra belum sarapan ya?" Tegur Hanin dianggukan oleh Barra.

"Itu apaan pak?" Tanya Hanin kearah meja Barra yang terdapat kotak bekal milik Adira.

"Gak tau." jutek Barra.

Hanin mengulaskan senyumnya. "Pasti bekal dari istri baru ya?"

"Kamu mau? Nih untuk kamu." ucap Barra memberikan kotak bekal itu.

"Gak, ah, pak. Itu kan punya pak Barra. Tadi katanya pak Barra belum sarapan. Yaudah dimakan atuh." suruh Hanin dengan beraninya.

"Lagian ya pak nanti jam 9 ada meeting penting sama para investor. Kalo bapak gak fokus karena gak sarapan gimana?"

HELLO BARRA : MY BAD HUSBAND [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang