Enigma 16

2.3K 158 12
                                    

"Seharusnya kau mendengarkanku untuk ke kamarmu sayang, Pheromone-mu itu bisa menimbulkan masalah besar. Tapi aku sangat bahagia, akhirnya saat ini tiba dan aku akan membantumu."

"Tidak! Menjauh dariku!"

Seharusnya Yunho memberontak saat tubuhnya diangkat ke dalam gendongan orang itu, tapi seluruh kekuatannya seakan hilang dan membuatnya tidak bisa melakukan apapun selain pasrah saat orang itu membawanya masuk ke dalam kamar tidur Yunho sendiri.

Mingi dengan lembut menurunkan tubuh Yunho di atas ranjang, sementara Alpha di bawah kungkungannya itu terus saja mengerang dengan sekujur tubuhnya telah dipenuhi keringat.

"Tidak! Menjauh dariku!"

Yunho benar-benar berharap jika dirinya bisa menahan sentuhan Mingi di lehernya tapi tenaganya benar-benar hilang bahkan untuk sekedar mengangkat tangannya saja Yunho tidak mampu.

"Kau tahu, sayang? Kau hanya perlu menerima takdir yang diberikan Dewi Bulan padamu."

Yunho semakin mengerang karena Mingi berbicara tepat di dekat daun telingannya bahkan setelah menyelesaikan kalimat, Mingi langsung mengecupi telinga Yunho dengan tanpa jeda bergerak turun menciumi sepanjang garis lehernya.

"M-menjauh dariku Akhh!"

Yunho semakin tidak dapat menahan erangannya sendiri ketika merasakan pergerakan lidah Mingi yang berganti menjilati permukaan lehernya, kini Yunho merasa sekujur tubuhnya memanas dengan bagian bawahnya yang mulai terasa basah.

"Aku tahu kau juga menginginkannya, sayang."

Detik ini, Yunho merasa ingin berteriak dan menyingkirkan Mingi yang terus bergerak di atas tubuhnya, namun tidak ada yang bisa dia lakukan. Bahkan saat ini Mingi mulai melucuti satu per satu pakaian yang dikenakan Yunho, sedang dia hanya bisa pasrah mendapati tubuhnya terekspos tanpa sehelai benang pun yang menutupi.

"Look, how beautiful you are. And you are mine."

Kedua tangan Yunho terkepal di samping tubuhnya saat merasakan kecupan dan jilatan di lehernya perlahan turun hingga mendarat tepat di dadanya, tubuhnya tersentak begitu benda basah tak bertulang itu menyentuh puting yang sedari tadi telah menegang.

"H-hentikannh!"

"Berhenti? Apa kau menikmatinya, sayang?"

"Ahh mmhh"

Yunho dengan sekuat tenaga menahan suaranya untuk tidak keluar, dia mencoba menggigit bibirnya sedang bibir Mingi justru tengah menghisap putingnya dengan kuat membuat punggung Yunho spontan melengkung hingga dadanya semakin membusung saat gerakan mulut Mingi terus menghisap dan menjilati kedua putingnya secara bergantian.

Mulut Yunho terbuka tanpa mengeluarkan suara saat merasakan tangan Mingi yang bergerak menyentuh miliknya di bawah sana, memberikan pijatan lembut dengan sedikit meremasnya. Yunho menatap Mingi yang masih berada di atas tubuhnya dengan pandangan sayu, bahkan Yunho tidak bisa melakukan apapun saat Mingi menahan kedua tangannya yang terangkat di atas kepalanya hanya dengan satu tangan.

"Kau yakin ingin berhenti sayang Hm?
Tampaknya kau sangat menikmatinya."

"Lihatlah di bawah sini sudah semakin basah padahal aku belum melakukan apapun padamu, sayang."

Tubuh Yunho bergidik mendengar bisikan Mingi ditambah dengan suara beratnya yang entah kenapa malah membuat tubuh Yunho semakin terasa panas.

"Aku penasaran seketat apa milikmu di bawah sana"

"T-tidak tidak jangankhh-akhh!"

Ucapan Yunho terhenti ketika sesuatu memaksa masuk ke dalam lubang kenikmatannya, matanya sontak menatap Mingi dengan nyalang sedang kedua tangannya terkepal erat saat Mingi terus menggerakan masuk lebih dalam.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang